Yogyakarta, zekriansyah.com – Siapa di antara kita yang tidak suka tidur? Tidur bukan cuma sekadar kegiatan melepas lelah, lho. Ini adalah bagian penting dari hidup kita yang sangat memengaruhi kesehatan fisik dan mental jangka panjang. Bayangkan saja, sepertiga hidup kita dihabiskan untuk tidur! Namun, sayangnya, banyak sekali kepercayaan atau mitos tentang tidur yang beredar di masyarakat, padahal faktanya justru berbeda.
Ilustrasi: Kebiasaan tidur yang ternyata keliru, fakta ilmiah di balik mitos yang selama ini berkembang di masyarakat.
Penasaran apa saja mitos tidur yang selama ini mungkin Anda yakini? Mari kita bongkar mitos tidur satu per satu dan cari tahu fakta tidur yang sebenarnya. Dengan memahami informasi yang benar, Anda bisa meningkatkan kualitas tidur dan tentunya, kualitas hidup Anda. Yuk, kita mulai!
Mitos 1: Ada Orang yang Hanya Butuh Tidur 5 Jam Sehari
Ini adalah salah satu mitos tidur yang paling sering kita dengar, apalagi dari orang-orang yang merasa “kuat” meski tidur sebentar. Banyak yang berpikir, “Ah, tidur 5 jam saja sudah cukup, kok!”
Fakta Sebenarnya: Sayangnya, ini adalah salah satu kesalahpahaman besar. Menurut Michael Scullin, Ph.D., seorang profesor psikologi dan ilmu saraf dari Baylor University, hanya sekitar 1% populasi dunia yang benar-benar bisa berfungsi optimal dengan durasi tidur 5-6 jam secara rutin. Untuk sebagian besar orang dewasa, 7 hingga 9 jam tidur per malam sangat direkomendasikan demi kesehatan dan fungsi tubuh yang optimal.
Kurang tidur secara terus-menerus, bahkan hanya satu atau dua jam setiap malam, bisa menumpuk dan membawa dampak serius bagi kesehatan. Risiko obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, hingga masalah daya ingat bisa mengintai Anda. Jadi, jika Anda sering merasa baik-baik saja dengan tidur kurang dari 7 jam, coba deh rasakan perbedaannya setelah Anda mendapatkan waktu tidur yang cukup sesuai rekomendasi. Kesejahteraan Anda mungkin akan meningkat drastis!
Mitos 2: Pil Melatonin Aman Dikonsumsi Karena Alami
Banyak yang mengira, karena melatonin adalah hormon alami dalam tubuh yang mengatur tidur, maka mengonsumsi suplemen melatonin pasti aman tanpa efek samping. Ini sering jadi jalan pintas bagi mereka yang kesulitan tidur.
Fakta Sebenarnya: Memang benar, dalam dosis kecil, melatonin relatif aman. Namun, penggunaan berlebihan atau tanpa pengawasan dokter bisa menimbulkan efek samping yang tidak menyenangkan. Rashad Ramkissoon, M.D., dari Houston Methodist Primary Care Group, menjelaskan bahwa dosis yang tidak tepat bisa menyebabkan sakit kepala, tekanan darah tidak stabil, kantuk di siang hari, bahkan mual atau muntah.
Lebih lanjut, Carleara Weiss, Ph.D., R.N., seorang dokter spesialis tidur, menambahkan bahwa melatonin juga bisa berinteraksi dengan obat-obatan tertentu, seperti pil kontrasepsi atau obat tekanan darah. Penggunaannya pada ibu hamil atau anak-anak juga harus sangat hati-hati dan wajib dikonsultasikan dengan dokter. Jadi, jangan asal minum suplemen, ya!
Mitos 3: Tidur Siang Bisa Menggantikan Kurang Tidur Malam
Setelah begadang semalaman, rasanya tidur siang adalah penyelamat. Kita sering berpikir, “Ah, nanti siang tidur sebentar, pasti sudah terbayar lunas.”
Fakta Sebenarnya: Sayangnya, tidur siang tidak bisa sepenuhnya menggantikan kurang tidur di malam hari. Meskipun tidur siang bisa membuat tubuh terasa lebih segar sesaat, tidur singkat ini seringkali tidak melewati seluruh siklus tidur yang lengkap. Ini berarti manfaat penting seperti fase tidur dalam (yang krusial untuk memperkuat imun dan memperbaiki jaringan tubuh) bisa terlewatkan.
Dr. Ramkissoon juga mengingatkan bahwa tidur siang bisa berdampak buruk jika Anda punya masalah insomnia atau sleep apnea, karena bisa membuat tidur malam makin sulit dan mengganggu ritme sirkadian (jam biologis tubuh) Anda. Jika memang perlu tidur siang, lakukan secara bijak: cukup 30 menit dan sebelum pukul 3 sore, agar tidak mengganggu pola tidur sehat di malam hari.
Mitos 4: Mendengkur Tidak Masalah Jika Tidak Mengganggu Pasangan
“Ah, mendengkur itu biasa, yang penting tidak mengganggu orang di sebelah,” mungkin begitu pikir sebagian orang. Padahal, suara dengkuran bisa jadi sinyal bahaya bagi kesehatan tidur kita.
