Dokter Tegas Bantah Vaksinasi Campak Sebabkan Kecacatan pada Anak: Ini Fakta Ilmiahnya!

Dipublikasikan 27 Agustus 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Belakangan ini, di tengah riuhnya informasi yang beredar di media sosial, muncul sebuah anggapan yang cukup meresahkan banyak orang tua: bahwa vaksinasi campak bisa menyebabkan kecacatan pada anak. Tentu saja, kabar ini langsung menjadi perhatian, apalagi bagi kita yang selalu ingin memberikan perlindungan terbaik untuk buah hati. Namun, jangan khawatir dulu! Para ahli medis, khususnya dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), telah memberikan bantahan tegas dan penjelasan gamblang mengenai isu ini. Mari kita bedah fakta sebenarnya agar kita tidak mudah termakan hoaks.

Dokter Tegas Bantah Vaksinasi Campak Sebabkan Kecacatan pada Anak: Ini Fakta Ilmiahnya!

Dokter IDAI tegaskan vaksin campak aman dan tidak sebabkan kecacatan, bantah isu sesat dengan fakta ilmiah teruji.

Menepis Hoaks: Vaksin Campak Tidak Menyebabkan Kecacatan

Guru Besar Fakultas Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat Universitas Lambung Mangkurat, Prof. Dr. dr. Edi Hartoyo, Sp.A, Subs.IPT(K), yang juga menjabat Ketua Unit Kerja Koordinasi Infeksi Penyakit Tropik IDAI, dengan tegas membantah anggapan tersebut. “Tidak benar (vaksinasi campak) menimbulkan kecacatan,” kata Prof. Edi. Pernyataan ini didasarkan pada penelitian dan uji klinis yang ketat selama bertahun-tahun.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai dokter dan tegas, kunjungi: dokter dan tegas.

Penjelasan dari Ahli Medis Terkemuka

Lalu, bagaimana cara kerja vaksin campak sehingga aman bagi anak-anak? Prof. Edi menjelaskan bahwa vaksin ini berisi virus campak yang sudah dilemahkan. Ibaratnya, virus ini sudah “dilatih” agar tidak memiliki kemampuan untuk menyebabkan infeksi berat pada orang yang divaksin.

Justru sebaliknya, virus yang dilemahkan ini berfungsi merangsang sistem kekebalan tubuh kita untuk membentuk pertahanan terhadap penyakit campak. “Jadi, risiko terhadap aktivasi (penyakit) sangat kecil karena virus dilemahkan, otomatis ia tidak virulen, tidak bisa menyebabkan rangsangan penyakit pada orang diimunisasi,” tambahnya. Ini seperti memberikan latihan ringan pada tubuh agar siap menghadapi “pertarungan” yang sebenarnya jika virus campak menyerang.

Efek Samping Vaksin Campak: Ringan dan Jarang Terjadi

Mungkin ada sebagian orang tua yang khawatir dengan efek samping setelah imunisasi. Ketua Satgas Imunisasi IDAI, Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A, Subs.TKPS(K), menjelaskan bahwa vaksin campak memang bisa menimbulkan efek samping, namun umumnya ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya.

Efek samping yang paling umum adalah demam, yang dialami oleh sekitar 5 hingga 15 persen anak yang diimunisasi, atau kira-kira 5 sampai 15 dari setiap 100 anak. Selain itu, ruam juga bisa muncul, namun hanya pada sekitar 2 persen anak, atau 2 dari 100 anak yang divaksinasi. Efek-efek ini adalah respons normal tubuh yang sedang membangun kekebalan, dan tidak berkaitan dengan kecacatan anak.

Meluruskan Mitos Autisme dan Vaksin MMR

Pernah mendengar rumor bahwa vaksin MMR (campak, gondongan, dan rubella) dapat menyebabkan autisme? Prof. Hartono meluruskan bahwa ini adalah hoaks lama. Penelitian yang mengklaim hal tersebut di masa lalu terbukti dilakukan secara tidak etis, hanya melibatkan 12 anak yang diundang ke pesta ulang tahun peneliti, dan kini telah ditarik serta dokter penelitinya dilarang praktik. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan seluruh negara anggotanya telah melaksanakan program imunisasi campak dan rubella (MR) karena keamanannya terbukti.

