Hepatitis B: Mayoritas Ditularkan dari Ibu ke Anak, Bagaimana Pencegahannya?

Dipublikasikan 6 September 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Pernahkah Anda mendengar tentang hepatitis B? Penyakit hati serius ini menjadi perhatian global, dan di Indonesia, ada satu fakta penting yang perlu kita ketahui bersama: sebagian besar penularan hepatitis B terjadi dari ibu ke anak. Ya, Anda tidak salah baca. Transmisi ini, yang sering disebut transmisi vertikal, adalah penyebab utama tingginya kasus hepatitis B kronis di Tanah Air.

Hepatitis B: Mayoritas Ditularkan dari Ibu ke Anak, Bagaimana Pencegahannya?

Ilustrasi ini menggambarkan risiko penularan Hepatitis B dari ibu ke anak, sebuah fenomena yang mendominasi kasus di Indonesia dan menjadi fokus pencegahan utama.

Mungkin Anda bertanya-tanya, bagaimana bisa terjadi dan apa dampaknya? Lebih dari itu, apa yang bisa kita lakukan untuk mencegahnya? Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa hepatitis sebagian besar ditularkan ibu anak, mengenali gejalanya, dan berbagai langkah pencegahan yang sedang dan bisa kita lakukan, demi masa depan generasi penerus yang lebih sehat.

Mengapa Hepatitis B Dominan Ditularkan dari Ibu ke Anak?

Hepatitis B adalah infeksi hati yang disebabkan oleh Virus Hepatitis B (HBV). Ini bukan sekadar peradangan biasa; jika tidak ditangani, bisa berkembang menjadi kronis dan menyebabkan kerusakan hati yang parah, bahkan kanker hati. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan bahwa sekitar 7,1% atau setara 18 juta penduduk Indonesia mengidap hepatitis B. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan beban hepatitis terbesar di dunia.

Lalu, bagaimana penularan dari ibu ke anak ini terjadi? Proses ini disebut transmisi vertikal, di mana virus berpindah dari ibu yang terinfeksi ke bayinya. Momen kritis penularan bisa terjadi pada tiga fase:

  • Selama Kehamilan: Virus dapat menembus plasenta dan menginfeksi janin.
  • Saat Persalinan: Kontak langsung antara darah ibu dan bayi, terutama saat proses kelahiran, menjadi jalur penularan yang paling berisiko.
  • Setelah Kelahiran: Meskipun lebih jarang, penularan juga bisa terjadi melalui proses menyusui jika tidak ada intervensi.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr. Imran Pambudi, menegaskan bahwa hepatitis B di Indonesia sebagian besar ditularkan dari ibu ke anak, yang sangat memungkinkan terjadinya hepatitis B kronis pada bayi. Bayangkan, bayi yang terinfeksi virus hepatitis B memiliki risiko lebih dari 90-95% untuk berkembang menjadi infeksi kronis. Ini jauh berbeda dengan orang dewasa yang terinfeksi setelah usia 5 tahun, yang jarang mengalami infeksi kronis. Oleh karena itu, tidak heran jika transmisi vertikal ini menyumbang sekitar 50% dari beban penyakit hepatitis B secara global. Data Kemenkes tahun 2022 bahkan mencatat, dari 3,2 juta ibu hamil yang diperiksa, 50.744 di antaranya positif hepatitis B, dan 35.757 bayi yang lahir dari ibu positif tersebut juga mengidap hepatitis B. Ini adalah angka yang sangat mengkhawatirkan.

Mengenali Gejala Hepatitis B: Bukan Hanya pada Dewasa, Tapi Juga Anak

Seringkali, gejala hepatitis B pada awal infeksi tidak terlihat jelas, bahkan bisa tidak muncul sama sekali selama bertahun-tahun. Ini yang membuatnya menjadi “silent killer”. Namun, jika gejala muncul, Anda mungkin akan merasakan:

  • Kelemasan dan kelelahan berkepanjangan
  • Mual dan muntah
  • Tidak nafsu makan
  • Nyeri otot dan persendian
  • Demam ringan
  • Rasa tidak nyaman di area hati
  • Penyakit kuning (jaundice) pada mata atau kulit.

Pada anak-anak, terutama yang berusia di bawah 5 tahun, gejalanya bahkan lebih sulit dikenali karena seringkali tanpa gejala. Namun, jika ada, bisa berupa:

  • Kehilangan nafsu makan
  • Kelelahan
  • Urine berwarna gelap
  • Kulit gatal
  • Sakit perut
  • Diare

Jika infeksi ini tidak terdeteksi dan berkembang menjadi kronis, komplikasi serius menanti, seperti sirosis hati (pengerasan hati) dan kanker hati, yang bisa berujung pada gagal hati.

Upaya Pemerintah dan Masyarakat dalam Mencegah Penularan Hepatitis B

Melihat tingginya risiko penularan dari ibu ke anak, pemerintah dan berbagai pihak telah melakukan berbagai langkah pencegahan. Ini adalah berita baik, karena penularan hepatitis B dapat dicegah!

