Yogyakarta, zekriansyah.com – Dunia sains kembali dibuat takjub dengan sebuah kabar dari Inggris. Baru-baru ini, dikonfirmasi bahwa bayi-bayi Inggris lahir dari tiga orang tua menggunakan teknik IVF (in vitro fertilization) yang inovatif. Kedengarannya mungkin sedikit membingungkan, ya? Tapi, ini adalah terobosan medis yang sangat berarti, terutama bagi keluarga yang selama ini berjuang menghadapi penyakit genetik serius yang sulit diobati. Artikel ini akan mengajak Anda memahami lebih dalam tentang bagaimana hal ini bisa terjadi, mengapa ini sangat penting, dan apa saja diskusi yang menyertainya.
Inggris cetak sejarah medis: bayi pertama lahir dari tiga orang tua melalui teknik bayi tabung inovatif untuk mencegah penyakit genetik.
Apa Itu “Bayi Tiga Orang Tua”? Memahami Konsepnya
Istilah “bayi tiga orang tua” mungkin terdengar kontroversial dan membuat kening berkerut. Namun, jangan salah paham, konsepnya sebenarnya cukup sederhana. Bayi-bayi ini lahir melalui teknik bayi tabung (IVF) yang dimodifikasi. Mereka mendapatkan DNA inti utama dari kedua orang tua biologisnya – ibu dan ayah – seperti pada umumnya. Tambahannya adalah sejumlah kecil DNA mitokondria sehat yang berasal dari seorang donor perempuan.
Penting untuk dicatat, hanya sekitar 0,1% DNA bayi yang berasal dari donor ini. Jadi, donor tersebut tidak dianggap sebagai “orang tua ketiga” dalam artian genetik yang luas, melainkan sebagai “penyumbang energi” sel. Mayoritas identitas dan karakteristik genetik bayi tetap berasal dari ibu dan ayah biologisnya.
Mengapa Diperlukan Tiga “Orang Tua”? Penyakit Mitokondria adalah Kuncinya
Lalu, mengapa harus melibatkan donor? Jawabannya ada pada penyakit mitokondria. Mitokondria adalah “pembangkit energi” kecil di dalam setiap sel tubuh kita. Jika mitokondria ini rusak atau bermutasi, sel tidak bisa berfungsi dengan baik, dan ini bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang parah. Penyakit genetik ini seringkali diwariskan dari ibu, dan sayangnya, hingga kini belum ada obatnya.
Gejala penyakit mitokondria bisa sangat beragam dan mengganggu kualitas hidup, bahkan bisa fatal. Beberapa di antaranya meliputi:
- Kerusakan otak
- Gagal jantung
- Kehilangan penglihatan
- Penyusutan otot
- Epilepsi
- Cacat intelektual
Di Inggris Raya, diperkirakan satu dari 200 bayi lahir dengan kelainan mitokondria setiap tahunnya. Bagi keluarga yang berisiko tinggi menularkan kondisi ini, teknik donasi mitokondria menawarkan harapan untuk memiliki anak yang sehat dan bebas dari penyakit mengerikan ini.
Bagaimana Proses “Donasi Mitokondria” Dilakukan?
Teknik IVF yang digunakan untuk menciptakan bayi-bayi Inggris lahir dari tiga orang tua ini dikenal sebagai Mitochondrial Donation Treatment (MDT) atau transfer pronuklear. Prosesnya cukup rumit, tapi bisa dijelaskan secara sederhana:
- Sel telur ibu yang sudah dibuahi (embrio IVF awal) diketahui memiliki mitokondria yang tidak sehat.
- Secara paralel, sel telur dari donor perempuan yang sehat disiapkan.
- Inti sel (yang berisi sebagian besar DNA) dari embrio orang tua biologis diekstraksi, meninggalkan mitokondria yang rusak.
- Inti sel dari sel telur donor dikeluarkan, sehingga sel telur donor hanya berisi mitokondria sehatnya.
- Inti sel dari embrio orang tua biologis kemudian dimasukkan ke dalam sel telur donor yang kini berisi mitokondria sehat.
- Embrio “baru” ini, yang kini memiliki DNA inti dari kedua orang tua biologis dan mitokondria sehat dari donor, kemudian dipindahkan ke rahim ibu.
Dengan cara ini, anak yang lahir akan mewarisi identitas genetik utama dari ibu dan ayah, namun dengan mitokondria yang sehat dari donor. Ibaratnya, seperti mengganti baterai mobil yang rusak dengan baterai baru yang sehat, tanpa mengubah bentuk atau mesin mobilnya.
