Yogyakarta, zekriansyah.com – Dunia sepak bola dihebohkan dengan kabar besar dari bursa transfer Liga Inggris. Gianluigi Donnarumma, kiper andalan timnas Italia, kini resmi berseragam Manchester City. Kedatangannya ke Etihad Stadium bukan hanya sekadar transfer pemain, melainkan juga membawa sebuah misi besar: Donnarumma siap perbaiki kekurangan agar bisa cocok gaya main ala Pep Guardiola. Artikel ini akan mengupas tuntas tantangan dan komitmen Donnarumma untuk beradaptasi di salah satu klub terbaik dunia.
Gianluigi Donnarumma beradaptasi dengan gaya bermain Pep Guardiola, fokus pada distribusi bola untuk memenuhi standar Manchester City.
Mengapa Donnarumma Harus Berubah? Filosofi Guardiola dan Gaya Kiper Modern
Pep Guardiola dikenal dengan filosofi sepak bolanya yang unik, di mana setiap pemain, termasuk penjaga gawang, memiliki peran krusial dalam membangun serangan dari belakang. Ini menuntut seorang kiper tidak hanya piawai melakukan penyelamatan, tetapi juga memiliki kemampuan distribusi bola yang istimewa dengan kedua kakinya.
Sebelum Donnarumma, gawang Manchester City dijaga oleh Ederson, yang selama tujuh musim menjadi pionir kiper modern di Liga Inggris. Ederson tak hanya jago dalam menghentikan tembakan, tetapi juga ahli dalam mengirimkan umpan-umpan jarak jauh yang akurat, bahkan tercatat menghasilkan tujuh assist di Premier League. Standar inilah yang kini harus dikejar oleh Donnarumma.
Sebaliknya, Donnarumma, meski diakui sebagai salah satu shot-stopper terbaik di dunia dengan persentase penyelamatan yang mengesankan (74,94% sejak 2021), kerap disorot karena kurang nyaman memainkan bola dengan kakinya. Aspek ini pula yang menjadi salah satu alasan utama ia tersisih dari Paris Saint-Germain (PSG) di bawah Luis Enrique.
Perpisahan Penuh Drama dengan PSG
Kepergian Donnarumma dari PSG memang cukup dramatis. Pelatih Luis Enrique secara terang-terangan mencari kiper dengan profil yang berbeda, yang lebih cakap dalam build-up play. Donnarumma sendiri mengungkapkan kekecewaannya di media sosial, merasa tidak lagi dianggap sebagai bagian dari tim, meskipun ia bangga dengan kontribusinya selama empat tahun, termasuk membawa PSG juara Liga Champions dan meraih treble domestik musim lalu.
Komitmen Donnarumma: “Saya Akan Berusaha Meningkatkannya”
Meskipun menghadapi keraguan dari berbagai pihak, Gianluigi Donnarumma menunjukkan mental seorang juara. Ia menyadari tantangan besar yang ada di depan mata dan siap mengasah kemampuannya agar bisa beradaptasi penuh dengan gaya main Guardiola.
Dalam pernyataannya, Donnarumma menegaskan komitmennya:
“Sejak saya mulai bermain di usia 16 tahun sampai sekarang, saya selalu melakukan sesuatu yang hebat. Kesalahan akan selalu ada. Tapi saya percaya saya sudah meraih hal-hal yang hebat,” ujar Donnarumma.
“Saya selalu mencoba membantu tim dan melakukan apa yang pelatih minta. Saya lakukan semuanya, Anda selalu bisa lebih baik dalam segalanya, tapi terkait apa yang pelatih minta dari saya, saya mencoba memperbaikinya,” tambahnya.
Rasa bangga karena sangat diinginkan oleh Pep Guardiola dan Manchester City juga menjadi motivasi besar baginya. Ia yakin, “bersama Guardiola kerja kami akan luar biasa.”
Reaksi Publik dan Harapan di Etihad
Kedatangan Donnarumma ke City memicu beragam reaksi dari publik dan para pengamat sepak bola. Ada yang optimis dengan potensi besar kiper muda ini, namun ada pula yang skeptis terhadap kemampuannya beradaptasi dengan sistem Guardiola yang unik.
Pengamat City, Steven McInerney, misalnya, sangat percaya pada Donnarumma. Menurutnya, kiper berusia 26 tahun ini terlalu hebat untuk gagal. Ia telah membuktikan kapasitasnya dengan menjuarai Euro 2021 bersama timnas Italia, meraih treble domestik dan Liga Champions bersama PSG, serta memenangi Yashin Award sebagai kiper terbaik dunia. McInerney bahkan menyiratkan bahwa Guardiola pasti sudah memiliki solusi, entah itu mengubah sedikit taktik menjadi lebih direct atau memanfaatkan pemain lain untuk duel bola kedua.
Namun, legenda Manchester United, Paul Scholes, menyatakan keraguan. Ia menganggap transfer ini “agak aneh” karena Donnarumma dinilai kurang piawai dalam distribusi bola, sesuatu yang sangat fundamental bagi kiper di sistem Guardiola.
Kesimpulan
Transfer Gianluigi Donnarumma ke Manchester City adalah salah satu kisah paling menarik di bursa transfer musim panas ini. Dengan reputasi sebagai shot-stopper kelas dunia dan segudang trofi, ia kini dihadapkan pada ujian adaptasi yang sesungguhnya di bawah arahan Pep Guardiola.
Komitmennya untuk perbaiki kekurangan dan cocok gaya main Pep Guardiola menunjukkan mental juara sejati. Hanya waktu yang akan membuktikan apakah kiper Italia ini mampu menyempurnakan permainannya dan menjadi pilar baru di bawah mistar gawang The Citizens. Satu hal yang pasti, perjalanan Donnarumma di Liga Inggris akan sangat patut disimak!
FAQ
Tanya: Apa saja kekurangan Gianluigi Donnarumma yang perlu diperbaiki untuk gaya main Pep Guardiola?
Jawab: Donnarumma perlu meningkatkan kemampuan distribusi bola dengan kedua kakinya agar sesuai dengan filosofi Pep Guardiola yang mengutamakan pembangunan serangan dari belakang.
Tanya: Bagaimana gaya bermain Pep Guardiola terhadap kiper di Manchester City?
Jawab: Pep Guardiola menuntut kiper tidak hanya piawai dalam penyelamatan, tetapi juga memiliki kemampuan distribusi bola yang istimewa untuk terlibat dalam membangun serangan.
Tanya: Siapa kiper Manchester City sebelumnya yang menjadi tolok ukur gaya kiper modern di bawah Guardiola?
Jawab: Ederson Moraes adalah kiper Manchester City sebelumnya yang menjadi tolok ukur gaya kiper modern di bawah kepelatihan Pep Guardiola.