Gerhana Bulan Total Malam Senin, 7 September 2025: Waktu dan Panduan Shalat Khusuf yang Disunnahkan

Dipublikasikan 3 September 2025 oleh admin
Pendidikan Dan Pengetahuan Umum

Yogyakarta, zekriansyah.com – Siap-siap menatap langit! Sebuah fenomena alam yang menakjubkan, gerhana bulan total, akan menghiasi langit Indonesia pada malam Senin, 7 September 2025. Peristiwa ini bukan hanya tontonan visual yang memukau, tetapi juga momen istimewa bagi umat Islam untuk semakin mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Gerhana Bulan Total Malam Senin, 7 September 2025: Waktu dan Panduan Shalat Khusuf yang Disunnahkan

Masyarakat Indonesia berkesempatan menyaksikan gerhana bulan total pada 7 September 2025, sekaligus menunaikan salat khusuf yang dianjurkan.

Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) telah mengonfirmasi bahwa seluruh wilayah Indonesia akan dapat menyaksikan langsung gerhana bulan total malam Senin ini. Bersamaan dengan itu, umat Islam sangat dianjurkan untuk melaksanakan shalat sunnah gerhana bulan, atau yang dikenal sebagai shalat khusuf al-qamar.

Artikel ini akan mengupas tuntas kapan persisnya fenomena ini terjadi, mengapa bulan bisa tampak begitu unik, serta panduan lengkap mengenai tata cara shalat gerhana bulan yang disunnahkan. Jadi, mari kita selami lebih dalam kebesaran alam semesta dan tuntunan ibadah di dalamnya!

Kapan Gerhana Bulan Total Ini Terjadi? Catat Jadwal Fasenya!

Peristiwa gerhana bulan total ini diperkirakan akan berlangsung pada Ahad malam, 7 September 2025, hingga dini hari Senin, 8 September 2025. Momen ini bertepatan dengan tanggal 15 Rabiul Awal 1447 H. Nah, untuk Anda yang ingin menyaksikannya dan menunaikan ibadah, penting untuk mengetahui jadwal fasenya.

Berikut adalah jadwal fase gerhana bulan total menurut data dari LF PBNU (waktu dalam WIB):

Fase Gerhana Bulan Total Waktu (WIB) Tanggal
Awal fase sebagian 23:27:01 7 September 2025
Awal fase total 00:30:40 8 September 2025
Puncak gerhana 01:11:43 8 September 2025
Akhir fase total 01:52:46 8 September 2025
Akhir fase sebagian 02:56:25 8 September 2025

Total durasi gerhana ini cukup panjang, yaitu sekitar 3 jam 29 menit 24 detik. Jadi, ada cukup waktu bagi kita untuk merenung dan beribadah. KH Sirril Wafa, Ketua LF PBNU, menegaskan bahwa karena Indonesia tercakup dalam wilayah gerhana, maka ini menjadi dasar kuat untuk melaksanakan shalat sunnah Gerhana Bulan.

Mengapa Bulan Terlihat Merah Saat Gerhana Total?

Saat gerhana bulan total terjadi, seringkali kita melihat bulan berubah warna menjadi kemerahan. Fenomena ini bukan karena bulan mengeluarkan cahaya sendiri, melainkan disebabkan oleh cara kerja Matahari, Bumi, dan Bulan.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa gerhana bulan terjadi ketika posisi Matahari, Bumi, dan Bulan berada dalam satu garis lurus yang sejajar. Akibatnya, Bumi menghalangi cahaya Matahari sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan.

Nah, warna merah yang tampak pada bulan itu disebabkan oleh apa yang disebut “hamburan Rayleigh” di atmosfer Bumi. Bayangkan saja, cahaya Matahari yang melewati atmosfer Bumi akan terhambur. Cahaya dengan panjang gelombang pendek, seperti biru, akan tersebar lebih banyak. Sementara itu, cahaya dengan panjang gelombang lebih panjang, seperti merah, akan “lolos” dan mencapai permukaan Bulan. Inilah yang membuat Bulan terlihat seolah-olah berwarna merah darah, terutama jika langit sedang cerah. Sungguh pemandangan yang menakjubkan!