Keberhasilan dan Harapan Baru bagi Keluarga
Uji coba pertama di dunia ini, yang dipelopori oleh para ahli di Newcastle University, Inggris, dan Monash University di Australia, telah menunjukkan hasil yang menjanjikan. Dari 22 perempuan yang menjalani perawatan di Newcastle Fertility Centre, delapan bayi-bayi Inggris lahir dengan sehat. Mereka terdiri dari empat bayi laki-laki dan empat bayi perempuan, dengan usia antara kurang dari enam bulan hingga lebih dari dua tahun.
Pada sebagian besar bayi tersebut, jumlah DNA mitokondria yang bermutasi berhasil dikurangi secara signifikan, bahkan hingga 95-100%. Ini berarti risiko mereka terkena penyakit mitokondria hampir tidak ada. Anak-anak tersebut saat ini sehat, meskipun kesehatan jangka panjang mereka akan terus dipantau.
Seorang ibu yang melahirkan bayinya melalui prosedur ini mengungkapkan perasaannya:
“Setelah bertahun-tahun ketidakpastian, perawatan ini memberi kami harapan—dan kemudian melahirkan bayi kami. Kami memandang mereka sekarang, penuh kehidupan dan kemungkinan, dan kami dipenuhi rasa syukur. Sains memberi kami kesempatan.”
Kalimat ini sungguh menggambarkan betapa besar dampak terobosan medis ini bagi keluarga yang berjuang.
Kontroversi dan Tantangan Etika di Balik Terobosan Ini
Meskipun menjanjikan harapan besar, prosedur ini tidak luput dari kontroversi. Inggris menjadi negara pertama yang melegalkan teknik ini pada tahun 2015, dan izin diberikan berdasarkan kasus per kasus oleh Human Fertilization and Embryology Authority (HFEA). Namun, banyak negara lain, seperti Amerika Serikat dan Prancis, belum menyetujuinya.
Para penentang menyuarakan kekhawatiran etika, termasuk potensi “penghancuran embrio manusia” dan kekhawatiran akan terciptanya “bayi rancangan” (designer babies) di masa depan. Ada juga kekhawatiran mengenai efek jangka panjang pada anak-anak yang lahir dengan metode ini, meskipun sejauh ini semuanya sehat. Para ilmuwan menekankan pentingnya pemantauan kesehatan bayi secara jangka panjang terhadap anak-anak ini.
Namun, para ahli yang mendukung berpendapat bahwa manfaat prosedur ini sangat jelas dan dapat mengubah hidup bagi keluarga yang menghadapi penyakit mitokondria yang parah. Ini adalah upaya untuk mencegah penderitaan dan memberikan kesempatan hidup yang sehat bagi generasi mendatang.
Kesimpulan
Kelahiran bayi-bayi Inggris lahir dari tiga orang tua ini menandai babak baru dalam dunia medis reproduksi. Ini adalah bukti nyata kemajuan ilmu pengetahuan yang memberikan harapan bagi keluarga yang berjuang melawan kelainan genetik. Meskipun ada diskusi etis yang perlu terus dibahas, terobosan ini membuka pintu bagi masa depan di mana penyakit-penyakit yang tadinya tidak terobati bisa dicegah, memberikan kesempatan hidup yang lebih baik bagi anak-anak di seluruh dunia. Perkembangan ini menegaskan bahwa sains terus berupaya mencari solusi untuk tantangan kesehatan paling kompleks.
FAQ
Tanya: Apa sebenarnya yang dimaksud dengan “bayi tiga orang tua” dalam konteks medis?
Jawab: Bayi tiga orang tua adalah bayi yang lahir dari IVF di mana DNA inti berasal dari kedua orang tua biologis, namun sebagian kecil DNA mitokondria sehat berasal dari donor perempuan.
Tanya: Mengapa teknik ini disebut “bayi tiga orang tua” jika donor hanya menyumbang 0,1% DNA?
Jawab: Istilah ini digunakan untuk menjelaskan adanya kontribusi genetik dari ketiga individu, meskipun mayoritas DNA bayi tetap berasal dari orang tua biologisnya.
Tanya: Apa tujuan utama dari penggunaan teknik “bayi tiga orang tua” ini?
Jawab: Tujuan utamanya adalah untuk mencegah penularan penyakit genetik serius yang disebabkan oleh kelainan pada DNA mitokondria dari ibu kepada anaknya.