Fakta Sebenarnya: Mendengkur, terutama yang keras dan disertai henti napas, bisa jadi tanda serius dari sleep apnea. Profesor Scullin menjelaskan, suara dengkuran muncul karena ada sumbatan pada saluran pernapasan. Kondisi ini menyebabkan kurangnya oksigen dan membuat seseorang terbangun berulang kali tanpa disadari, mengganggu aliran darah dan meningkatkan risiko tekanan darah tinggi.
Joseph Dzierzewski, Ph.D., dari National Sleep Foundation, menambahkan bahwa sleep apnea meningkatkan risiko penyakit jantung, serangan jantung, diabetes, bahkan kematian dini. Meskipun tidak semua orang yang mendengkur memiliki sleep apnea, jika Anda sering mengantuk berlebihan di siang hari, sakit kepala di pagi hari, atau memiliki tekanan darah tinggi, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.
Mitos 5: Langsung Tertidur Begitu Berbaring Artinya Hidup Tanpa Beban Pikiran
Pernahkah Anda merasa iri dengan teman yang begitu kepalanya menyentuh bantal, langsung terlelap? Rasanya seperti hidupnya tenang sekali tanpa masalah.
Fakta Sebenarnya: Ternyata, anggapan ini tidak selalu benar. Cepat tertidur begitu berbaring, bahkan bisa jadi pertanda adanya gangguan tidur yang tidak terdiagnosis. Carleara Weiss mengatakan, “Itu bisa berarti Anda tidak mendapatkan tidur yang berkualitas.” Jika Anda merasa segar bugar di siang hari setelah tidur cepat, mungkin tidak ada masalah.
Namun, Dzierzewski mengingatkan, jika Anda sering mengantuk bahkan sampai tertidur di tempat umum atau saat bekerja, itu bisa jadi sinyal bahwa tidur malam Anda sebenarnya tidak berkualitas. Jika Anda sering merasa mengantuk di siang hari, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mencari tahu penyebabnya.
Mitos 6: Akhir Pekan Waktunya Bayar “Utang Tidur”
Istilah “utang tidur” sangat populer, menggambarkan selisih antara waktu tidur yang dibutuhkan dengan yang benar-benar didapatkan. Banyak yang menjadikan akhir pekan sebagai momen untuk melunasi “utang” ini.
Fakta Sebenarnya: Dulu, para ahli percaya bahwa utang tidur tidak bisa dikejar. Namun, penelitian terbaru, seperti studi tahun 2018, menunjukkan bahwa orang yang kurang tidur di hari kerja namun menggantinya di akhir pekan cenderung hidup lebih lama dibandingkan yang terus-menerus kurang tidur.
Meskipun demikian, Dokter Spesialis Tidur Nancy Foldvary-Schaefer mengingatkan bahwa tidur berlebihan juga punya risikonya sendiri, seperti meningkatkan peluang depresi, gangguan kognitif, hingga penyakit kardiovaskular, diabetes, dan obesitas. Kuncinya adalah konsistensi. Usahakan untuk tidur dan bangun di jam yang sama setiap hari, bahkan saat akhir pekan, untuk menjaga ritme sirkadian tubuh.
Mitos 7: Nyeri Leher Setelah Bangun Tidur Akibat “Salah Bantal”
Pernahkah Anda terbangun dengan leher kaku dan nyeri, lalu orang di sekitar berkata, “Itu pasti salah bantal!”? Mitos ini sudah mendarah daging di masyarakat.
Fakta Sebenarnya: Faktanya, nyeri atau kaku leher setelah bangun tidur bukan disebabkan oleh “salah bantal” secara harfiah. Kondisi ini lebih sering terjadi akibat ketegangan atau strain otot leher karena posisi tidur yang tidak tepat atau kurang ergonomis. Ketika tubuh terlalu lelah, kita cenderung terlelap dalam posisi yang membuat leher tidak lurus atau menopang beban dengan tidak semestinya semalaman. Akibatnya, otot leher menjadi tegang dan nyeri di pagi hari. Jadi, fokuslah pada posisi tidur yang nyaman dan bantal yang menopang leher dengan baik, bukan menyalahkan bantal Anda!
Kesimpulan
Memahami fakta tidur yang benar adalah kunci untuk mendapatkan kualitas tidur yang optimal dan menjaga kesehatan secara menyeluruh. Jangan mudah percaya pada mitos tidur yang beredar tanpa mencari tahu kebenarannya. Prioritaskan pola tidur sehat yang konsisten, ciptakan lingkungan tidur yang nyaman, dan jangan ragu berkonsultasi dengan ahli jika Anda mengalami gangguan tidur yang berkelanjutan. Ingat, tidur nyenyak bukan hanya impian, tapi hak setiap orang untuk hidup lebih sehat dan bahagia!
FAQ
Tanya: Apakah benar ada orang yang bisa sehat hanya dengan tidur 5 jam sehari?
Jawab: Hanya sekitar 1% populasi dunia yang dapat berfungsi optimal dengan tidur 5-6 jam secara rutin; sebagian besar orang dewasa membutuhkan 7-9 jam tidur.
Tanya: Berapa durasi tidur yang direkomendasikan untuk orang dewasa?
Jawab: Durasi tidur yang direkomendasikan untuk sebagian besar orang dewasa adalah 7 hingga 9 jam per malam.
Tanya: Apa dampak kurang tidur secara terus-menerus bagi tubuh?
Jawab: Kurang tidur secara terus-menerus, bahkan hanya satu atau dua jam setiap malam, dapat memengaruhi fungsi tubuh dan kesehatan jangka panjang.