Dinkes Tangsel Imbau Masyarakat Waspada DBD: Lakukan 3M Plus dan Jadi Jumantik!

Dipublikasikan 24 Agustus 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Musim penghujan sudah tiba, dan bersamaan dengan itu, ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali mengintai. Untuk itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Tangerang Selatan (Tangsel) imbau masyarakat waspada DBD dan segera mengambil langkah-langkah pencegahan yang efektif. Meskipun data menunjukkan tren penurunan kasus, kewaspadaan tetap menjadi kunci utama. Mari kita pahami lebih dalam mengapa kita perlu waspada dan apa saja yang bisa kita lakukan untuk melindungi diri dan keluarga dari penyakit yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti ini.

Dinkes Tangsel Imbau Masyarakat Waspada DBD: Lakukan 3M Plus dan Jadi Jumantik!

Dinkes Tangsel imbau warga waspada DBD di musim hujan, tekankan pentingnya gerakan 3M Plus dan peran aktif sebagai Jumantik mandiri untuk pencegahan.

Tren Kasus DBD di Tangsel: Menurun, Namun Tetap Waspada!

Kepala Dinkes Kota Tangsel, dr. Allin Hendallin Mahdaniar, mengungkapkan bahwa kasus DBD di wilayahnya menunjukkan tren penurunan pada tahun 2025 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hingga Agustus 2025, tercatat sekitar 487 kasus DBD tanpa ada kematian. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan total 754 kasus yang tercatat sepanjang tahun 2024.

Meskipun demikian, ada beberapa wilayah yang menjadi penyumbang kasus terbanyak. Kecamatan Pondok Aren menjadi wilayah dengan kasus tertinggi, diikuti oleh Ciputat dan Ciputat Timur. Kelompok usia 5-14 tahun dan 15-30 tahun juga menjadi rentang usia yang paling banyak terserang.

Berikut adalah gambaran kasus DBD di Tangerang Selatan dalam beberapa tahun terakhir:

Tahun Jumlah Kasus DBD (Total)
2022 756
2023 420
2024 754
2025 (Jan-Agust) 475

Data ini menunjukkan fluktuasi, namun penurunan di tahun 2025 (hingga Agustus) adalah kabar baik yang harus terus dipertahankan dengan kewaspadaan tinggi.

Kunci Pencegahan DBD: Gerakan 3M Plus dan Jumantik Mandiri

Untuk memutus rantai penularan DBD, Dinkes Tangsel secara konsisten menekankan pentingnya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus dan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik. Ini bukan hanya tugas pemerintah, tapi kolaborasi seluruh elemen masyarakat.

Apa itu Gerakan 3M Plus?

Gerakan 3M Plus adalah langkah sederhana namun sangat efektif yang bisa kita lakukan di rumah masing-masing:

  • Menguras: Rutin menguras tempat penampungan air seperti bak mandi, ember, vas bunga, tempat minum hewan peliharaan, dispenser, dan penampungan air lainnya. Lakukan setidaknya seminggu sekali untuk menghilangkan jentik nyamuk.
  • Menutup: Pastikan semua wadah penampungan air tertutup rapat agar nyamuk tidak bisa masuk dan bertelur di dalamnya.
  • Mendaur Ulang: Manfaatkan atau buang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat genangan air, seperti kaleng bekas, botol plastik, atau ban bekas.

Sedangkan “Plus” merujuk pada tindakan tambahan untuk perlindungan ekstra:

  • Menggunakan lotion atau repellent anti nyamuk.
  • Memasang kelambu di tempat tidur dan kasa pada jendela serta ventilasi rumah.
  • Menanam tanaman pengusir nyamuk seperti lavender, serai wangi, atau peppermint di sekitar rumah.
  • Memelihara ikan pemakan jentik di kolam.
  • Menghindari kebiasaan menumpuk atau menggantung pakaian terlalu lama, karena bisa menjadi tempat istirahat nyamuk.
  • Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makan makanan bergizi, cukup istirahat, berolahraga, dan mengonsumsi vitamin.

