Yogyakarta, zekriansyah.com – Pernahkah Anda membayangkan ada gunung berapi yang tersembunyi jauh di bawah laut, yang aktivitasnya bisa diprediksi layaknya jam? Kedengarannya seperti fiksi ilmiah, tapi ini adalah kenyataan yang sedang dihadapi para ilmuwan. Di lepas pantai Pasifik Barat Laut Amerika Serikat, sebuah gunung berapi bawah laut bernama Axial Seamount tengah menjadi sorotan utama. Para ahli memprediksi, gunung api ini bakal meletus tahun 2025 ini!
Axial Seamount, gunung berapi bawah laut paling aktif di lepas pantai AS, diprediksi akan meletus pada tahun 2025 berdasarkan data pemantauan ekstensif dan siklus letusannya yang teratur.
Mari kita selami lebih dalam mengapa fenomena ini begitu menarik, apa saja tanda-tandanya, dan mengapa meskipun tidak mengancam daratan, letusan ini sangat penting bagi ilmu pengetahuan. Artikel ini akan membawa Anda memahami salah satu keajaiban geologi bumi yang tersembunyi.
Axial Seamount: Si Paling Aktif yang Selalu Dipantau
Axial Seamount bukanlah gunung berapi biasa. Terletak sekitar 480 kilometer di sebelah barat Cannon Beach, Oregon, AS, dan berada di kedalaman sekitar 1.400 meter di bawah permukaan laut, gunung ini merupakan gunung berapi bawah laut paling aktif di Pasifik timur laut. Posisinya yang strategis di tepi Lempeng Juan de Fuca, lempeng tektonik kecil di sebelah Lempeng Pasifik, membuatnya sangat fluktuatif.
Yang membuat Axial Seamount begitu unik adalah “ritme” letusannya yang luar biasa teratur. Tercatat, gunung ini telah meletus pada tahun 1998, 2011, dan 2015. Pola konsisten inilah yang menjadikannya laboratorium alami ideal bagi para peneliti. Tak heran jika Axial Seamount dipilih sebagai lokasi observatorium gunung berapi bawah laut pertama di dunia. Berkat jaringan sensor, kamera, dan instrumen canggih yang terhubung dengan kabel serat optik sepanjang ratusan kilometer, para ilmuwan mendapatkan aliran data konstan tentang kondisinya. Bisa dibilang, Axial Seamount adalah salah satu bagian dasar laut yang paling banyak diamati di Bumi!
Tanda-Tanda “Pemanasan” Jelang Letusan 2025
Jadi, bagaimana para ilmuwan bisa begitu yakin bahwa Axial Seamount bakal meletus tahun 2025 ini? Jawabannya terletak pada pola perilaku yang teramati secara rutin. William Chadwick, seorang ahli geologi dari Oregon State University, menyamakan situasi ini seperti “panci presto yang hampir mencapai batasnya.”
Sejak akhir 2023, dan semakin intensif di pertengahan 2024, para peneliti telah mengamati beberapa tanda signifikan:
- Pembengkakan Dasar Laut (Inflasi): Dasar laut di sekitar Axial Seamount mulai terangkat atau membengkak karena akumulasi magma di bawah permukaan. Tingkat inflasi ini sudah mencapai 95% dari kondisi sebelum letusan 2015, bahkan pada pertengahan 2024 kecepatan pembengkakan mencapai 25 sentimeter per tahun di pusat kaldera.
- Peningkatan Aktivitas Seismik: Lonjakan gempa bumi kecil—bahkan lebih dari 500 gempa dalam beberapa hari—menunjukkan adanya pergerakan magma yang intens di dalam gunung.
- Data Real-time: Berkat pemantauan tanpa henti melalui instrumen canggih, para ilmuwan bisa melihat secara langsung bagaimana tekanan di dalam gunung berapi ini terus meningkat.
Berdasarkan tren ini, para ilmuwan memprediksi bahwa letusan besar kemungkinan akan terjadi “antara sekarang hingga akhir tahun 2025.”
Mengapa Gunung Berapi Bawah Laut Berbeda?
Mungkin Anda bertanya-tanya, apakah letusan gunung berapi bawah laut sama berbahayanya dengan gunung di darat? Dr. Isobel Yeo, vulkanolog kelautan, menjelaskan perbedaannya. Ketika magma bertemu air laut, reaksinya bisa sangat beragam tergantung kedalamannya.
- Pada kedalaman dangkal (beberapa ratus meter), interaksi magma dengan air bisa memicu ledakan eksplosif, mirip “menyiram air ke wajan panas yang berubah jadi uap.”
- Namun, untuk gunung berapi yang lebih dalam seperti Axial Seamount, tekanan air laut yang sangat besar justru meredam letusan. Magma yang keluar akan langsung mendingin dengan cepat, membentuk struktur unik yang disebut “lava bantal” (pillow lava). Letusan Axial Seamount diprediksi akan berupa aliran lava yang tenang, mirip letusan gunung berapi di Hawaii, bukan ledakan dahsyat.
Dampak dan Kekhawatiran: Amankah Manusia di Daratan?
