Drama Semifinal Wimbledon: Anisimova Kalahkan Sabalenka, Swiatek Siap Hadang di Final!

Dipublikasikan 10 Juli 2025 oleh admin
Olahraga

Yogyakarta, zekriansyah.com – Wimbledon 2025 kembali menyajikan kejutan besar di babak semifinal tunggal putri! Amanda Anisimova, petenis Amerika Serikat yang tengah bangkit, berhasil menyingkirkan unggulan pertama sekaligus petenis nomor satu dunia, Aryna Sabalenka, dalam laga yang sengit. Kemenangan dramatis ini membawanya ke final Grand Slam pertamanya di Wimbledon. Di sisi lain, Iga Swiatek, juara Grand Slam lima kali, juga mengamankan tempat di final setelah tampil dominan melawan Belinda Bencic.

Drama Semifinal Wimbledon: Anisimova Kalahkan Sabalenka, Swiatek Siap Hadang di Final!

Ilustrasi: Anisimova merayakan kemenangan dramatisnya atas Sabalenka, sementara Swiatek menanti di final Wimbledon.

Ingin tahu bagaimana kedua petenis ini bisa melaju ke babak puncak Wimbledon dan apa yang membuat final kali ini begitu spesial? Mari kita simak perjalanan mereka yang penuh cerita dan tantangan. Artikel ini akan membahas secara tuntas drama di lapangan rumput yang ikonik ini, memberikan gambaran jelas tentang perjuangan para petenis, dan mengapa pertandingan final nanti patut Anda nantikan.

Jalan Berliku Anisimova Menuju Final Perdana Wimbledon

Perjalanan Amanda Anisimova menuju final Wimbledon sungguh seperti kisah dongeng. Petenis berusia 23 tahun ini menunjukkan semangat juang luar biasa setelah melewati masa-masa sulit. Dua tahun lalu, ia sempat rehat dari dunia tenis karena burnout atau kelelahan mental. Bahkan, setahun yang lalu, peringkatnya merosot hingga ke posisi 189 dunia, memaksanya harus melalui babak kualifikasi untuk bisa tampil di Wimbledon.

Namun, Anisimova kini telah bangkit. Dalam semifinal yang berlangsung di Centre Court yang panas menyengat pada Kamis (10/7/2025), Anisimova (unggulan ke-13) berhasil mengalahkan Aryna Sabalenka dengan skor 6-4, 4-6, 6-4. Pertandingan yang berlangsung selama 2 jam 36 menit ini penuh dengan jual beli pukulan keras dari kedua petenis. Kunci kemenangan Anisimova adalah kemampuannya menyelamatkan 11 dari 14 break point yang dihadapinya.

“Ini rasanya tidak nyata sekarang, sejujurnya,” ujar Anisimova setelah pertandingan. “Saya benar-benar kelelahan di sana. Saya tidak tahu bagaimana saya bisa melewatinya. Untuk bisa tampil di puncak hari ini dan berada di final Wimbledon sungguh sangat istimewa.”

Kemenangan ini menjadi final Grand Slam pertama bagi Anisimova, menyamai pencapaian semifinal Grand Slam-nya di French Open 2019 saat ia masih berusia 17 tahun. Prestasinya di Wimbledon ini juga memastikan ia akan menembus 10 besar peringkat WTA untuk pertama kalinya pekan depan.

Bagi Sabalenka, kekalahan ini tentu sangat pahit. Meskipun ia adalah petenis nomor satu dunia dan telah mencapai tiga final Grand Slam sebelumnya (memenangkan US Open 2024, runner-up Australian Open 2025 dan French Open 2025), ia belum pernah melewati babak semifinal di Wimbledon.

“Dia (Anisimova) bermain lebih baik,” kata Sabalenka singkat dalam konferensi persnya, disusul dengan tawa kecut. “Kalah itu menyebalkan, Anda tahu? Anda selalu merasa seperti… Anda tidak ingin ada lagi.”