Pentingnya Shalat Gerhana Bulan (Khusuf Al-Qamar)

Dalam ajaran Islam, fenomena alam seperti gerhana bulan bukan sekadar kejadian biasa. Ia adalah salah satu tanda kebesaran Allah SWT yang mengajak kita untuk merenung dan meningkatkan keimanan. Oleh karena itu, saat terjadi gerhana bulan total malam Senin nanti, umat Islam sangat dianjurkan untuk melaksanakan ibadah khusus.

Hukum dan Anjuran dalam Islam

Shalat gerhana bulan (shalat khusuf al-qamar) hukumnya adalah sunnah muakkadah, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan. Ini adalah kesepakatan para ulama. Rasulullah SAW sendiri telah memberikan tuntunan mengenai hal ini.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, shalatlah dan bersedekahlah.”

Hadits ini jelas menunjukkan bahwa ketika kita menyaksikan gerhana, ada beberapa amalan yang dianjurkan, dan salah satunya adalah shalat.

Kapan Shalat Gerhana Disunnahkan?

Penting untuk diingat, shalat gerhana disunnahkan apabila gerhana tersebut kasat mata, artinya terlihat dengan jelas menggelapnya bagian bulan. Ini berbeda dengan gerhana bulan penumbra, di mana bulan hanya terlihat sedikit lebih redup dan samar-samar, sehingga tidak disunnahkan shalat khusuf.

Karena gerhana bulan total malam Senin pada 7-8 September 2025 ini adalah jenis gerhana total yang kasat mata, maka anjuran untuk melaksanakan shalat gerhana sangat kuat. Anda bisa melaksanakannya sejak awal gerhana hingga fase akhir.

Panduan Lengkap Tata Cara Shalat Gerhana Bulan

Nah, sekarang mari kita bahas bagaimana tata cara shalat gerhana bulan yang benar. Shalat ini memang memiliki sedikit perbedaan dengan shalat sunnah biasa, terutama pada jumlah ruku’ dan sujud dalam setiap rakaatnya. Shalat ini bisa dilakukan secara berjamaah di masjid atau musholla, maupun secara sendiri (munfarid).

Niat Shalat Khusuf

Niat adalah kunci sahnya ibadah. Berikut adalah niat yang bisa Anda lafalkan (atau cukup dalam hati):

  • Untuk berjamaah (sebagai imam/makmum):
    أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامً/مَأمُومًا لله تَعَالَى
    Ushallî sunnatal khusûf rak’ataini imâman/makmûman lillâhi ta’âlâ.
    Artinya: “Saya shalat sunnah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT.”

  • Untuk sendiri:
    أُصَلَّى السُنَّةَ لِحُسُوْفِ الْقَمَرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلَّهِ تَعَالَى
    Ushalla sunnatal khusufil qamari rak’ataini mustaqbilal qiblati lillahita’ala.
    Artinya: “Saya niat shalat sunnah gerhana bulan dua rakaat menghadap kiblat karena Allah SWT.”

Langkah-langkah Pelaksanaan Shalat Gerhana Bulan

Berikut adalah urutan langkah-langkah shalat gerhana bulan yang disunnahkan:

  1. Niat di dalam hati saat takbiratul ihram.
  2. Takbiratul Ihram, seperti shalat biasa.
  3. Membaca doa iftitah dan ta’awudz.
  4. Membaca surat Al-Fatihah, dilanjutkan dengan membaca surat yang panjang (misalnya Al-Baqarah) dengan suara dikeraskan (jahr).
  5. Ruku’ pertama dengan memanjangkan bacaan ruku’.
  6. Bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan “Sami’allahu Liman Hamidah, Rabbana Wa Lakal Hamd”.
  7. Tidak langsung sujud, tetapi dilanjutkan dengan membaca kembali surat Al-Fatihah dan surat Al-Qur’an lainnya (yang lebih pendek dari bacaan pertama).
  8. Ruku’ kedua (yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ pertama).
  9. Bangkit dari ruku’ (i’tidal).
  10. Sujud pertama yang panjangnya setara dengan ruku’, lalu duduk di antara dua sujud, kemudian sujud kedua.
  11. Bangkit dari sujud, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan tata cara yang sama seperti rakaat pertama, hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.
  12. Tasyahud akhir.
  13. Mengakhiri shalat dengan salam.

