Terungkap! Diet Ketat Bikin Murung Hingga Depresi, Ini Fakta Ilmiahnya

Dipublikasikan 21 Juli 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Siapa yang tidak ingin punya tubuh ideal? Banyak dari kita mungkin berpikir bahwa mengurangi kalori drastis, menghindari camilan, atau hanya makan salad adalah jalan pintas menuju berat badan impian dan suasana hati yang lebih baik. Namun, tahukah Anda bahwa obsesi terhadap diet ketat justru bisa memicu masalah kesehatan mental serius, mulai dari perasaan murung hingga depresi? Ini bukan sekadar mitos, melainkan fakta ilmiah yang perlu kita pahami bersama.

Terungkap! Diet Ketat Bikin Murung Hingga Depresi, Ini Fakta Ilmiahnya

Ilustrasi di atas menggambarkan dampak negatif diet ketat terhadap kesehatan mental, yang dapat memicu rasa murung hingga depresi, sesuai dengan temuan ilmiah terbaru.

Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa diet ketat yang keliru bisa berdampak buruk pada suasana hati dan mental Anda, serta bagaimana cara diet yang benar agar tubuh dan pikiran tetap sehat.

Bukan Sekadar Perasaan: Hubungan Diet Ketat dan Suasana Hati

Mungkin Anda pernah merasa lebih mudah tersinggung, lelah, atau tidak bersemangat saat sedang menjalani diet ekstrem. Ternyata, perasaan tersebut ada dasar ilmiahnya. Sebuah penelitian besar yang dilakukan oleh Dr. Gabriella Menniti, seorang psikiater dari University of Toronto, menganalisis data dari lebih dari 28.000 orang dewasa. Hasilnya cukup mengejutkan: orang yang sangat membatasi asupan kalori mereka cenderung memiliki skor depresi yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak sedang diet.

Meskipun perbedaan skornya terkesan kecil, pola ini konsisten di berbagai kelompok usia, ras, dan tingkat pendapatan. Ini menunjukkan bahwa ada hubungan kuat antara pembatasan asupan makanan yang tidak tepat dengan perubahan suasana hati dan risiko depresi.

Otak Lapar, Mood Amburadul: Peran Nutrisi Penting yang Terabaikan

Tahukah Anda bahwa otak kita adalah organ yang sangat rakus energi? Otak menggunakan sekitar 20% dari total energi harian tubuh dan hampir seluruhnya bergantung pada glukosa, yang berasal dari karbohidrat. Bayangkan jika asupan karbohidrat Anda dipangkas drastis karena diet ketat. Kadar gula darah akan menurun tajam, yang bisa mengganggu fungsi perhatian dan meningkatkan perasaan cemas.

Selain karbohidrat, lemak juga punya peran vital. Asam lemak omega-3, misalnya, sangat penting untuk membangun membran sel otak dan mengatur peradangan. Kekurangan nutrisi penting ini, yang sering terjadi pada diet ekstrem yang menghilangkan kelompok makanan tertentu, telah dikaitkan dengan gangguan suasana hati dalam berbagai penelitian.

Mikronutrien Penjaga Mood yang Sering Terlupakan

Tidak hanya makronutrien (karbohidrat, protein, lemak), mikronutrien juga berperan besar dalam kesehatan mental. Dua di antaranya adalah:

  • Vitamin B12: Berperan penting dalam produksi neurotransmitter seperti serotonin dan dopamin, yang dikenal sebagai ‘hormon kebahagiaan’. Kekurangan B12 bisa langsung memengaruhi suasana hati.
  • Zat Besi: Jika kadar zat besi rendah (anemia), Anda bisa merasa sangat lelah, lesu, dan kehilangan motivasi.

Diet ketat yang terlalu membatasi, misalnya menghindari daging merah, telur, atau sereal yang diperkaya, bisa dengan cepat menurunkan kadar nutrisi ini dalam tubuh, tanpa Anda sadari.

Pria Lebih Rentan? Kenapa Kebutuhan Gizi Berbeda Berdampak pada Mood

Menariknya, penelitian juga menunjukkan bahwa pria yang menghitung kalori atau menjalani diet ketat cenderung mengalami gejala somatik (fisik) seperti kelelahan dan gangguan tidur yang lebih parah dibandingkan wanita. Mengapa demikian?

Secara biologis, pria dewasa memang memiliki kebutuhan nutrisi yang lebih besar untuk menjaga massa otot dan fungsi tubuh lainnya, terutama protein, zat besi, dan vitamin B. Ketika kebutuhan ini tidak terpenuhi akibat diet ketat, metabolisme tubuh melambat, dan produksi zat kimia otak seperti serotonin terganggu. Akibatnya, risiko munculnya suasana hati buruk meningkat, bahkan hingga memicu gejala depresi.

Jebakan Diet Ekstrem: Bukan Hanya Fisik, Mental pun Terancam

Diet ekstrem didefinisikan sebagai cara makan yang secara signifikan mengurangi asupan kalori atau menghilangkan sepenuhnya kelompok makanan penting dari diet harian demi penurunan berat badan yang cepat. Mitos seperti “tidak makan karbohidrat sama sekali akan cepat kurus dan sehat” adalah contoh pandangan keliru yang dapat menjebak banyak orang.

