Yogyakarta, zekriansyah.com – Siapa yang tak kenal iPhone? Ponsel premium ini identik dengan desain menawan dan performa kencang. Tapi, pernahkah Anda penasaran, seberapa kuat sebenarnya iPhone kesayangan Anda? Apalagi kalau tak sengaja jatuh atau terkena air? Nah, kali ini Apple, raksasa teknologi asal Amerika Serikat, sedang gencar-gencarnya membuka “rahasia dapur” mereka. Mereka mengajak para YouTuber teknologi dan lembaga riset independen untuk melihat langsung bagaimana produk-produk seperti iPhone dan iPad diuji ketahanannya.
Ilustrasi: iPhone kokoh teruji di tangan robot penyiksa dan terpaan debu gurun Arizona demi menjamin ketahanan maksimal.
Langkah ini bukan tanpa alasan. Selain ingin menunjukkan komitmen pada kualitas, Apple juga berupaya melawan narasi negatif dari beberapa pihak yang sengaja merusak produk mereka demi konten viral. Penasaran bagaimana iPhone Anda dijamin kuat dan tahan banting? Yuk, simak ulasan lengkapnya di artikel ini!
Rahasia Dapur Apple: Uji Ketahanan Produk di Bawah Tekanan Ekstrem
Jangan kaget, Apple punya lebih dari 200 fasilitas pengujian di seluruh dunia. Bayangkan, setiap model iPhone baru yang akan diluncurkan, diuji pada sekitar 10.000 unit! Ini bukan cuma coba-coba, tapi proses yang sangat sistematis dan terukur untuk memastikan setiap produk yang sampai ke tangan Anda benar-benar tangguh.
Apa saja “siksaan” yang harus dilalui iPhone? Ini daftarnya:
- Paparan Garam: Ponsel diuji dalam kondisi paparan garam hingga 100 jam untuk mensimulasikan lingkungan dekat pantai atau kelembaban tinggi.
- Cahaya Intensitas Tinggi: Untuk memastikan layar dan material tidak cepat pudar atau rusak akibat paparan sinar matahari langsung.
- Debu Gurun Arizona: Debu gurun yang sangat halus digunakan untuk meniru masuknya pasir ke speaker atau port pengisian daya. Ini penting agar partikel kecil tidak mengganggu fungsi vital ponsel.
- Tiruan Keringat dan Kotoran Telinga: Khusus untuk AirPods, Apple bahkan membuat tiruan keringat dan kotoran telinga manusia untuk menguji ketahanan perangkat terhadap cairan tubuh.
- Uji Lingkungan Ekstrem: Mereka mensimulasikan berbagai tingkat kelembaban, basah, bahkan kabut tiruan yang menyerupai berbagai iklim di dunia.
Semua pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa produk Apple tidak hanya terlihat premium, tetapi juga berfungsi optimal dalam berbagai kondisi penggunaan sehari-hari.
Robot Penyiksa iPhone dan Tes Jatuh yang Bikin Meringis
Salah satu penyebab utama kerusakan smartphone adalah jatuh. Apple sangat menyadari hal ini. Itulah mengapa mereka punya “robot khusus” yang bertugas menjatuhkan perangkat dari berbagai sudut dan ketinggian.
Robot ini tak sembarangan menjatuhkan. Ia dirancang untuk mensimulasikan berbagai skenario jatuh tidak sengaja, mulai dari jatuh di atas:
- Partikel kecil
- Permukaan granit
- Hingga aspal
Setiap proses jatuh direkam menggunakan kamera berkecepatan tinggi. Ini memungkinkan para insinyur Apple menganalisis setiap detail gerakan dan dampak, mencari tahu pola kerusakan, dan kemudian memperkuat desain produk. Meski sudah diuji jatuh berkali-kali, Apple tetap menganjurkan penggunaan casing dengan bibir pelindung untuk meminimalkan risiko kerusakan kaca depan. Jadi, jangan abaikan peran casing Anda!
Selain itu, ada juga Uji Getaran. iPhone diletakkan di atas meja yang bergetar dengan frekuensi yang diatur komputer. Tes ini mensimulasikan guncangan dan getaran yang mungkin dialami perangkat saat dalam pengiriman, dibawa naik motor, atau di dalam mobil/pesawat.
Tahan Air dan Debu: Lebih dari Sekadar Angka IP
Anda mungkin sering melihat angka IP (Ingress Protection) pada spesifikasi ponsel yang menunjukkan ketahanan air dan debu. Namun, di balik angka tersebut, Apple melakukan serangkaian tes yang jauh lebih intensif di ruang khusus bernama IPX Chamber.
Berikut adalah beberapa tes ketahanan air dan debu yang dilakukan:
- Simulasi Air Hujan: iPhone diletakkan di bawah alat yang meneteskan air tanpa tekanan, mirip seperti hujan gerimis.
- Semprotan Jet Bertekanan Rendah: Alat khusus menyemprotkan air ke iPhone dari semua sisi.
- Semprotan Air Bertekanan Tinggi: Bahkan ada simulasi semprotan air dari selang pemadam kebakaran!
- Perendaman di Bawah Air: iPhone ditenggelamkan di bawah air dengan tekanan tambahan selama beberapa waktu.
Pengujian ini memastikan iPhone benar-benar terlindungi dari masuknya cairan dan partikel debu, memberikan ketenangan bagi penggunanya.
Seimbangkan Kekuatan dan Kemudahan Perbaikan: Dilema Apple yang Terpecahkan
Selama ini, produk Apple sering dianggap sulit diperbaiki karena desainnya yang sangat rapat dan penggunaan lem khusus. Kepala Bagian Hardware Engineering Apple, John Ternus, pernah mengungkapkan bahwa Apple awalnya memprioritaskan ketahanan produk di atas kemudahan perbaikan. Alasannya sederhana: produk yang kuat tidak mudah rusak, sehingga tidak perlu sering diperbaiki.