Sabalenka juga menunjukkan sisi humanisnya di tengah pertandingan yang panas. Ia sempat memberikan air dan kompres es kepada penonton yang pingsan karena suhu panas yang mencapai 31 derajat Celcius di lapangan.

Dominasi Swiatek dan Sejarah di Lapangan Rumput

Sementara itu, di semifinal lainnya, Iga Swiatek (unggulan ke-8) menunjukkan kelasnya dengan tampil sangat dominan melawan Belinda Bencic. Petenis Polandia berusia 24 tahun ini menaklukkan Bencic dengan skor telak 6-2, 6-0 hanya dalam 71 menit.

Swiatek, yang telah mengoleksi lima gelar Grand Slam (empat French Open di lapangan tanah liat dan satu US Open di lapangan keras), sebelumnya tidak pernah melewati perempat final di Wimbledon. Namun, di turnamen kali ini, ia membuktikan bahwa ia juga bisa berjaya di lapangan rumput.

“Tenis terus mengejutkan saya. Saya pikir saya sudah melewati segalanya, meskipun saya masih muda. Saya pikir saya sudah mengalami segalanya di lapangan. Tapi saya belum pernah merasakan bermain bagus di rumput,” kata Swiatek. “Ini pertama kalinya.”

Penampilannya yang luar biasa di semifinal ini menjadi sinyal kuat bagi Anisimova di final nanti. Swiatek mencatatkan 26 winner dan servisnya mencapai kecepatan hingga 119 mph (sekitar 191 km/jam). Dengan rekor 5-0 di final Grand Slam yang pernah diikutinya, Swiatek jelas menjadi favorit.

Salah satu rahasia di balik performa Swiatek yang meledak-ledak di lapangan adalah pilihan musiknya sebelum bertanding. Ia mengaku mendengarkan lagu-lagu dari band rock legendaris seperti AC/DC, Guns N’ Roses, dan Led Zeppelin untuk memompa semangatnya.

Duel Dua Kejutan di Final Wimbledon

Final tunggal putri Wimbledon 2025 akan mempertemukan Amanda Anisimova dan Iga Swiatek pada hari Sabtu (12/7/2025). Ini akan menjadi pertemuan pertama mereka di level WTA, meskipun mereka pernah bertanding di level junior.

Pertandingan ini diprediksi akan menjadi duel yang menarik antara dua petenis dengan gaya bermain yang agresif dan groundstroke yang kuat. Anisimova, dengan backhand yang tajam dan servis yang mematikan, akan menghadapi Swiatek yang dikenal dengan pergerakannya yang gesit dan kemampuan all-court-nya.

Berikut adalah perbandingan singkat kedua finalis:

Kategori Amanda Anisimova Iga Swiatek
Usia 23 tahun 24 tahun
Peringkat (saat ini) Unggulan ke-13 (akan masuk Top 10) Unggulan ke-8
Final Grand Slam Pertama Keenam (5-0 di final sebelumnya)
Final Wimbledon Pertama Pertama
Catatan Penting Bangkit dari burnout & peringkat rendah Juara 5 kali Grand Slam (4 French, 1 US Open)

Yang menarik, pemenang final Wimbledon tahun ini akan menjadi juara Wimbledon tunggal putri yang berbeda untuk kedelapan kalinya secara berturut-turut. Ini menunjukkan betapa kompetitifnya persaingan di tenis putri saat ini.

Kesimpulan

Final Wimbledon 2025 tunggal putri antara Amanda Anisimova dan Iga Swiatek menjanjikan pertandingan yang tak terduga dan penuh emosi. Kisah bangkitnya Anisimova dari keterpurukan mental menjadi inspirasi, sementara dominasi Swiatek menunjukkan bahwa ia adalah kekuatan yang harus diperhitungkan di setiap permukaan lapangan.

Siapakah yang akan mengangkat trofi Venus Rosewater Dish untuk pertama kalinya? Apakah Anisimova akan melanjutkan kisah dongengnya, ataukah Swiatek akan menambah koleksi gelar Grand Slam-nya dan membuktikan diri sebagai ratu lapangan rumput? Jangan lewatkan duel bersejarah ini di final Wimbledon!