Setelah Shalat: Khutbah dan Amalan Lainnya

Setelah selesai melaksanakan shalat gerhana bulan, disunnahkan bagi imam (jika berjamaah) untuk menyampaikan khutbah kepada para jamaah. Khutbah ini berisi anjuran untuk berzikir, berdoa, beristighfar, bertaubat, bersedekah, dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.

Selain shalat, ada beberapa amalan sunnah lain yang sangat dianjurkan saat terjadi gerhana:

  • Memperbanyak zikir, doa, dan istighfar. Ini adalah momen baik untuk memohon ampunan dan perlindungan Allah.
  • Bertaubat dari segala dosa dan kesalahan.
  • Bersedekah sebagai bentuk rasa syukur dan kepedulian sosial.
  • Membaca Al-Qur’an dan memperbanyak shalawat.

Panggilan untuk shalat gerhana biasanya menggunakan seruan “Asshalaatu Jaami’ah” (mari kita lakukan shalat berjamaah), tanpa adzan atau iqamah.

Merenungi Kebesaran Allah Lewat Fenomena Gerhana

Gerhana bulan total malam Senin ini adalah pengingat akan dahsyatnya kuasa Allah SWT. Peristiwa ini bukan hanya sekadar tontonan, melainkan juga kesempatan emas untuk kita berefleksi, merenungi ciptaan-Nya, dan memperbaharui komitmen spiritual kita.

Momen ini mengajak kita untuk hadirkan rasa takut kepada Allah, mengingat tanda-tanda hari kiamat, dan menyadari bahwa segala sesuatu di alam semesta bergerak atas kehendak-Nya. Dengan menunaikan shalat khusuf dan memperbanyak amal kebajikan, kita berharap mendapatkan rahmat dan ampunan dari Allah SWT.

Kesimpulan

Gerhana bulan total malam Senin, 7 September 2025, adalah fenomena langka yang akan terlihat di seluruh Indonesia. Ini adalah kesempatan berharga bagi umat Islam untuk melaksanakan shalat sunnah gerhana bulan (khusuf al-qamar), yang hukumnya sunnah muakkadah. Jangan lupa catat jadwal fasenya, terutama waktu puncak gerhana pada 8 September 2025 pukul 01:11:43 WIB.

Mari kita manfaatkan momen istimewa ini untuk meningkatkan keimanan, memperbanyak zikir, doa, istighfar, dan sedekah. Semoga kita semua senantiasa berada dalam lindungan dan rahmat Allah SWT. Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan keindahan ciptaan-Nya sekaligus menunaikan ibadah yang dianjurkan!

FAQ

Tanya: Kapan waktu pasti gerhana bulan total di Indonesia pada tanggal 7 September 2025?
Jawab: Gerhana bulan total diperkirakan berlangsung dari Ahad malam, 7 September 2025, hingga dini hari Senin, 8 September 2025, bertepatan dengan 15 Rabiul Awal 1447 H.

Tanya: Mengapa umat Islam dianjurkan melaksanakan shalat khusuf saat gerhana bulan?
Jawab: Shalat khusuf disunnahkan sebagai bentuk ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan sebagai pengingat atas kebesaran ciptaan-Nya.

Tanya: Apa saja fase-fase gerhana bulan total yang akan terjadi?
Jawab: Artikel ini akan mengupas tuntas jadwal fase gerhana bulan total menurut data dari LF PBNU, namun detailnya belum lengkap di bagian yang diberikan.