Mengapa Bakteri TBC Lebih Kuat dari Bakteri Lain? Ini Penjelasannya

Dipublikasikan 2 Juli 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Penyakit Tuberkulosis (TBC) masih menjadi momok kesehatan di banyak negara, termasuk Indonesia. Seringkali, pengobatan TBC terasa sangat panjang dan melelahkan, bahkan sampai berbulan-bulan. Banyak yang bertanya-tanya, mengapa bakteri penyebab TBC, Mycobacterium tuberculosis, begitu sulit diberantas dan lebih “bandel” dibandingkan bakteri penyebab penyakit lain?

Mengapa Bakteri TBC Lebih Kuat dari Bakteri Lain? Ini Penjelasannya

Ilustrasi: Perjuangan melawan bakteri TBC yang tangguh, penjelasannya terungkap.

Artikel ini akan mengupas tuntas alasan di balik kekuatan bakteri TBC, mengapa pengobatannya tak bisa instan, serta apa saja yang bisa kita lakukan untuk melindungi diri dan keluarga. Dengan memahami ini, Anda akan lebih siap menghadapi TBC dan mendukung upaya pencegahannya.

Mengenal Bakteri “Nakal” Penyebab TBC: Mycobacterium tuberculosis

Berbeda dengan bakteri pada umumnya, Mycobacterium tuberculosis (M.tb) memiliki karakteristik unik yang membuatnya sangat tangguh. Edukator farmasi apt. Rahmat Hidayat, S.Farm., MSc, menjelaskan bahwa bakteri ini bukanlah bakteri biasa.

“Mycobacterium tuberculosis itu bukan bakteri biasa. Ia menyerupai jamur, punya dinding sel yang tebal, dan sangat sulit dimatikan,” ujar apt. Rahmat Hidayat.

Berikut beberapa alasan mengapa bakteri TBC begitu kuat:

  • Dinding Sel Tebal dan Berlilin: M.tb memiliki dinding sel yang sangat tebal dan kaya akan lipid, terutama asam mikolat, yang memberinya lapisan seperti lilin. Lapisan ini berfungsi sebagai “benteng” pelindung yang membuatnya kebal terhadap banyak disinfektan dan sulit ditembus oleh antibiotik biasa atau serangan sistem kekebalan tubuh.
  • Pertumbuhan yang Sangat Lambat: Bakteri TBC membutuhkan waktu sekitar 18-24 jam untuk menggandakan diri. Ini sangat lambat jika dibandingkan dengan bakteri lain yang bisa membelah dalam hitungan menit. Pertumbuhan lambat ini membuat bakteri kurang rentan terhadap antibiotik yang biasanya bekerja efektif saat bakteri sedang aktif berkembang biak.
  • Mampu “Tidur” (Laten) Bertahun-tahun: M.tb bisa bersembunyi dalam tubuh manusia tanpa menimbulkan gejala atau menyebabkan penyakit aktif (fase laten). Ia bisa bertahan dalam kondisi ini selama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun, dan baru akan aktif kembali ketika daya tahan tubuh penderitanya menurun.
  • Tahan Lingkungan Kering: Bakteri ini juga dikenal mampu bertahan dalam lingkungan kering selama berminggu-minggu, membuatnya lebih mudah menyebar melalui udara dalam bentuk droplet.

Mengapa Pengobatan TBC Butuh Waktu Berbulan-bulan?

Sifat unik bakteri TBC ini secara langsung memengaruhi durasi dan jenis pengobatan yang diperlukan. Jika infeksi bakteri biasa bisa sembuh dalam hitungan hari, pengobatan TBC membutuhkan komitmen panjang:

  • Durasi Panjang: Pengobatan TBC umumnya memakan waktu minimal 6 hingga 9 bulan, bahkan bisa lebih lama, hingga 18 bulan atau 24 bulan untuk kasus tertentu seperti TBC resisten obat. Hal ini karena struktur bakteri yang sangat kuat dan menempel erat di jaringan tubuh, sehingga butuh waktu dan kombinasi obat yang spesifik untuk benar-benar membasminya.
  • Kombinasi Obat Khusus: Pasien TBC harus mengonsumsi kombinasi beberapa jenis obat anti-TBC (OAT) secara teratur dan disiplin. Obat-obatan ini dirancang untuk menyerang bakteri dari berbagai sisi dan mencegahnya mengembangkan kekebalan.
  • Risiko Resistensi Obat: Ini adalah alasan krusial mengapa pengobatan TBC tidak boleh putus. Jika pasien berhenti minum obat sebelum waktunya, bakteri yang belum sepenuhnya mati dapat bertahan, mengalami mutasi, dan menjadi kebal atau resisten terhadap obat (dikenal sebagai TBC resisten obat atau MDR-TB).
    > “Begitu pengobatan tidak selesai, risikonya besar. Bakteri bisa kebal dan butuh obat yang lebih kuat dengan efek samping yang juga lebih berat,” kata apt. Rahmat Hidayat.
    Jika ini terjadi, pengobatan menjadi jauh lebih sulit, lebih lama, dan membutuhkan obat dengan dosis lebih tinggi yang memiliki efek samping lebih berat. Bahkan, bakteri TBC yang resisten ini bisa menular ke orang lain.

