Yogyakarta, zekriansyah.com – Dunia MotoGP selalu penuh drama, tak hanya di lintasan balap, tapi juga di luar itu. Baru-baru ini, pernyataan mengejutkan datang dari Franco Morbidelli, pembalap Pertamina Enduro VR46 Racing Team, yang secara terang-terangan menyebut Marc Marquez bukan GOAT (Greatest Of All Time) alias pembalap terhebat sepanjang masa. Apa alasannya? Ternyata, Morbidelli masih membawa-bawa kenangan pahit dari MotoGP 2015, sebuah insiden yang hingga kini masih jadi perdebatan sengit di kalangan penggemar. Artikel ini akan mengupas tuntas pandangan Morbidelli dan mengapa insiden lama itu masih relevan dalam perdebatan siapa yang pantas menyandang gelar GOAT MotoGP.
Franco Morbidelli mengungkit kontroversi MotoGP 2015, meragukan status Marc Marquez sebagai GOAT.
Kenapa Morbidelli Berani Bilang Begitu? Dominasi Marquez di 2025 vs. Pandangan Sang Murid Rossi
Tidak bisa dimungkiri, Marc Marquez sedang dalam performa puncaknya di MotoGP 2025. Julukan “The Baby Alien” kembali melekat erat berkat dominasinya yang luar biasa. Ia berhasil memenangkan 10 dari 14 balapan musim ini, bahkan 7 di antaranya diraih secara beruntun. Dengan raihan 455 poin, Marquez kokoh di puncak klasemen, unggul jauh dari rival terdekatnya. Jika ia berhasil meraih gelar juara dunia kesembilan tahun ini, Marquez akan menyamai rekor legenda Valentino Rossi.
Melihat kegemilangan ini, wajar jika banyak yang mulai mengelu-elukan Marc Marquez sebagai GOAT MotoGP. Namun, pandangan berbeda justru datang dari Franco Morbidelli. Meskipun mengakui dominasi Marquez di lintasan sangat “luar biasa dan menginspirasi,” Morbidelli memiliki keraguan besar untuk menobatkannya sebagai yang terbaik sepanjang masa.
Kilas Balik Pemicu Kontroversi: MotoGP 2015 yang Tak Terlupakan
Inti dari keraguan Morbidelli terletak pada insiden MotoGP 2015. Bagi penggemar balap motor, tahun itu adalah salah satu musim paling kontroversial dalam sejarah. Kala itu, mentor Morbidelli, Valentino Rossi, tengah berjuang keras meraih gelar juara dunia kesepuluh. Namun, Marquez dituding sengaja ‘membantu’ Jorge Lorenzo untuk menjadi juara, demi menggagalkan ambisi The Doctor.
Morbidelli tidak ragu untuk mengungkit kembali momen tersebut. Ia secara eksplisit menyatakan bahwa ada “sebuah pemikiran yang tidak terlalu positif tentang sebuah momen dalam kariernya,” dan momen itu adalah tahun 2015.
“Apa yang dilakukan Marc memang luar biasa dan menginspirasi, tetapi saya memiliki keraguan tentang balapannya yang hebat, sebuah pemikiran yang tidak terlalu positif tentang sebuah momen dalam kariernya. Saya merujuk pada tahun 2015,” ungkap Franco Morbidelli dalam wawancara dengan AS Diario.
Peristiwa ini memang memecah belah opini publik dan meninggalkan luka mendalam bagi kubu Valentino Rossi, termasuk Franco Morbidelli yang merupakan murid kesayangan The Doctor dari VR46 Academy.
Perbandingan Legenda: Marquez vs. Rossi di Mata Morbidelli
Morbidelli tidak menampik bahwa secara angka, Marc Marquez dan Valentino Rossi bisa disejajarkan. Jika Marquez juara di MotoGP 2025, keduanya akan memiliki 9 gelar juara dunia.
“Saat ini, Marc memiliki 8, dan ketika dia memenangkan Kejuaraan Dunia musim ini, dia akan menjadi 9, seperti Vale. Angka mereka sama, dan saya pikir Valentino dan Marc dapat dianggap sebagai tiga atau lima terhebat dalam sejarah, berdasarkan angka-angka mereka dan cara mereka mencapainya,” kata Morbidelli.