Peran Penting Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik

Selain 3M Plus, Dinkes Tangsel imbau masyarakat waspada DBD dengan aktif menjadi “Juru Pemantau Jentik” (Jumantik) mandiri di rumah masing-masing. Artinya, setiap anggota keluarga diharapkan bisa secara berkala memeriksa dan membersihkan potensi sarang nyamuk di lingkungan rumah tanpa perlu menunggu petugas.

“Berharap masyarakat dapat menggerakkan satu rumah satu jumantik terus dilakukan. Dengan kesadaran dari masyarakat itu, berharap DBD di Tangsel dapat ditekan,” ujar dr. Allin Hendallin Mahdaniar.

Apa yang Dinkes Tangsel Lakukan untuk Mengendalikan DBD?

Pemerintah Kota Tangerang Selatan melalui Dinkes tidak tinggal diam. Berbagai program telah dan terus dilakukan sebagai upaya pengendalian DBD, meliputi:

  • Sosialisasi dan Edukasi: Pemasangan spanduk, baliho, penyuluhan langsung melalui kader Posyandu dan Puskesmas, serta pemanfaatan media sosial untuk menyebarkan informasi tentang pencegahan DBD.
  • Peningkatan Kewaspadaan Puskesmas: Seluruh Puskesmas di Tangsel diinstruksikan untuk meningkatkan kewaspadaan dan memberikan edukasi kepada masyarakat setempat.
  • Pemberian Larvasida: Pada daerah dengan banyak genangan air, dilakukan pemberian larvasida untuk membunuh jentik nyamuk.
  • Fogging Fokus: Penyemprotan fogging hanya dilakukan di wilayah yang terbukti terjadi penularan aktif dan sudah melalui Penyelidikan Epidemiologi, bukan sebagai upaya pencegahan rutin.
  • Monitoring dan Bimbingan: Dinkes melakukan monitoring dan bimbingan ke Puskesmas untuk memperkuat kemampuan petugas dalam tata laksana kasus DBD.
  • Kerja Sama Lintas Sektor: Mengadakan pertemuan dengan berbagai pihak terkait untuk koordinasi penanggulangan DBD.
  • Pemantauan Kasus: Melakukan pemantauan jumlah kasus DBD dari seluruh rumah sakit di wilayah Tangsel untuk segera ditindaklanjuti.

Kapan Harus Curiga dan Bertindak?

Penting bagi kita untuk mengenali gejala awal DBD. Jika Anda atau anggota keluarga mengalami demam tinggi yang naik turun tanpa sebab jelas, mual, sakit kepala, nyeri otot atau sendi, hingga muncul ruam merah pada kulit, jangan tunda!

Segera periksakan diri ke Puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat. Pemeriksaan lengkap seperti cek darah diperlukan agar diagnosis dapat ditegakkan secara tepat dan penanganan bisa dilakukan secepat mungkin. Penanganan dini sangat krusial untuk mencegah komplikasi serius.

Kesimpulan

Dinkes Tangsel imbau masyarakat waspada DBD karena meskipun ada tren penurunan kasus, ancaman penyakit ini tetap nyata, terutama saat musim penghujan. Kunci utama pencegahan DBD ada di tangan kita semua melalui penerapan Gerakan 3M Plus secara rutin dan aktif menjadi Jumantik mandiri. Mari kita tunjukkan komitmen bersama untuk menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan keluarga kita. Dengan kolaborasi pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat, kita bisa menekan angka kasus DBD di Tangsel dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat.

FAQ

Tanya: Mengapa masyarakat Tangsel perlu waspada terhadap DBD meskipun kasusnya menurun?
Jawab: Kewaspadaan tetap penting karena musim penghujan meningkatkan risiko perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, meskipun tren kasus menurun.

Tanya: Apa saja langkah pencegahan DBD yang diimbau oleh Dinkes Tangsel?
Jawab: Dinkes Tangsel mengimbau masyarakat untuk melakukan 3M Plus dan menjadi Jumantik (Juru Pemantau Jentik).

Tanya: Wilayah mana di Tangsel yang memiliki kasus DBD tertinggi?
Jawab: Kecamatan Pondok Aren memiliki kasus DBD tertinggi, diikuti oleh Ciputat dan Ciputat Timur.