Ancaman TBC di Indonesia dan Pentingnya Pencegahan

Indonesia termasuk negara dengan beban TBC tertinggi di dunia, menempati peringkat ketiga setelah India dan Cina. Data Kementerian Kesehatan pada Maret 2022 mencatat ada sekitar 824.000 kasus TBC dan 93.000 kematian per tahun di Indonesia, setara dengan 11 kematian setiap jam.

TBC tidak hanya menyerang paru-paru. Bakteri ini bisa menyebar melalui aliran darah atau sistem limfatik ke organ tubuh lain seperti tulang, ginjal, otak (meningitis TBC), kelenjar getah bening, hingga usus.

Melihat fakta ini, pencegahan dan deteksi dini menjadi sangat penting:

  • Vaksinasi BCG: Vaksin ini diberikan pada bayi dan anak-anak usia di bawah dua bulan untuk mencegah bentuk TBC berat seperti TBC meningitis dan TBC miliar.
  • Pengembangan Vaksin M72: Karena vaksin BCG belum cukup melindungi orang dewasa dari infeksi TBC aktif, saat ini sedang dikembangkan vaksin baru bernama M72. Vaksin ini dirancang khusus untuk mencegah infeksi TBC laten berkembang menjadi aktif pada remaja dan dewasa. Uji klinis fase 3, termasuk di Indonesia, sedang berlangsung dengan hasil yang menjanjikan.
  • Menjaga Daya Tahan Tubuh: Pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang, istirahat cukup, dan rutin berolahraga, sangat penting untuk memperkuat sistem imun.
  • Protokol Kesehatan: Menjaga sirkulasi udara di rumah, menggunakan masker saat berinteraksi dengan penderita TBC, serta menutup mulut dan hidung dengan tisu atau siku saat batuk/bersin dapat mencegah penularan.
  • Deteksi Dini dan Pengobatan Tuntas: Jika Anda mengalami gejala TBC seperti batuk berkepanjangan lebih dari 2 minggu, demam ringan terutama sore/malam, berat badan turun drastis, atau keringat malam tanpa sebab jelas, segera periksakan diri ke dokter. Layanan pemeriksaan dan pengobatan TBC di fasilitas kesehatan pemerintah, seperti puskesmas, umumnya gratis.

Kesimpulan

Kekuatan bakteri Mycobacterium tuberculosis dengan dinding selnya yang tebal, pertumbuhan lambat, dan kemampuannya bersembunyi dalam tubuh, menjadi alasan utama mengapa TBC adalah penyakit yang “bandel” dan membutuhkan penanganan serius. Pengobatan yang panjang dan disiplin dengan kombinasi obat anti-TBC adalah kunci untuk membasmi bakteri ini dan mencegah resistensi obat yang berbahaya.

Dengan memahami karakteristik unik bakteri TBC dan ancaman yang ditimbulkannya, kita bisa lebih proaktif dalam mencegah penularan dan mendukung mereka yang sedang berjuang melawan penyakit ini. Ingat, TBC bisa disembuhkan jika diobati secara tuntas dan konsisten. Mari bersama-sama berupaya menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan bebas TBC.

FAQ

Tanya: Mengapa dinding sel bakteri TBC membuatnya lebih kuat dari bakteri lain?
Jawab: Dinding sel yang tebal dan berlilin, kaya akan asam mikolat, berfungsi sebagai benteng pelindung. Lapisan ini membuat bakteri TBC kebal terhadap banyak disinfektan dan sulit ditembus antibiotik.

Tanya: Apakah lapisan lilin pada dinding sel bakteri TBC mempengaruhi pengobatannya?
Jawab: Ya, lapisan lilin ini membuat bakteri TBC sulit dimatikan dan memerlukan pengobatan antibiotik yang lebih spesifik dan jangka panjang. Hal ini karena antibiotik biasa kesulitan menembus pertahanan dinding sel tersebut.

Tanya: Apakah bakteri TBC mirip dengan jamur karena dinding selnya?
Jawab: Ya, Mycobacterium tuberculosis memiliki kemiripan dengan jamur karena struktur dinding selnya yang tebal dan kaya lipid. Kemiripan ini menjadi salah satu alasan mengapa bakteri ini lebih tangguh.

Mengapa Bakteri TBC Lebih Kuat dari Bakteri Lain? Ini Penjelasannya - zekriansyah.com