bak tuhan nassr cristiano ronaldo malah bikin

Dipublikasikan 22 Juli 2025 oleh admin
Olahraga

Yogyakarta, zekriansyah.comCristiano Ronaldo di Al Nassr: Megabintang Bak Tuhan, Klub Malah Gagal Raih Trofi?

bak tuhan nassr cristiano ronaldo malah bikin

Meski mencetak banyak gol, Cristiano Ronaldo belum mampu membawa Al Nassr meraih gelar mayor, menyisakan pertanyaan tentang terjemahan kehebatan individu ke kesuksesan tim.

Sejak kedatangannya di Riyadh, nama Cristiano Ronaldo langsung menjadi magnet utama bagi klub Arab Saudi, Al Nassr. Ekspektasi melambung tinggi, seolah-olah kehadiran sang megabintang berusia 39 tahun ini akan otomatis mengubah klub menjadi mesin juara. Dengan reputasi “bak tuhan” di lapangan hijau, mencetak gol demi gol seolah mudah baginya, banyak yang mengira Al Nassr akan mendominasi kompetisi. Namun, kenyataan di lapangan justru menghadirkan paradoks yang menarik. Mengapa, di tengah performa individu Ronaldo yang fantastis, klubnya malah kesulitan meraih gelar-gelar bergengsi? Mari kita selami lebih dalam fenomena ini.

Gemilang di Statistik Individu, Sulit di Kolektif Tim

Tidak ada yang bisa menyangkal kehebatan Cristiano Ronaldo secara individual. Sejak bergabung pada Desember 2022, ia telah membukukan catatan gol yang luar biasa: 93 gol dalam 105 pertandingan! Konsistensinya dalam mencetak gol, bahkan di usia yang tak lagi muda, membuatnya meraih gelar Sepatu Emas Liga Pro Saudi dua musim berturut-turut. Kita juga sempat menyaksikan Ronaldo “menggila” dengan hattrick keduanya dalam 72 jam, termasuk dua gol dari tendangan bebas indah, saat Al Nassr membantai Abha 8-0. Ia masih memimpin daftar top skor liga dengan 29 gol.

Namun, rekor individu yang mentereng ini tidak serta-merta berbanding lurus dengan kesuksesan tim. Hingga kini, Al Nassr baru berhasil mempersembahkan satu trofi, yaitu Arab Club Champions Cup 2023. Di kompetisi domestik, mereka harus puas finis di posisi kedua pada musim 2023 dan 2024, serta peringkat ketiga musim lalu, selalu berada di bawah bayang-bayang rival abadi, Al Hilal. Target juara liga yang diidam-idamkan seolah terus menjauh, padahal ada Cristiano Ronaldo di lini serang.

Momen Krusial dan Kegagalan yang Menyakitkan

Salah satu sorotan tajam yang paling menunjukkan kontras ini terjadi di Liga Champions Asia. Dalam laga krusial perempat final melawan Al Ain pada Maret 2024, Al Nassr harus tersingkir lewat adu penalti. Meski Cristiano Ronaldo berhasil mencetak satu gol dari titik putih di babak tambahan, penampilannya secara keseluruhan jauh dari kata memuaskan. Ia tercatat 10 kali kehilangan bola dan membuat kesalahan fatal yang mungkin paling diingat: sebuah peluang emas di depan gawang yang hanya berjarak 1,8 meter, namun tendangannya malah melenceng.

Kegagalan di momen penting seperti ini, ditambah dengan kekalahan mengejutkan di liga seperti saat takluk 1-3 dari Al Raed, memunculkan pertanyaan besar. Apakah tekanan yang terlalu besar pada satu pemain, meskipun ia sekelas Ronaldo, justru menghambat kinerja kolektif tim? Performa tim yang inkonsisten, meskipun memiliki pemain sekaliber CR7, bisa jadi mengindikasikan bahwa ada aspek lain yang perlu dibenahi di luar kemampuan individu sang megabintang.

Ambisi Tanpa Batas dan Spekulasi Masa Depan

Terlepas dari tantangan di level klub, Cristiano Ronaldo sendiri menunjukkan ambisi yang tak pernah padam. “Ambisi yang saya rasakan tidak punya garis akhir,” ujarnya. Target 1.000 gol dalam karier profesional masih menjadi misinya. Bahkan, ia dikabarkan ingin bisa bermain bersama putra sulungnya, Cristiano Ronaldo Jr, sebelum gantung sepatu – sebuah impian yang direspons dengan ucapan “Insya Allah” oleh sang anak.

Mengenai masa depannya di Al Nassr, sempat beredar spekulasi liar tentang kemungkinan ia akan hengkang. Unggahan di media sosialnya yang berbunyi “babak ini telah berakhir” sempat memicu rumor. Namun, direktur olahraga Al Nassr, Fernando Hierro, menegaskan optimisme klub untuk mempertahankan Ronaldo. Berbagai laporan terbaru bahkan menyebutkan bahwa Cristiano Ronaldo telah memperpanjang kontraknya hingga Juni 2027, menunjukkan komitmennya untuk terus berjuang bersama klub Arab Saudi tersebut, meskipun kontrak lamanya baru akan berakhir pada 30 Juni 2025.

Kesimpulan: Antara Kehebatan Individu dan Tantangan Tim

Kehadiran Cristiano Ronaldo memang membawa dampak revolusioner bagi Liga Pro Saudi dan Al Nassr secara khusus. Ia adalah mesin gol, pemecah rekor, dan magnet global yang tak tertandingi. Namun, paradoks “bak tuhan” yang malah “bikin” timnya belum meraih kejayaan yang diharapkan menjadi catatan penting. Ini menunjukkan bahwa sepak bola adalah olahraga tim, di mana satu bintang saja tidak cukup untuk menjamin segalanya.

Dengan kontrak yang tampaknya sudah diperpanjang dan ambisi yang tetap membara, menarik untuk menantikan babak selanjutnya bagi Cristiano Ronaldo di Al Nassr. Akankah ia akhirnya bisa membawa klub meraih trofi Liga Pro Saudi atau bahkan Liga Champions Asia, ataukah kisah ini akan terus menjadi cerita tentang kehebatan individu yang belum lengkap tanpa kesuksesan kolektif? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.