Yogyakarta, zekriansyah.com – Dunia bulutangkis Indonesia kembali dibuat bangga dengan torehan prestasi gemilang. Kali ini, sorotan tertuju pada pasangan ganda putra “dadakan” Muhammad Shohibul Fikri/Fajar Alfian yang berhasil meraih gelar juara di China Open 2025, sebuah turnamen bergengsi level Super 1000. Kemenangan Fikri ini ternyata memberikan motivasi level 1000 bagi mantan tandemnya, Bagas Maulana, yang kini bertekad mengukir prestasi serupa di Kejuaraan Dunia mendatang.
Bagas Maulana terinspirasi kesuksesan Fikri di China Open, kini bidik podium tertinggi di Kejuaraan Dunia demi mengulang kejayaan ganda putra Indonesia.
Jika Anda penasaran bagaimana satu kemenangan bisa melecut semangat seorang atlet papan atas, dan apa target besar Bagas selanjutnya, artikel ini akan mengulas tuntas perjalanan, tantangan, dan ambisi besar ganda putra Indonesia. Mari kita selami lebih dalam!
Kilas Balik Pasangan “Bakri”: Juara All England, Lalu Stagnan
Sebelumnya, Bagas Maulana dan Muhammad Shohibul Fikri dikenal sebagai pasangan ganda putra yang cukup menjanjikan, bahkan dijuluki “Bakri”. Puncak performa mereka terjadi pada tahun 2022, saat berhasil menjuarai turnamen legendaris All England. Kemenangan itu mengejutkan banyak pihak dan menempatkan mereka sebagai salah satu harapan besar bulutangkis Indonesia.
Namun, setelah kejutan tersebut, penampilan Bagas/Fikri cenderung stagnan. Mereka kesulitan meraih gelar juara lagi, yang akhirnya membuat pelatih Aryono Miranat memutuskan untuk merombak pasangan. Bagas kemudian disatukan dengan Leo Rolly Carnando, membentuk Leo/Bagas, sementara Fikri berpasangan dengan Daniel Marthin.
Kejutan Tak Terduga: Fikri Juara China Open 2025 Bersama Fajar
Di tengah upaya Leo/Bagas untuk terus berbenah, Muhammad Shohibul Fikri justru membuat gebrakan luar biasa. Bukan bersama Daniel Marthin, melainkan dengan Fajar Alfian sebagai pasangan sementara, Fikri berhasil menjuarai China Open 2025. Ini adalah gelar Super 1000 yang sangat prestisius, mengalahkan pasangan kuat Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik di final.
Kemenangan ini terasa istimewa karena Fajar/Fikri baru dipasangkan kurang dari sebulan dan langsung sukses mempersembahkan gelar juara bagi Indonesia. Prestasi ini menjadi penantian panjang bagi bulutangkis tanah air di level BWF World Tour Super 1000 setelah terakhir kali diraih Jonatan Christie di All England 2024.
Bagas Termotivasi Gelar Juara Fikri Level 1000: “Ingin Juara Super 1000 Juga!”
Kesuksesan sang mantan tandem di turnamen selevel Super 1000 ini tak pelak memicu semangat Bagas Maulana. Ia mengaku sangat termotivasi gelar juara Fikri level 1000 tersebut. “Oh pasti. Karena kan apalagi kemarin kan super 1000 ya, dan bukan mendang mending gitu. Saya juga ingin sebenarnya,” ujar Bagas kepada awak media.
Bagas menegaskan bahwa rezeki memang ada di tangan Fikri saat itu, namun ia memiliki ambisi yang sama. “Ya kan sekarang ada Kejuaraan Dunia, ingin sama lah. Sama untuk bisa juara super 1000 juga,” tambahnya, menunjukkan tekad kuatnya untuk meraih gelar di turnamen besar berikutnya.
Perjalanan Leo/Bagas Menuju Kejuaraan Dunia 2025
Pasangan Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana sendiri menunjukkan performa yang cukup menjanjikan setelah dipasangkan. Mereka langsung meraih gelar Korea Open 2024. Di tahun 2025 ini, prestasi terbaik mereka adalah runner-up All England dan semifinalis Kejuaraan Asia. Namun, setelah itu, mereka kerap terhenti di babak-babak awal turnamen berikutnya, salah satunya karena Leo sempat mengalami cedera.
Menjelang Kejuaraan Dunia 2025 di Prancis, Leo/Bagas terus berbenah. Bagas mengakui bahwa evaluasi utama mereka adalah sering “buang poin sendiri” dan “gampang mati sendiri”. “Jadi kami di dalam latihan harus benar-benar coba terus. Coba lagi, coba lagi, coba lagi. Sampai benar-benar kayak… Jangan sampai buang poin diri sendiri,” kata Bagas, menunjukkan fokus pada perbaikan fundamental.
Di Kejuaraan Dunia, Leo/Bagas mendapat bye di babak awal dan berpotensi langsung bentrok dengan unggulan pertama Kim Won Ho/Seo Seung Jae dari Korea Selatan di babak 16 besar. Ini tentu akan menjadi ujian berat sekaligus kesempatan untuk membuktikan diri.
Mentalitas Juara dan Harapan Kebangkitan Bulutangkis Indonesia
Perjalanan Bagas Maulana sendiri penuh dengan kerja keras dan pantang menyerah. Ia pernah melewati masa-masa sulit dan paceklik gelar, namun selalu mampu bangkit. Motivasi untuk menjadi juara selalu menjadi pendorong utamanya, seperti saat ia termotivasi oleh perkataan ayahnya untuk tidak menyerah di bulutangkis.
Semangat kompetisi yang sehat ini, di mana keberhasilan satu atlet bisa melecut motivasi atlet lain, adalah hal yang sangat positif bagi bulutangkis Indonesia. Kemenangan Fikri di China Open 2025 dan motivasi level 1000 yang ditularkannya kepada Bagas Maulana ini diharapkan menjadi momentum kebangkitan bagi seluruh sektor bulutangkis tanah air, khususnya ganda putra, untuk kembali berjaya di kancah dunia.
Kesimpulan
Kemenangan Muhammad Shohibul Fikri di China Open 2025 bukan hanya sekadar gelar, tetapi juga percikan api yang membakar semangat Bagas Maulana. Dengan Bagas termotivasi gelar juara Fikri level 1000, ia kini memiliki target jelas: meraih prestasi serupa di Kejuaraan Dunia. Perjalanan mereka mungkin tidak mudah, namun dengan kerja keras dan mentalitas baja, harapan untuk melihat ganda putra Indonesia kembali berdiri di puncak podium dunia tetap menyala terang. Mari kita nantikan kiprah Leo/Bagas di panggung dunia!