Bahaya diet ekstrem tidak hanya pada fisik, tetapi juga mental:

  • Kekurangan Gizi dan Malnutrisi: Mengurangi asupan makanan secara drastis menyebabkan tubuh kehilangan vitamin, mineral, dan makronutrien esensial. Ini bisa berujung pada anemia, pengeroposan tulang, masalah kulit dan rambut, hingga melemahnya sistem imun. Kondisi fisik yang menurun ini tentu memengaruhi kesehatan mental dan membuat kita lebih mudah murung.
  • Metabolisme yang Tidak Stabil: Tubuh kita cerdas. Jika kalori yang masuk terlalu sedikit, metabolisme akan melambat untuk menghemat energi. Ini bisa menyebabkan kesulitan menurunkan berat badan dan memicu efek “yoyo” (berat badan kembali naik drastis setelah diet dihentikan), yang tentu saja sangat mengecewakan dan memicu stres.
  • Kehilangan Massa Otot, Bukan Hanya Lemak: Penurunan berat badan yang cepat seringkali berarti hilangnya massa otot, bukan hanya lemak. Padahal, otot membantu membakar kalori lebih efisien. Kehilangan otot membuat tubuh lebih lemah dan memperlambat metabolisme, berkontribusi pada kelelahan kronis.
  • Kelelahan yang Berkepanjangan: Kekurangan energi akibat diet yang salah membuat Anda cepat lelah, pusing, sulit fokus, dan tidak bertenaga. Kondisi fisik ini sangat memengaruhi suasana hati dan dapat menjadi pemicu depresi.

Diet Sehat yang Menjaga Kesehatan Mental dan Fisik

Setelah mengetahui fakta ilmiah bahwa diet ketat bikin murung hingga depresi, lantas bagaimana cara diet yang aman? Para ahli gizi menyarankan pendekatan yang lebih seimbang dan berkelanjutan. Diet seimbang tidak hanya bertujuan menurunkan berat badan, tetapi juga menjaga kesehatan mental Anda.

Berikut adalah beberapa prinsip penting:

  • Pola Makan Seimbang: Usahakan mengisi setengah piring Anda dengan sayur dan buah, seperempat dengan protein tanpa lemak (seperti ikan, ayam, atau tahu tempe), dan sisanya dengan biji-bijian utuh (nasi merah, roti gandum). Pola ini memastikan Anda mendapatkan serat untuk bakteri usus yang sehat, asam amino untuk neurotransmitter, dan karbohidrat kompleks untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil.
  • Pentingnya Omega-3 dan Anti-inflamasi: Konsumsi makanan kaya omega-3 seperti ikan laut dalam (salmon, makarel) dan makanan dengan efek anti-inflamasi seperti buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan. Penelitian menunjukkan bahwa diet yang kaya nutrisi ini dapat mengurangi risiko depresi dan meningkatkan kesehatan mental.
  • Perhatikan Mikronutrien: Pastikan asupan vitamin B12 dan zat besi Anda cukup. Sumbernya bisa dari daging merah tanpa lemak, telur, sereal yang diperkaya, atau suplemen jika diperlukan.
  • Dengarkan Tubuh: Jangan terlalu keras pada diri sendiri. Jika Anda merasa sangat lelah atau suasana hati memburuk, evaluasi kembali pola makan Anda. Prioritaskan kualitas makanan daripada hanya membatasi kalori.
  • Kelola Stres: Stres juga bisa memengaruhi berat badan dan suasana hati. Lakukan aktivitas fisik secara teratur (seperti yoga yang bisa meredakan stres), cukup tidur, dan luangkan waktu untuk hobi yang Anda nikmati.

Kesimpulan

Jadi, diet ketat bikin murung hingga depresi fakta yang perlu kita waspadai. Upaya menurunkan berat badan tidak boleh mengorbankan kesehatan mental Anda. Membatasi kalori dan nutrisi secara berlebihan bisa mengganggu fungsi otak, metabolisme, dan keseimbangan hormon, yang pada akhirnya memicu perasaan murung dan bahkan depresi.

Ingatlah, tujuan utama diet adalah mencapai kesehatan yang optimal, baik fisik maupun mental. Pilihlah diet seimbang yang memberikan semua nutrisi yang dibutuhkan tubuh Anda, dan jangan ragu berkonsultasi dengan ahli gizi atau profesional kesehatan untuk mendapatkan panduan yang tepat. Prioritaskan kesejahteraan holistik Anda, karena tubuh dan pikiran yang sehat adalah kunci kebahagiaan sejati.

FAQ

Tanya: Mengapa diet ketat bisa membuat seseorang merasa murung atau depresi?
Jawab: Diet ketat yang membatasi kalori secara drastis dapat memengaruhi keseimbangan kimia otak dan nutrisi yang penting untuk suasana hati yang baik.

Tanya: Apakah ada penelitian ilmiah yang mendukung hubungan antara diet ketat dan masalah kesehatan mental?
Jawab: Ya, sebuah penelitian besar dari University of Toronto menemukan bahwa orang yang sangat membatasi kalori cenderung memiliki skor depresi yang lebih tinggi.

Tanya: Bagaimana cara diet yang benar agar tubuh dan pikiran tetap sehat?
Jawab: Fokus pada pola makan seimbang yang kaya nutrisi dan hindari pembatasan kalori yang ekstrem untuk menjaga kesehatan fisik dan mental.