Deteksi Dini pada Ibu Hamil Adalah Kunci

Langkah paling krusial adalah deteksi dini. Setiap ibu hamil diimbau untuk segera melakukan tes hepatitis di fasilitas kesehatan. Pemeriksaan rutin HBsAg (hepatitis B surface antigen) pada semua ibu hamil adalah bagian dari program Kemenkes. Pada tahun 2022 saja, Kemenkes telah memeriksa lebih dari 3,2 juta ibu hamil di 489 kabupaten/kota.

Jika seorang ibu hamil terdiagnosis positif hepatitis B dengan kadar virus yang tinggi (viral load ≥200.000 IU/ml), Kemenkes memberikan obat antivirus Tenofovir disoproxil fumarate. Obat ini terbukti efektif mengurangi jumlah virus dan risiko penularan ke bayi. Pemberian obat ini sudah berjalan di 180 fasilitas kesehatan di 34 kabupaten/kota dan 17 provinsi, dengan harapan pada tahun 2029 semua kabupaten/kota dapat mengaksesnya.

Perlindungan Sejak Bayi Lahir: Vaksinasi dan Imunoglobulin

Bayi yang lahir dari ibu dengan hepatitis B juga mendapatkan perlindungan ekstra.

  • Vaksin Hepatitis B Dosis 1 (HB0): Bayi baru lahir harus segera mendapatkan vaksin hepatitis B dosis pertama dalam waktu 24 jam setelah lahir. Vaksin ini dilanjutkan sesuai program imunisasi nasional.
  • Imunoglobulin Hepatitis B (HBIg): Untuk bayi yang lahir dari ibu positif hepatitis B, pemberian HBIg dalam waktu 12 jam pertama setelah lahir sangat penting. HBIg memberikan kekebalan pasif yang cepat untuk melawan virus.

Menurut dr. M Alamsyah Aziz, dokter spesialis obstetri dan ginekologi, kombinasi deteksi dini ibu hamil, terapi antivirus pada ibu, serta imunisasi dan pemberian imunoglobulin pada bayi baru lahir dapat menurunkan risiko penularan hingga 95 persen.

Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Selain intervensi medis, penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) juga penting untuk mencegah penularan hepatitis B secara umum, misalnya:

  • Tidak berbagi barang pribadi seperti sikat gigi, pisau cukur, atau gunting kuku.
  • Memastikan alat medis, tato, atau tindik steril.
  • Melakukan uji saring infeksi menular lewat transfusi darah.

Pentingnya Kesadaran dan Peran Aktif Kita

Prof. David Handojo Muljono, Ketua Komite Ahli Hepatitis, mengungkapkan bahwa Indonesia adalah pionir di Asia dalam memberikan Tenofovir kepada ibu hamil dan melakukan pemeriksaan hepatitis gratis pada jutaan ibu hamil. Ini adalah prestasi yang patut diapresiasi.

Namun, upaya ini tidak akan maksimal tanpa peran aktif kita semua. Seperti yang disampaikan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, “Seluruh elemen masyarakat harus turut bersama untuk bergerak menghilangkan hambatan-hambatan tersebut.”

Mari kita tingkatkan kesadaran tentang hepatitis B dan risiko penularan dari ibu ke anak. Jika Anda seorang ibu hamil atau berencana hamil, jangan tunda untuk melakukan skrining hepatitis. Pastikan bayi Anda mendapatkan vaksinasi HB0 dan HBIg jika diperlukan. Berbagi informasi yang benar tentang hepatitis juga merupakan bentuk kepedulian kita terhadap kesehatan bersama.

Kesimpulan

Hepatitis B adalah ancaman serius, terutama karena hepatitis sebagian besar ditularkan ibu anak, yang berujung pada kondisi kronis pada bayi. Namun, dengan deteksi dini pada ibu hamil, pemberian obat antivirus yang tepat, serta vaksinasi dan imunoglobulin pada bayi, risiko penularan ini dapat diminimalkan secara drastis.

Pemerintah sudah bergerak, kini giliran kita sebagai masyarakat untuk berpartisipasi aktif. Jangan takut untuk memeriksakan diri, bertindak preventif, dan menyebarkan informasi yang akurat. Dengan kesadaran dan tindakan nyata, kita bisa melindungi keluarga dan generasi mendatang dari bahaya hepatitis B, menciptakan Indonesia yang lebih sehat dan bebas hepatitis.

FAQ

Tanya: Apa saja cara penularan hepatitis B dari ibu ke anak?
Jawab: Penularan dari ibu ke anak terjadi saat persalinan, di mana virus hepatitis B dapat berpindah melalui darah atau cairan tubuh ibu ke bayi.

Tanya: Bagaimana cara mencegah penularan hepatitis B dari ibu ke anak?
Jawab: Pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi hepatitis B pada bayi segera setelah lahir dan pemberian imunoglobulin hepatitis B (HBIG) jika diperlukan.

Tanya: Apa dampak jika bayi tertular hepatitis B dari ibunya?
Jawab: Bayi yang tertular hepatitis B dari ibunya berisiko tinggi mengalami infeksi kronis yang dapat menyebabkan kerusakan hati serius di kemudian hari.

Hepatitis B: Mayoritas Ditularkan dari Ibu ke Anak, Bagaimana Pencegahannya? - zekriansyah.com