Yogyakarta, zekriansyah.com – Sejak kedatangannya di tim Gresini, performa Marc Marquez di lintasan MotoGP seolah menyihir banyak pasang mata. Pembalap berjuluk ‘The Alien’ ini tampil begitu impresif, bahkan melebihi ekspektasi banyak pihak, termasuk Ducati sendiri. Kegemilangannya memicu sebuah pertanyaan besar yang kini jadi perbincangan hangat: apakah Ducati bukan tim pemenang tanpa Marc Marquez?
Pengamat MotoGP soroti peran krusial Marc Marquez di balik dominasi Ducati, memicu perdebatan apakah performa motor pabrikan Borgo Panigale bergantung pada kehebatan sang pembalap Spanyol.
Mari kita bedah pandangan para pengamat dan orang-orang terdekat di balik layar MotoGP untuk memahami seberapa besar dampak Marquez pada dominasi Ducati saat ini. Artikel ini akan mengajak Anda menyelami analisis mendalam tentang fenomena Marquez dan pengaruhnya terhadap pabrikan asal Italia tersebut.
Carlo Pernat: Sang Alien Adalah Kunci Dominasi Ducati
Salah satu suara yang paling lantang menyuarakan pandangannya adalah Carlo Pernat, seorang pengamat MotoGP kawakan. Menurut Pernat, Ducati memang menjadi kekuatan dominan di MotoGP, namun dominasi itu kini hanya bertumpu pada satu nama: Marc Marquez. Pernat bahkan blak-blakan mengatakan bahwa Ducati harus berterima kasih kepada sang Alien.
“Tanpa dia (Marc) Ducati kehilangan arah, dan harus berjuang untuk mendapatkan poin,” kata Pernat, seperti dilansir dari GPOne.com. Ia juga menambahkan, “Dia lah yang membuat perbedaan, bukan cuma dari motornya. Tekad, bakat, dan kemampuannya membaca situasi saat balapan, tak ada yang bisa menandinginya.”
Pernat bahkan berani menyebut bahwa motor Ducati Desmosedici GP25 sebenarnya tidak lebih baik dari versi sebelumnya. Namun, berkat keahlian Marquez, motor tersebut mampu dijinakkan hingga membawanya ke puncak klasemen. Dominasi Ducati yang biasanya terlihat dari banyaknya pembalap di podium kini seolah memudar, dengan pabrikan lain seperti Aprilia dan KTM mulai mengambil alih posisi tersebut.
Mengapa Pecco Bagnaia Terpuruk?
Pernat juga menyoroti performa Pecco Bagnaia yang mengalami penurunan drastis. Ia mengkritik murid Valentino Rossi itu sudah kehilangan kepercayaan diri. “Ia menunjuk-nunjuk dengan tangannya, ia marah, tapi ia pun tak bisa menemukan solusi,” ujarnya. Hal ini semakin memperkuat anggapan bahwa Marquez adalah penyelamat Ducati di musim ini.
Merekrut Marquez adalah langkah jenius dari Ducati. Ia bukan hanya seorang pembalap, melainkan sebuah fenomena yang mampu melampaui kemampuan motor itu sendiri. “Tanpa Marc, Ducati hanya akan menjadi tim yang bagus, bukan mesin pemenang,” pungkas Pernat.
Marco Rigamonti: Marquez Adalah Pembalap yang ‘Lengkap’
Tidak hanya pengamat, orang-orang yang bekerja langsung dengan Marquez juga mengungkapkan kekaguman mereka. Marco Rigamonti, insinyur senior Ducati yang dipercaya menjadi kepala kru Marc Marquez untuk musim 2025, memiliki pandangan serupa. Rigamonti diminta memilih satu kata untuk menggambarkan Marquez, dan jawabannya adalah: “Lengkap.”
Rigamonti menjelaskan apa yang membuat Marquez berbeda dari pembalap lain yang pernah ia tangani. “Tentu saja Marquez hari ini berbeda dengan Marquez tahun-tahun sebelumnya, dengan pengalaman yang dimilikinya saat ini dan sangat mampu membantu kepala kru,” jelasnya. Marquez bukan hanya sekadar pembalap cepat, ia adalah pembalap yang sangat memahami motornya.
“Dia mengerti semua yang terjadi pada motor. Dia bukan pembalap dengan melaju cepat tanpa tahu kenapa. Dia tahu mengapa dia melaju cepat dan mengerti apa yang dapat dia lakukan untuk membantu membuatnya terasa lebih baik,” tambah Rigamonti.
Sisi Humanis Sang Juara Dunia
Di balik kegarangan dan ambisinya di lintasan, Rigamonti juga menemukan sisi mengejutkan dari Marc Marquez. Meski memiliki segudang prestasi dan delapan gelar juara dunia, Marquez tetap dikenal dengan sikapnya yang membumi dan rendah hati. “Semua orang sudah tahu soal prestasi dan kemampuan balapnya, tapi dari sisi manusia dia benar-benar luar biasa. Ia tersenyum, bercanda dengan kami, menyapa semua orang, mengucapkan terima kasih, bahkan meminta maaf,” ujarnya. Kualitas ini membuat tim bisa bekerja dengan tenang dan bahagia.
Awal Mula dan Kebijakan Ducati
Sebelumnya, pada MotoGP 2024, Marc Marquez membalap untuk tim satelit Gresini Racing. Bos Ducati, Gigi Dall’Igna, mengungkapkan bahwa mereka senang dengan kehadiran Marquez, namun tidak langsung merekrutnya ke tim pabrikan karena struktur tim sudah terisi oleh Francesco Bagnaia dan Enea Bastianini.
Namun, Sporting Director Ducati Corse, Paolo Ciabatti, tidak menutup kemungkinan Marquez menjadi kandidat untuk tim pabrikan Ducati Lenovo di musim 2025, asalkan ada kompromi soal gaji. Ini menunjukkan bahwa Ducati menyadari potensi besar Marquez.
Menariknya, Ducati juga telah menyatakan bahwa mereka telah meninggalkan gaya “tim order” yang kontroversial. Artinya, setiap pembalap di bawah naungan Ducati memiliki kesempatan yang sama untuk bersaing memperebutkan gelar juara dunia. Jika Marc Marquez, Pecco Bagnaia, atau Jorge Martin menjadi juara, Ducati tetap diuntungkan.
Kesimpulan: Fenomena Marquez Tak Terbantahkan
Dari berbagai pandangan di atas, sangat jelas bahwa Marc Marquez telah membawa angin segar dan performa luar biasa bagi Ducati. Meskipun ada perdebatan tentang apakah Ducati bukan tim pemenang tanpa Marc Marquez, fakta di lapangan menunjukkan bahwa kehadiran dan performa Marquez telah mengangkat standar dan memberikan keunggulan kompetitif yang signifikan bagi pabrikan asal Italia ini.
Kemampuan Marquez yang “lengkap”, pemahamannya yang mendalam terhadap motor, serta tekadnya yang tak tergoyahkan, memang membuatnya menjadi pembalap yang istimewa. Tidak heran jika banyak yang berpendapat bahwa saat ini, dialah yang menjadi motor utama di balik setiap kemenangan Ducati. Kita tunggu saja bagaimana perjalanan sang Alien selanjutnya!