Namun, bagi Morbidelli, ada hal yang lebih dari sekadar angka. Ia melihat Valentino Rossi memiliki “sentuhan” khusus yang membawa olahraga ini ke level yang lebih tinggi, sesuatu yang menurutnya belum dicapai oleh Marc Marquez. Ini adalah perbedaan filosofis dalam cara mencapai kemenangan dan dampak yang diberikan kepada olahraga itu sendiri.
Lebih dari Rivalitas: Kisah Morbidelli dan Dua Nama Besar
Menariknya, di balik pernyataan kontroversial ini, hubungan antara Franco Morbidelli dengan kedua legenda ini memiliki sisi yang kompleks. Sebagai salah satu lulusan pertama VR46 Academy, Morbidelli tentu sangat loyal dan berutang budi pada Valentino Rossi yang telah membimbingnya sejak muda.
Namun, dunia MotoGP juga menunjukkan sisi kemanusiaan yang mengharukan. Pada awal 2024, Morbidelli mengalami kecelakaan mengerikan saat latihan di Portimao dan sempat tak sadarkan diri. Siapa sangka, Marc Marquez dan adiknya, Alex Marquez, adalah orang pertama yang datang menolong. Marc Marquez dengan sigap melonggarkan helm Morbidelli yang terpasang ketat, membantunya bisa bernapas kembali dan berpotensi menyelamatkan nyawanya dari kerusakan permanen.
“Saya tidak ingat apapun dari kecelakaan itu. Tapi saya diberi tahu, Marc membuka helm saya ketika saya kehabisan napas. Kalau tidak, mungkin saya mengalami kerusakan permanen,” kenang Morbidelli penuh haru.
Kisah ini menunjukkan bahwa di balik rivalitas sengit di lintasan, rasa saling hormat dan kemanusiaan tetap ada. Meskipun Morbidelli tidak menganggap Marquez sebagai GOAT MotoGP karena insiden masa lalu, ia tetap memiliki rasa terima kasih mendalam atas pertolongan yang diberikan.
Lantas, Siapa Sebenarnya GOAT MotoGP?
Perdebatan tentang siapa GOAT MotoGP memang tidak pernah ada habisnya. Beberapa kriteria umum yang sering dipakai antara lain jumlah gelar juara dunia, total kemenangan, konsistensi performa, dampak terhadap olahraga, dan kemampuan beradaptasi. Nama-nama seperti Giacomo Agostini (pemegang rekor 15 gelar dunia), Valentino Rossi (9 gelar dan ikon global), Marc Marquez (8 gelar dan dominator modern), hingga Mick Doohan (5 gelar beruntun) selalu muncul dalam daftar kandidat.
Setiap pembalap memiliki era dan tantangan yang berbeda. Pandangan Franco Morbidelli ini menambah dimensi baru dalam perdebatan, menyoroti bahwa gelar juara dunia dan dominasi saja mungkin tidak cukup untuk menyandang predikat GOAT MotoGP bagi sebagian orang, terutama jika ada insiden kontroversial yang membayangi.
Kesimpulan
Pernyataan Franco Morbidelli yang menyebut Marc Marquez bukan GOAT karena bawa-bawa MotoGP 2015 memang memancing diskusi panas. Ini membuktikan bahwa di dunia balap, sejarah dan emosi seringkali ikut berperan dalam menilai kehebatan seorang pembalap. Meskipun Marc Marquez menunjukkan dominasi luar biasa di MotoGP 2025 dan berpeluang menyamai gelar juara dunia Valentino Rossi, bagi Morbidelli, insiden masa lalu tetap menjadi ganjalan.
Perdebatan siapa yang layak disebut GOAT MotoGP akan selalu hidup. Namun, satu hal yang pasti, pandangan dari sesama pembalap seperti Franco Morbidelli ini memberikan perspektif yang menarik dan lebih personal bagi para penggemar. Mari kita terus ikuti serunya persaingan di lintasan dan drama di luar lintasan yang membuat MotoGP selalu menarik!