Yogyakarta, zekriansyah.com – Halo, warga Bekasi! Ada kabar penting yang perlu kita ketahui bersama mengenai kesehatan. Kota Bekasi saat ini tengah menghadapi peningkatan kasus chikungunya, sebuah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk. Data terbaru dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi menunjukkan bahwa sejak Januari hingga Juli 2025, sudah terdeteksi 172 kasus suspek chikungunya. Angka ini tentu bukan jumlah yang sedikit dan perlu kita waspadai bersama.
Warga Kota Bekasi diimbau waspada penyebaran chikungunya seiring terdeteksinya 172 kasus, dengan kelompok lansia menjadi yang paling rentan terjangkit.
Yang menarik, dan sekaligus mengkhawatirkan, adalah fakta bahwa kelompok lansia atau mereka yang berusia 44 tahun ke atas menjadi yang paling banyak terdampak. Mengapa demikian? Dan apa yang bisa kita lakukan untuk melindungi diri dan keluarga? Yuk, kita bahas lebih lanjut agar kita semua bisa lebih siap dan terlindungi.
Lansia Jadi Kelompok Paling Berisiko: Data Bicara
Data yang dirilis oleh Dinkes Kota Bekasi ini cukup jelas menunjukkan pola penyebaran chikungunya. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bekasi, Vevie Herawati, menjelaskan bahwa kasus ini tersebar di seluruh wilayah kecamatan di Bekasi.
Mari kita lihat rinciannya agar lebih jelas siapa saja yang paling rentan:
Kelompok Usia | Jumlah Kasus Suspek |
---|---|
Usia 44 tahun ke atas | 99 |
Usia 15-44 tahun | 55 |
Usia 5-14 tahun | 17 |
Balita 1-4 tahun | 1 |
Dari tabel di atas, terlihat jelas bahwa kelompok usia 44 tahun ke atas menyumbang hampir 60% dari total kasus. Ini menjadi perhatian serius, mengingat lansia cenderung memiliki daya tahan tubuh yang lebih rentan terhadap penyakit.
“Kasus tersebar di seluruh wilayah Bekasi, berdasarkan pemantauan tingkat kecamatan,” jelas Vevie Herawati. Beliau juga menambahkan, “Kami terus memantau perkembangan dan berkoordinasi dengan puskesmas untuk antisipasi lonjakan kasus.”
Apa Itu Chikungunya dan Mengapa Lansia Lebih Rentan?
Mungkin sebagian dari kita masih bertanya-tanya, apa sebenarnya chikungunya itu? Penyakit ini disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk, mirip dengan demam berdarah. Nyamuk yang menjadi biang keladinya adalah Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang biasanya aktif di siang hari.
Gejala utamanya meliputi:
- Demam tinggi mendadak
- Nyeri sendi hebat, terutama di jari tangan dan kaki, pergelangan tangan, serta pergelangan kaki
- Nyeri otot
- Sakit kepala
- Ruam kulit
Nah, mengapa lansia cenderung lebih rentan? Seiring bertambahnya usia, sistem kekebalan tubuh kita bisa melemah. Ini membuat lansia lebih mudah terinfeksi dan juga lebih sulit pulih dari penyakit. Nyeri sendi yang parah akibat chikungunya juga bisa sangat mengganggu aktivitas lansia yang mungkin sudah memiliki masalah sendi sebelumnya.
Respons Cepat Pemerintah Kota Bekasi
Pemerintah Kota Bekasi tidak tinggal diam menghadapi situasi ini. Bahkan, Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, sempat melakukan kunjungan langsung ke kediaman warga penderita chikungunya di Bantargebang pada Juni 2025 lalu. Salah satu warga yang dikunjungi adalah Bapak Lasiman (55), yang sudah dua bulan terindikasi chikungunya dan hanya bisa berbaring lemah.
Melihat kondisi tersebut, Wali Kota Tri Adhianto langsung menghubungi Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Satia, untuk memastikan penanganan medis yang cepat dari Puskesmas setempat. Ini menunjukkan komitmen Pemkot Bekasi untuk memberikan perhatian khusus pada kasus-kasus yang ada.
Selain penanganan kasus, langkah-langkah pencegahan juga terus digalakkan. Ini termasuk:
- Penyemprotan fogging di area-area yang terdeteksi banyak kasus.
- Edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
- Sosialisasi langsung bahaya virus chikungunya dan kewaspadaan dini.
Yuk, Jaga Diri dan Lingkungan!
Melihat tren peningkatan kasus chikungunya di Kota Bekasi, terutama di kalangan lansia, sangat penting bagi kita untuk bertindak. Pencegahan adalah kunci utama! Ingat selalu gerakan 3M Plus:
- Menguras tempat penampungan air secara rutin.
- Menutup rapat semua wadah penampungan air.
- Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Ditambah dengan:
- Menggunakan losion anti nyamuk.
- Memasang kawat kasa di jendela dan ventilasi.
- Menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah, termasuk membersihkan semak-semak atau tanaman perdu yang bisa menjadi sarang nyamuk.
- Melaporkan jika ada tetangga atau anggota keluarga yang menunjukkan gejala chikungunya agar segera mendapat penanganan medis.
Kesimpulan
Peningkatan 172 kasus chikungunya terdeteksi di Kota Bekasi, dengan lansia sebagai kelompok paling rentan, adalah pengingat bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap kesehatan dan kebersihan lingkungan. Mari bersama-sama kita lindungi keluarga, terutama mereka yang lebih tua, dari ancaman penyakit ini. Dengan kesadaran dan tindakan nyata, kita bisa menekan angka penyebaran dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat untuk semua. Tetap waspada, jaga kebersihan, dan segera periksakan diri jika merasakan gejala!