Namun, ada ketegangan alami antara daya tahan dan kemudahan perbaikan. Produk yang sangat tahan lama belum tentu mudah diperbaiki, sementara perangkat yang mudah diperbaiki bisa jadi lebih rentan terhadap kerusakan.
“Tidak apa-apa sebuah produk sedikit lebih susah diperbaiki jika memang ketahanan yang bagus membuatnya tidak mudah rusak sejak awal,” ujar John Ternus.
Untungnya, Apple kini mulai melunak dan mencari keseimbangan yang tepat. Desakan regulasi dari berbagai negara (terutama di AS dan Eropa) mendorong Apple untuk lebih terbuka. Buktinya, Apple kini mengizinkan iPhone diperbaiki dengan menggunakan suku cadang asli bekas iPhone lain. Ini adalah langkah maju yang menunjukkan komitmen Apple terhadap keberlanjutan dan kemudahan perbaikan tanpa mengorbankan daya tahan.
iPhone Tak Cuma Kuat, Tapi Juga Bernilai Tinggi di Pasar Bekas
Ketahanan produk Apple ternyata punya dampak besar pada nilai jual kembalinya. Data dari Counterpoint Research menunjukkan bahwa iPhone memiliki nilai jual 40 persen lebih tinggi dibandingkan perangkat Android di pasar refurbished (bekas). Ini artinya, investasi Anda pada iPhone lebih “pintar” dalam jangka panjang.
Selain itu, Apple memberikan dukungan pembaruan perangkat lunak dan keamanan minimal selama lima tahun. Ini memungkinkan banyak produknya memasuki siklus kedua bahkan ketiga dalam masa pakainya, menjadikannya pilihan cerdas bagi konsumen yang mencari nilai jangka panjang. Bahkan, Apple menguasai lebih dari 56 persen pangsa pasar smartphone refurbished global.
Survei Consumer Intelligence Research Partners (CIRP) tahun 2023 juga menguatkan hal ini:
- Sekitar 60% pengguna iPhone dan Android mengaku perangkatnya tetap berfungsi normal tanpa masalah.
- 21% pengguna mengalami goresan, namun perangkat masih dapat digunakan dengan baik.
- 13% melaporkan retak pada kaca, tapi perangkat tetap berfungsi.
- Hanya 6% yang mengaku perangkatnya rusak total dan tidak dapat digunakan lagi.
Angka-angka ini menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna iPhone dapat mengandalkan perangkat mereka dalam waktu yang sangat lama.
iPhone Lipat dan Tantangan Pasar Indonesia
Selain fokus pada ketahanan produk yang sudah ada, Apple juga terus berinovasi. Kabarnya, iPhone lipat sudah memasuki fase prototipe P1 pada Juni 2025 dan diharapkan bisa debut pada September 2026. Ponsel lipat ini diprediksi akan memiliki layar OLED 7,8 inci, Touch ID di samping, serta rangka titanium dengan engsel logam cair untuk meningkatkan daya tahan dan mencapai lipatan yang hampir tidak terlihat.
Namun, di tengah semua inovasi ini, Apple menghadapi tantangan di pasar Indonesia. Seri iPhone 16 yang telah diluncurkan secara global, terpaksa ditunda kehadirannya di Indonesia. Apa alasannya?
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan bahwa Apple belum sepenuhnya memenuhi komitmen investasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) senilai USD 10 juta untuk periode 2020-2023 yang jatuh tempo Juni 2023. Padahal, Apple telah mengucurkan investasi lebih dari Rp 1,6 triliun untuk membangun Apple Developer Academy di BSD, Sidoarjo, Batam, dan segera di Bali sebagai bentuk pemenuhan TKDN.
Akibatnya, Kemenperin belum bisa mengeluarkan sertifikat TKDN untuk iPhone 16 series, yang berarti semua produk Apple belum bisa diperdagangkan di Indonesia. Kemenperin telah memberikan sanksi paling ringan berupa penambahan modal investasi baru, namun jika Apple tak kunjung patuh, sanksi lebih berat bisa diterapkan.
Meski demikian, Kemenperin menegaskan tidak ada halangan bagi Apple untuk berinvestasi di Indonesia, menepis anggapan birokrasi yang berbelit atau kualitas SDM yang rendah. Apple sendiri beralasan masih membutuhkan waktu untuk membangun fasilitas produksi dan membawa Global Value Chain (GVC) mereka ke Indonesia.
Kesimpulan
Transparansi Apple dalam mengungkap proses uji ketahanan produknya menunjukkan bahwa kualitas dan daya tahan bukanlah sekadar klaim pemasaran, melainkan hasil dari pengujian yang super ketat. Dari robot penyiksa hingga simulasi lingkungan ekstrem, setiap iPhone dirancang untuk bertahan dalam berbagai kondisi.
Pendekatan ini tidak hanya memberikan pengalaman pengguna yang unggul dengan produk yang tahan lama, tetapi juga memperkuat nilai jual kembali iPhone di pasar refurbished. Meskipun ada tantangan di pasar tertentu seperti Indonesia terkait regulasi, komitmen Apple untuk terus meningkatkan ketahanan dan nilai produknya tetap terlihat jelas. Jadi, ketika Anda memegang iPhone, ingatlah bahwa di balik desainnya yang elegan, ada ribuan jam pengujian yang memastikan perangkat Anda bisa diandalkan dalam jangka waktu yang panjang.