Yogyakarta, zekriansyah.com – Penyakit hepatitis, peradangan yang menyerang organ hati, seringkali menjadi momok kesehatan yang serius. Di Kota Batu, data penderita hepatitis menunjukkan pola yang menarik, yaitu naik turun dari tahun ke tahun. Kondisi ini tentu menjadi perhatian serius bagi Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, sekaligus menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih memahami penyakit ini.
Data Penderita Hepatitis di Kota Batu Menunjukkan Fluktuasi Kasus dengan Penurunan Hepatitis A dan B, Namun Munculnya Kasus Hepatitis C di 2025 Perlu Diwaspadai.
Artikel ini akan mengupas tuntas bagaimana kasus hepatitis di Kota Batu berfluktuasi, jenis hepatitis mana yang mendominasi, dan mengapa penting bagi kita untuk mengenali risiko serta gejala penyakit ini. Yuk, simak lebih lanjut agar kita bisa bersama-sama menjaga kesehatan hati!
Tren Kasus Hepatitis di Kota Batu: Fluktuasi yang Perlu Diwaspadai
Dinas Kesehatan Kota Batu mencatat adanya perubahan signifikan pada jumlah data penderita hepatitis kota batu antara tahun 2024 dan 2025 (hingga pertengahan Juli). Jika melihat angka total, memang ada penurunan kasus secara keseluruhan. Namun, ada dinamika menarik pada setiap jenis hepatitis.
Berikut adalah perbandingan data kasus hepatitis di Kota Batu:
Jenis Hepatitis | Jumlah Kasus 2024 | Jumlah Kasus 2025 (Januari – Juli) |
---|---|---|
Hepatitis A | 29 | 3 |
Hepatitis B | 228 (termasuk 13 ibu hamil) | 103 (termasuk 11 ibu hamil) |
Hepatitis C | 0 | 9 |
Total | 257 | 115 |
Dari data di atas, terlihat jelas bahwa:
- Hepatitis A dan Hepatitis B menunjukkan penurunan kasus yang cukup drastis di tahun 2025 dibandingkan tahun sebelumnya. Ini tentu menjadi kabar baik, meskipun Hepatitis B tetap menjadi jenis yang paling banyak ditemui.
- Yang menarik adalah kemunculan Hepatitis C di tahun 2025, padahal di tahun 2024 kasusnya nihil. Ini menandakan bahwa meskipun beberapa jenis menurun, jenis lain bisa saja muncul dan memerlukan perhatian khusus.
Menurut dr. Susana Indahwati, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Batu, tren kasus hepatitis di Kota Batu tahun ini memang didominasi oleh Hepatitis B.
Hepatitis pada Ibu Hamil dan Risiko Penularan ke Anak: Perhatian Khusus Dinkes Kota Batu
Salah satu kekhawatiran terbesar dalam kasus hepatitis adalah penularan dari ibu hamil kepada bayinya. Hepatitis B dan Hepatitis C menjadi jenis yang sangat bisa menyerang ibu hamil dan kemudian menular kepada anak.
Dokter Susan menjelaskan bahwa Hepatitis B merupakan penyebab utama hepatitis kronis pada anak-anak. Jika seorang ibu hamil terinfeksi Hepatitis B, terutama jika positif HBeAg (menandakan viral load tinggi), ada risiko 70-90 persen bayinya akan terinfeksi saat lahir atau di awal masa kanak-kanak.
“Infeksi HBV pada bayi dan anak-anak di bawah 5 tahun memiliki kemungkinan sangat tinggi (sekitar 95 persen) untuk berkembang menjadi infeksi kronis,” ungkapnya.
Untuk itu, vaksin Hepatitis B (HBV) sangat efektif dan direkomendasikan untuk diberikan segera setelah lahir untuk mencegah penularan dari ibu ke anak. Bayi yang lahir dari ibu dengan Hepatitis B juga harus segera diberikan imunisasi imunoglobulin atau antibodi hepatitis B (HBIg) dalam waktu 12 jam setelah lahir. Terapi ini memungkinkan ibu tetap bisa menyusui seperti biasa tanpa takut menularkan.
Mengenali Gejala dan Pentingnya Deteksi Dini Hepatitis
Meskipun data penderita hepatitis kota batu naik turun, kewaspadaan terhadap penyakit ini tidak boleh menurun. Mengenali gejala awal sangatlah penting agar penanganan bisa dilakukan sedini mungkin. Secara umum, gejala awal hepatitis (akut) seringkali mirip dengan flu biasa, yaitu:
- Demam
- Kelelahan ekstrem (malaise)
- Nyeri otot dan sendi
- Kehilangan nafsu makan disertai mual dan muntah
- Diare
- Nyeri atau ketidaknyamanan di perut bagian atas (terutama di area hati)
- Air kencing (urine) berwarna gelap seperti teh
- Feses (BAB) berwarna pucat/abu-abu
- Kulit dan mata menguning
- Gatal-gatal pada kulit (tanpa ruam)
Untuk memastikan diagnosis, pemeriksaan laboratorium menjadi kunci. Jika salah seorang anggota keluarga terjangkit hepatitis, seluruh keluarga yang lain diwajibkan untuk dilakukan pemeriksaan virus. Jika terbukti tidak tertular, anggota keluarga tersebut tetap memerlukan vaksinasi.
Penanganan Hepatitis: Ada yang Bisa Sembuh Total, Ada yang Butuh Perhatian Seumur Hidup
Penanganan penyakit hepatitis sangat bergantung pada jenis virus dan tingkat keparahannya.
- Hepatitis A umumnya bersifat ringan dan bisa sembuh total dengan sendirinya, cukup dengan terapi suportif seperti istirahat, nutrisi, dan hidrasi. Tidak ada pengobatan spesifik untuk Hepatitis A.
- Namun, untuk Hepatitis B dan Hepatitis C, kondisinya berbeda. Kedua jenis ini tidak bisa disembuhkan secara total dan memerlukan obat antivirus untuk memperlambat perkembangan sirosis, mengurangi risiko kanker hati, serta meningkatkan kelangsungan hidup jangka panjang. Obat antivirus ini biasanya harus dikonsumsi seumur hidup.
- Menariknya, penanganan Hepatitis C telah mengalami perkembangan pesat. Banyak obat-obatan baru yang sangat poten, sehingga tingkat kesembuhan pasien Hepatitis C bisa mencapai 90 persen.
Dampak terburuk dari penyakit hepatitis yang tidak tertangani dengan baik adalah komplikasi serius seperti Sirosis Hati, Gagal Hati, hingga Kanker Hati (Karsinoma Hepatoseluler). Pada ibu hamil, infeksi hepatitis juga dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan seperti kelahiran prematur, berat badan lahir rendah pada bayi, dan pecah ketuban dini.
Kesimpulan
Data penderita hepatitis kota batu naik turun memang menunjukkan dinamika yang kompleks, dengan penurunan kasus Hepatitis A dan B, namun diiringi dengan kemunculan Hepatitis C. Hal ini menegaskan bahwa kita tidak boleh lengah. Mengenali gejala, melakukan deteksi dini melalui pengujian, serta mengikuti program vaksinasi adalah langkah-langkah krusial untuk melindungi diri dan keluarga dari ancaman hepatitis.
Mari bersama-sama meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan hati. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis jika merasakan gejala yang mencurigakan, karena langkah pencegahan dan penanganan yang tepat adalah kunci untuk hidup lebih sehat dan bebas hepatitis.