Yogyakarta, zekriansyah.com – Probolinggo, Jawa Timur – Kabar kurang menyenangkan datang dari Kabupaten Probolinggo. Sejak awal tahun, kasus campak di Probolinggo menunjukkan peningkatan, dengan total 12 kasus terkonfirmasi yang menyerang anak-anak. Meski belum ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), situasi ini menjadi pengingat penting bagi kita semua, terutama para orang tua, untuk tidak menunda imunisasi campak buah hati.
Lonjakan 12 kasus campak di Probolinggo, Jawa Timur, mengkhawatirkan orang tua dan mendesak penundaan imunisasi pada anak segera diatasi.
Artikel ini akan membahas tuntas mengapa campak ini perlu diwaspadai, apa saja gejalanya, dan langkah-langkah konkret yang bisa Anda lakukan untuk melindungi keluarga. Yuk, simak lebih lanjut!
Data Terbaru Kasus Campak di Probolinggo: Apa yang Perlu Diketahui?
Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, Nina Kartika, ada 12 kasus campak yang tercatat dari Januari hingga awal September 2025. Kasus-kasus ini tersebar di beberapa kecamatan, seperti Paiton, Tongas, Tiris, Gending, Besuk, Gading, dan Wonomerto. Syukurlah, hingga kini belum ada laporan kematian akibat penyakit menular ini di Probolinggo.
Meskipun demikian, peningkatan jumlah ini patut diwaspadai. Pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan terus melakukan kajian, dan status KLB akan bergantung pada penilaian bupati. Intinya, kewaspadaan harus tetap tinggi!
Mengapa Campak Berbahaya? Kenali Gejala dan Komplikasinya
Mungkin sebagian dari kita menganggap campak sebagai penyakit ringan yang umum terjadi pada anak-anak. Namun, jangan salah, campak adalah penyakit menular serius yang disebabkan oleh virus Rubeola. Virus ini sangat mudah menyebar, lho! Penularannya bisa melalui udara, percikan air liur saat batuk atau bersin.
Gejala umumnya mirip flu biasa, yaitu:
- Demam tinggi (bisa lebih dari 38 derajat Celcius)
- Batuk kering
- Pilek
- Mata merah dan berair (konjungtivitis)
- Munculnya ruam bercak merah di kulit, biasanya dimulai dari belakang telinga, wajah, lalu menyebar ke seluruh tubuh. Ruam ini bisa bertahan 5-6 hari.
- Tanda khas lain yang bisa muncul adalah bercak Koplik (bercak putih keabuan dengan dasar merah di pipi bagian dalam).
Jika dibiarkan atau tidak ditangani dengan baik, bahaya campak bisa menyebabkan komplikasi serius, bahkan fatal. Komplikasi tersebut antara lain:
- Radang paru-paru (pneumonia)
- Diare parah
- Radang telinga
- Radang otak (ensefalitis)
- Kebutaan
- Hingga penyakit saraf fatal seperti SSPE (Subacute Sclerosing Panencephalitis) yang muncul bertahun-tahun kemudian.
Melihat daftar komplikasi ini, jelas bahwa campak bukanlah penyakit yang bisa disepelekan.
Imunisasi Campak: Benteng Utama Perlindungan Anak
Kabar baiknya, pencegahan campak bisa dilakukan dengan sangat efektif melalui imunisasi. Imunisasi adalah langkah utama untuk membentuk kekebalan tubuh anak dan mencegah penyebaran virus.
Dinas Kesehatan Probolinggo menekankan pentingnya imunisasi campak yang lengkap sesuai jadwal. Jadwal idealnya adalah:
- Dosis pertama: Saat anak berusia 9 bulan.
- Dosis kedua (booster): Saat anak berusia 18 bulan.
- Dosis ketiga (booster): Saat anak berusia 5-7 tahun (biasanya saat kelas 1 SD).
Vaksin campak ini tersedia gratis di Posyandu, Puskesmas, dan sekolah. Jadi, tidak ada alasan untuk menunda, ya Bunda dan Ayah!
Mengapa Imunisasi Sempat Terhambat?
Menurut Nina Kartika dari Dinkes Probolinggo, salah satu faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan kasus penyakit menular belakangan ini adalah terhentinya kegiatan posyandu selama dua tahun pandemi Covid-19. Ini mengakibatkan banyak anak yang terlambat atau tidak lengkap imunisasinya.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga menegaskan bahwa untuk menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity) dan memutus rantai penularan, cakupan imunisasi harus mencapai lebih dari 95 persen. Sayangnya, cakupan imunisasi campak-rubela (MR) dosis pertama pada 2024 baru 92% dan dosis kedua hanya 82,3%. Angka ini masih jauh dari target ideal.
