Yogyakarta, zekriansyah.com – Setelah berpekan-pekan merasakan sengatan gelombang panas ekstrem, kini sebagian besar wilayah Inggris Raya dan Eropa akhirnya bisa bernapas lega. Udara yang lebih sejuk mulai menyelimuti, membawa serta hujan di beberapa area. Ini tentu jadi kabar baik bagi banyak orang yang sudah kepayahan menghadapi suhu tinggi yang memecahkan rekor.
Ilustrasi: Langit Eropa kini berawan, membawa kesejukan dan rintik hujan setelah terik gelombang panas yang memecahkan rekor.
Artikel ini akan membahas tuntas bagaimana gelombang panas ini berakhir, dampak yang ditimbulkannya, serta apa yang bisa kita harapkan dari cuaca ke depan. Jadi, tetaplah membaca untuk mengetahui informasi penting ini!
Gelombang Panas Berakhir, Rekor Suhu Terpecahkan di Inggris dan Eropa
Gelombang panas kali ini benar-benar menguji ketahanan banyak negara di Eropa dan Inggris. Juni 2025 tercatat sebagai bulan Juni terpanas di Inggris, bahkan Inggris Raya secara keseluruhan mengalami bulan Juni terpanas kedua sejak pencatatan dimulai pada tahun 1884.
Bagaimana tidak, pada Selasa (1/7/2025) lalu, London mencatat suhu tertinggi tahun ini di Inggris, mencapai 34,7 derajat Celsius di St James’s Park. Angka ini memecahkan rekor sebelumnya di tahun yang sama. Di daratan Eropa, situasinya tak kalah ekstrem. Paris sempat menyentuh 40 derajat Celsius, sementara Frankfurt di Jerman juga mencapai puncaknya di 40 derajat Celsius. Rekor serupa juga terpecahkan di Portugal, Spanyol, dan Belanda.
Gelombang panas ini bukan hanya soal angka di termometer, tapi juga membawa dampak serius:
- Kesehatan: Para ahli menyebut panas ekstrem sebagai “pembunuh senyap” karena bisa menyebabkan dehidrasi, kram otot, sakit kepala, mual, hingga heatstroke yang berujung kematian. Sayangnya, beberapa kasus kematian terkait panas dilaporkan di Prancis (2 orang), Spanyol (1 anak), dan Italia (2 orang di Sardinia).
- Infrastruktur: Panas berlebih membuat rel kereta di Inggris harus mengurangi kecepatan, sekitar 2.200 sekolah di Prancis terpaksa ditutup (meski kini sebagian besar sudah buka), dan puncak Menara Eiffel ditutup sementara untuk pengunjung.
- Ekonomi: Gelombang panas juga memukul sektor bisnis. Saham perusahaan roti Inggris, Greggs Plc, sempat anjlok karena orang enggan keluar rumah. Di Italia, sapi-sapi bahkan dilaporkan menghasilkan susu 10% lebih sedikit akibat stres panas.
- Bencana Alam: Kebakaran hutan marak terjadi di Turki, Yunani, Prancis, Portugal, hingga Skotlandia akibat kondisi kering dan panas.
Udara Dingin Menyapa, Hujan dan Suhu Nyaman Kembali di Sebagian Wilayah
Kini, angin segar dari Samudra Atlantik membawa perubahan yang signifikan. Udara lebih sejuk dan nyaman mulai terasa di sebagian besar Inggris dan Eropa Barat.
- Penurunan Suhu Drastis: Paris yang semula 40 derajat Celsius, diprediksi turun menjadi 35 derajat Celsius pada Rabu dan 28 derajat Celsius pada Kamis. Frankfurt juga akan anjlok ke 27 derajat Celsius pada Kamis. Di Inggris, suhu akan berkisar antara 16 hingga 26 derajat Celsius, jauh lebih nyaman.
- Hujan dan Badai: Beberapa wilayah, seperti tenggara Skotlandia dan timur laut Inggris, telah dikeluarkan peringatan cuaca kuning untuk hujan lebat dan badai petir. Hujan ini diharapkan membawa kelegaan, meskipun berpotensi menyebabkan gangguan perjalanan dan banjir lokal.
- Kondisi Kekeringan: Meski ada hujan, beberapa daerah seperti Yorkshire dan Inggris Barat Laut masih menghadapi kekeringan. Dua pertiga aliran sungai di Inggris masih di bawah batas normal untuk waktu ini. Namun, hujan yang datang diharapkan membantu kondisi ini, terutama di barat laut Inggris.
- Pergerakan Udara: Penurunan suhu ini disebabkan oleh “front dingin” yang bergerak masuk dari barat laut, membawa massa udara Atlantik yang lebih segar dan lembap, menggantikan udara panas dan kering yang sebelumnya “terjebak” di atas Eropa.
Bukan Akhir Segala-galanya: Ancaman Gelombang Panas Susulan dan Peran Perubahan Iklim
Meskipun udara sejuk kini menyapa, bukan berarti kita bisa sepenuhnya lengah. Para ahli memperingatkan bahwa gelombang panas mungkin akan kembali.
Prakiraan cuaca menunjukkan bahwa suhu panas dapat kembali di pertengahan Juli. Beberapa model bahkan memprediksi Inggris bisa mencapai 36 derajat Celsius lagi sekitar tanggal 14 Juli, terutama di sekitar London dan Southampton. Ini menegaskan bahwa periode dingin yang kita rasakan saat ini bisa jadi hanya bersifat sementara.
Para ilmuwan dan organisasi meteorologi dunia (WMO) berulang kali menekankan bahwa gelombang panas ekstrem seperti ini akan menjadi “normal baru” di masa depan.
“Panas ekstrem adalah ‘pembunuh senyap’ yang seringkali tidak tercermin dalam statistik resmi kematian,” ujar Clare Nullis, juru bicara Organisasi Meteorologi Dunia (WMO). “Setiap kematian akibat panas adalah tidak perlu: kita punya pengetahuan, kita punya alat; kita bisa menyelamatkan nyawa.”
Peningkatan frekuensi dan intensitas gelombang panas ini adalah dampak nyata dari perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia, terutama pembakaran bahan bakar fosil.
Untuk itu, penting bagi kita untuk terus beradaptasi dan mengambil langkah pencegahan:
- Tetap Terhidrasi: Minum banyak air, bahkan saat tidak merasa haus.
- Lindungi Diri dari Matahari: Hindari berada di luar ruangan saat puncak panas, gunakan topi lebar dan tabir surya.
- Jaga Rumah Tetap Sejuk: Tutup tirai atau gorden untuk menghalangi panas matahari, gunakan kipas angin, dan pastikan sirkulasi udara baik. Jika memungkinkan, gunakan pendingin ruangan.
- Manfaatkan Fasilitas Umum: Jika tidak memiliki AC, pusat pendingin publik seperti perpustakaan atau mal bisa menjadi pilihan.
Kesimpulan
Gelombang panas ekstrem yang melanda Inggris dan sebagian besar Eropa kini telah mereda, membawa kelegaan bagi banyak warga. Suhu yang lebih sejuk dan hujan yang mengguyur adalah kabar baik, namun kita perlu menyadari bahwa ini mungkin bukan akhir dari tantangan cuaca ekstrem.
Dengan potensi kembalinya gelombang panas di pertengahan bulan dan kenyataan bahwa perubahan iklim menjadikan panas ekstrem sebagai “normal baru”, penting bagi kita untuk tetap waspada dan terus beradaptasi. Mari kita jaga kesehatan dan lingkungan, agar kita semua bisa menghadapi tantangan cuaca di masa depan dengan lebih baik.