Mengapa Imunisasi Campak Sangat Penting? Mencegah Wabah dan Komplikasi Fatal

Prof. Hartono menegaskan, “Kelalaian imunisasi malah menimbulkan wabah.” Pernyataan ini bukan isapan jempol belaka. Kita punya contoh nyata, seperti kejadian di Sumenep, Jawa Timur, di mana 17 anak meninggal dunia akibat campak dalam kurun waktu Februari hingga Juli 2025. Mayoritas dari mereka belum pernah mendapatkan imunisasi campak.

Risiko campak tidak bisa dianggap remeh. Penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi serius yang fatal, seperti:

  • Pneumonia (radang paru-paru)
  • Diare parah
  • Radang otak (ensefalitis)
  • Malnutrisi akut
  • Kebutaan
  • Kematian

Selain itu, jika ibu hamil terinfeksi rubella (campak Jerman), janin berisiko tinggi mengalami Sindrom Rubella Kongenital (CRS) yang bisa menyebabkan cacat lahir pada bayi, seperti gangguan jantung, mata, pendengaran, hingga keterlambatan mental. Oleh karena itu, imunisasi MR menjadi perisai penting bagi kesehatan masyarakat.

Penting juga untuk memahami konsep herd immunity atau kekebalan kelompok. Semakin banyak anak yang mendapatkan vaksinasi campak, semakin besar perlindungan kolektif bagi seluruh masyarakat, termasuk mereka yang tidak bisa divaksin karena kondisi medis tertentu.

Jaminan Keamanan Vaksin dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Kemenkes

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan terus menjamin keamanan semua vaksin yang digunakan dalam program imunisasi nasional, termasuk vaksin campak. Vaksin-vaksin ini telah melewati uji klinis yang ketat dan dipantau terus-menerus untuk memastikan keamanannya.

IDAI juga secara konsisten mengedukasi masyarakat bahwa vaksin campak aman dan efektif. Vaksin yang digunakan di Indonesia sama dengan yang digunakan di lebih dari 140 negara, termasuk negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Mengenai isu halal, Komisi Fatwa MUI telah mengeluarkan fatwa yang membolehkan imunisasi sebagai bentuk ikhtiar, bahkan mewajibkannya jika kelalaian imunisasi menimbulkan penyakit berat, kecacatan, atau kematian, asalkan menggunakan vaksin halal dan suci. Namun, dalam kondisi darurat, imunisasi tetap diperbolehkan meski belum ada vaksin halal.

Jangan Ragu, Lindungi Anak Kita dengan Vaksinasi Campak

Dengan semua penjelasan dari para ahli ini, jelas sudah bahwa anggapan vaksinasi campak menimbulkan kecacatan adalah informasi yang tidak berdasar dan menyesatkan. Vaksin campak bukan hanya aman, tetapi juga sangat penting untuk melindungi anak-anak kita dari penyakit berbahaya serta mencegah terjadinya wabah.

Mari kita menjadi orang tua yang cerdas, selalu mencari informasi dari sumber yang terpercaya, dan tidak mudah termakan hoaks. Dengan memberikan imunisasi campak sesuai jadwal (usia 9 bulan, dilanjutkan booster MR pada 18 bulan, dan saat masuk SD kelas 1), kita telah memberikan perlindungan terbaik untuk masa depan anak-anak kita. Kesehatan mereka adalah investasi terbaik kita semua.

FAQ

Tanya: Apakah benar vaksin campak bisa menyebabkan kecacatan pada anak?
Jawab: Tidak benar, berdasarkan penelitian dan uji klinis bertahun-tahun, vaksin campak tidak menimbulkan kecacatan pada anak.

Tanya: Bagaimana cara kerja vaksin campak sehingga aman?
Jawab: Vaksin campak berisi virus campak yang dilemahkan, yang merangsang sistem kekebalan tubuh tanpa menyebabkan infeksi berat.

Tanya: Siapa ahli medis yang membantah anggapan vaksin campak menyebabkan kecacatan?
Jawab: Prof. Dr. dr. Edi Hartoyo, Sp.A, Subs.IPT(K), Ketua Unit Kerja Koordinasi Infeksi Penyakit Tropik IDAI, membantah anggapan tersebut.