Pelajaran dari Daerah Lain: KLB Campak di Sumenep dan Peringatan Kemenkes
Situasi di Probolinggo mengingatkan kita pada kondisi di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, yang telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) campak. Di sana, selama delapan bulan terakhir, hampir 2.000 anak terinfeksi campak dan tragisnya, 17 anak meninggal dunia.
Penyebab utama tingginya kasus di Sumenep adalah rendahnya cakupan imunisasi. Banyak orang tua yang mengaku “takut” atau termakan hoaks bahwa “vaksin haram,” ditambah lagi dengan kendala karantina saat pandemi. Padahal, Kemenkes menjamin bahwa vaksin campak aman, bermutu, dan diberikan gratis oleh pemerintah.
Melihat kondisi ini, Kemenkes terus mengingatkan masyarakat akan pentingnya imunisasi lengkap. Direktur Imunisasi Kemenkes, dr. Prima Yosephine, menegaskan, “Kalau kita bisa menjaga cakupan imunisasi tetap di atas 95 persen, maka rantai penularan bisa diputus. Itu yang harus jadi komitmen bersama.”
Langkah Konkret Orang Tua untuk Mencegah Campak
Jadi, apa yang bisa Anda lakukan untuk melindungi si kecil dari campak di Probolinggo dan wilayah lainnya?
- Segera Lengkapi Imunisasi Anak: Periksa kembali buku KIA atau hubungi bidan/puskesmas terdekat untuk memastikan imunisasi campak anak-anak Anda sudah lengkap sesuai jadwal. Jika ada yang tertinggal, segera kejar tanpa menunda.
- Jaga Kebersihan Diri dan Lingkungan: Biasakan mencuci tangan dengan sabun, terutama setelah bepergian atau sebelum makan. Terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah.
- Waspada Gejala: Jika anak Anda menunjukkan gejala seperti demam, batuk, pilek, mata merah, dan ruam, segera periksakan ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat. Jangan tunda!
- Isolasi Anak yang Sakit: Jika anak terdiagnosis campak, sebaiknya isolasi di rumah untuk mencegah penularan ke anggota keluarga atau orang lain. Gunakan masker saat berinteraksi dengan penderita.
- Penuhi Kebutuhan Gizi dan Cairan: Pastikan anak mendapatkan asupan gizi seimbang dan cairan yang cukup untuk membantu proses pemulihan. Dokter mungkin juga akan memberikan suplemen Vitamin A.
Kesimpulan
Kasus campak di Probolinggo yang mencapai 12 kasus pada anak-anak adalah alarm bagi kita semua. Penyakit ini bukan sekadar ruam biasa, melainkan ancaman serius yang bisa berujung pada komplikasi fatal. Kunci utama untuk melindungi anak-anak kita adalah dengan memastikan mereka mendapatkan imunisasi campak yang lengkap dan tepat waktu.
Jangan biarkan ketakutan atau informasi yang salah menghalangi Anda memberikan perlindungan terbaik bagi buah hati. Mari bersama-sama menjadi orang tua yang proaktif, menjaga kesehatan anak, dan berkontribusi menciptakan masyarakat yang lebih kuat dan bebas penyakit menular. Lindungi masa depan si kecil dengan imunisasi!
FAQ
Tanya: Mengapa kasus campak di Probolinggo meningkat dan apa saja gejalanya?
Jawab: Peningkatan kasus campak di Probolinggo perlu diwaspadai meskipun belum KLB, dan gejalanya meliputi demam tinggi, batuk, pilek, mata merah, dan ruam kulit.
Tanya: Apakah campak berbahaya bagi anak-anak dan apa saja komplikasinya?
Jawab: Ya, campak bisa berbahaya dan menyebabkan komplikasi serius seperti radang paru-paru, radang otak, hingga kematian jika tidak ditangani dengan baik.
Tanya: Bagaimana cara terbaik untuk melindungi anak dari campak, terutama di tengah peningkatan kasus ini?
Jawab: Cara terbaik untuk melindungi anak dari campak adalah dengan memastikan mereka mendapatkan imunisasi campak sesuai jadwal yang direkomendasikan oleh pemerintah.