Kabar baiknya, Anda tidak perlu khawatir berlebihan. Para ilmuwan memastikan bahwa manusia di daratan akan sepenuhnya aman dari letusan Axial Seamount. Risiko terjadinya tsunami besar juga sangat rendah, mengingat tipe letusan yang tidak eksplosif dan lokasi gunung yang bukan bagian dari Zona Subduksi Cascadia yang lebih berbahaya.
Namun, letusan ini tentu akan membawa dampak besar di dasar laut sekitarnya. Banjir lava dan puing-puing vulkanik akan melanda area tersebut. Kekhawatiran terbesar para ilmuwan adalah potensi kerusakan pada peralatan ilmiah yang sangat berharga yang telah mereka pasang. Kehilangan instrumen ini berarti hilangnya data dan penemuan penting. Selain itu, pemotongan dana penelitian oleh beberapa pihak di masa lalu juga menjadi ancaman bagi keberlanjutan proyek pemantauan yang vital ini.
Meski demikian, perlu diingat bahwa ada letusan gunung berapi bawah laut lain yang pernah memicu bencana besar, seperti letusan Hunga-Tonga Hunga-Ha’apai di Tonga pada 2022 yang menyebabkan tsunami di Samudra Pasifik dan memutus kabel internet bawah laut. Namun, kasus Axial Seamount ini memiliki karakteristik yang berbeda.
Pelajari lebih lanjut tentang letusan bawah laut di sini: letusan bawah laut.
Lebih dari Sekadar Letusan: Laboratorium Kehidupan dan Ilmu Pengetahuan
Di balik potensi letusannya, Axial Seamount adalah harta karun bagi dunia sains. Profesor Rika Anderson, seorang ahli biologi, melihat gunung ini sebagai laboratorium alami yang ideal untuk mempelajari bagaimana kehidupan berevolusi seiring dengan lingkungannya. “Kami menduga bahwa ventilasi hidrotermal kemungkinan merupakan lokasi bagi tahap-tahap awal asal usul kehidupan,” jelasnya. Di sana, Anda akan menemukan mikroba yang menyukai panas dan zat-zat seperti besi, belerang, dan emas—semua yang penting bagi kehidupan awal.
Selain itu, pemantauan gunung berapi bawah laut seperti Axial Seamount juga krusial untuk:
- Memahami Ekosistem Laut Dalam: Gunung-gunung ini menciptakan “oasis” di dasar laut dengan komunitas biologis yang luar biasa beragam. Informasi ini penting untuk pengambilan keputusan terkait aktivitas seperti penambangan laut dalam.
- Mengembangkan Prediksi Letusan: Dengan data real-time yang melimpah, ilmuwan berharap dapat menyempurnakan teknik prediksi letusan hingga hitungan jam sebelumnya, bahkan dengan bantuan kecerdasan buatan. Jika berhasil, ini bisa merevolusi cara kita memantau gunung berapi di seluruh dunia.
Para ilmuwan berharap dapat mengirim wahana submersible tak berawak untuk mengamati letusan ini secara langsung, sebuah kesempatan langka yang belum pernah disaksikan manusia sebelumnya.
Memandang Masa Depan dengan Pengetahuan
Gunung berapi bawah laut Axial Seamount yang bakal meletus tahun 2025 ini adalah pengingat akan dinamika luar biasa di planet kita. Meskipun tidak menimbulkan ancaman langsung bagi kita di daratan, aktivitasnya membuka jendela baru bagi pemahaman kita tentang Bumi, asal-usul kehidupan, dan ekosistem laut yang misterius.
Pekerjaan keras para ilmuwan dalam memantau dan memprediksi fenomena ini bukan hanya sekadar rasa ingin tahu, tetapi juga upaya untuk melindungi planet kita dan segala isinya. Dengan terus mendukung penelitian ilmiah, kita bisa semakin siap menghadapi berbagai tantangan alam dan mengungkap lebih banyak rahasia Bumi yang menakjubkan ini.
FAQ
Tanya: Apa itu Axial Seamount dan di mana lokasinya?
Jawab: Axial Seamount adalah gunung berapi bawah laut paling aktif di Pasifik timur laut, terletak sekitar 480 km di barat Cannon Beach, Oregon, AS, pada kedalaman sekitar 1.400 meter.
Tanya: Mengapa Axial Seamount diprediksi akan meletus pada tahun 2025?
Jawab: Para ahli memprediksi letusan berdasarkan pola aktivitasnya yang teratur, dengan catatan letusan sebelumnya terjadi pada tahun 1998, 2011, dan 2015.
Tanya: Apakah letusan Axial Seamount mengancam daratan?
Jawab: Tidak, karena lokasinya yang jauh di bawah laut, letusan Axial Seamount tidak secara langsung mengancam daratan.
Tanya: Mengapa letusan Axial Seamount penting bagi ilmu pengetahuan?
Jawab: Gunung berapi ini menjadi laboratorium alami ideal bagi para peneliti untuk mempelajari fenomena geologi bumi dan memahami aktivitas gunung berapi bawah laut.