Menguak Misteri: Bagaimana Hutan Meluas dan Subur Juta Tahun Lalu di Bumi?

Dipublikasikan 20 Agustus 2025 oleh admin
Pendidikan Dan Pengetahuan Umum

Yogyakarta, zekriansyah.com – Pernahkah Anda membayangkan Bumi kita jutaan tahun yang lalu? Mungkin Anda membayangkan dinosaurus raksasa berkeliaran di padang luas, atau lautan purba yang belum terjamah. Tapi, bagaimana dengan hutan? Apakah bentangan hijau yang kita kenal sekarang selalu ada? Ternyata, sejarah hutan di Bumi jauh lebih dinamis dan mengejutkan dari yang kita kira, bahkan ada periode di mana hutan meluas subur juta tahun lalu di tempat-tempat yang kini tertutup es abadi!

Menguak Misteri: Bagaimana Hutan Meluas dan Subur Juta Tahun Lalu di Bumi?

Penemuan fosil hutan hujan purba di Antartika membuka tabir misteri bagaimana planet Bumi jutaan tahun lalu memiliki hutan yang luas dan subur.

Artikel ini akan membawa Anda dalam perjalanan waktu, menyingkap rahasia bagaimana hutan-hutan purba berkembang, di mana saja mereka pernah berjaya, dan apa kaitannya dengan kondisi Bumi kita saat ini. Bersiaplah untuk terkejut dengan fakta-fakta menarik tentang masa lalu planet kita!

Antartika: Dari Hutan Hujan Subur ke Benua Es

Ketika kita berbicara tentang hutan meluas subur juta tahun lalu, salah satu penemuan paling mencengangkan datang dari tempat yang paling tidak terduga: Antartika. Ya, benua yang kini dikenal dingin membeku dan tertutup es tebal ini ternyata pernah menjadi rumah bagi hutan hujan yang subur!

Sekitar 90 juta tahun lalu, tepatnya di tengah Periode Kapur, Antartika memiliki iklim yang jauh lebih hangat. Para peneliti dari Alfred Wegener Institute di Jerman dan Imperial College London menemukan bukti tak terbantahkan. Mereka mengebor inti sedimen dari dasar Laut Amundsen di Antartika Barat dan menemukan serbuk sari tanaman, spora, bahkan jaringan akar padat yang terawetkan dengan sangat baik. Ini adalah bukti nyata adanya hutan hujan beriklim sedang yang berkembang pesat di sana, mirip dengan hutan di Selandia Baru atau Tasmania saat ini.

Kondisi Iklim Antartika Purba

Bagaimana mungkin Antartika bisa sehangat itu? Studi menunjukkan beberapa faktor kunci:

  • Suhu Rata-rata: Diperkirakan mencapai sekitar 12 °C, dengan suhu musim panas bahkan bisa menyentuh 20 °C.
  • Karbon Dioksida (CO2) Sangat Tinggi: Konsentrasi CO2 di atmosfer pada masa itu diperkirakan mencapai 1.680 ppm (partikel per juta), jauh lebih tinggi dari nilai puncak saat ini yang kurang dari 415 ppm. Tingginya CO2 ini menciptakan efek rumah kaca alami yang kuat, memerangkap panas dan menjaga suhu global tetap hangat.
  • Permukaan Laut Lebih Tinggi: Karena tidak ada lapisan es di kutub, permukaan laut sekitar 170 meter lebih tinggi dari sekarang, menciptakan lebih banyak lahan basah yang mendukung pertumbuhan hutan.

Menariknya, meskipun Antartika purba mengalami empat bulan kegelapan total tanpa sinar matahari di musim dingin, hutan-hutan ini tetap bisa tumbuh subur. Ini juga menjadi era kejayaan dinosaurus, dan fosil-fosil menunjukkan bahwa berbagai jenis dinosaurus, dari herbivora besar hingga predator, pernah hidup di benua ini. Misteri bagaimana mereka bertahan hidup di tengah kegelapan panjang masih menjadi pertanyaan besar bagi para ilmuwan.

Amazon dan Kalimantan: Bukti Hutan Purba yang Tetap Perkasa

Selain Antartika, ada juga wilayah lain yang menjadi saksi bisu kejayaan hutan meluas subur juta tahun lalu, dan beberapa di antaranya masih bertahan hingga kini, meskipun dengan ancaman yang berbeda.

Amazon: Paru-paru Dunia yang Telah Ada Puluhan Juta Tahun

Hutan hujan Amazon, yang sering disebut sebagai “paru-paru dunia”, memiliki sejarah yang sangat panjang. Hutan ini diperkirakan mulai terbentuk selama Era Eosen, yaitu sekitar 56 hingga 33,9 juta tahun lalu. Setelah peristiwa kepunahan Kapur-Paleogen yang memusnahkan dinosaurus sekitar 66 juta tahun lalu, iklim yang lebih basah memungkinkan hutan hujan tropis untuk menyebar luas di seluruh benua.

Amazon telah ada setidaknya selama 55 juta tahun, menunjukkan ketahanan luar biasa dari ekosistem ini. Bahkan, sebagian besar wilayahnya tetap bebas dari bioma sabana hingga zaman es saat ini. Salah satu faktor unik yang menyuburkan Amazon adalah debu gurun Sahara! Lebih dari 56% debu yang terbawa angin dari Sahara mengandung fosfor, nutrisi penting yang menggantikan mineral yang hanyut dari tanah Amazon akibat hujan.

Kalimantan: Hutan Tropis Tertua dengan Keanekaragaman Luar Biasa

Tak kalah menakjubkan, Indonesia juga memiliki hutan dengan sejarah purba yang luar biasa. Pulau Kalimantan, atau yang dulu dikenal sebagai Borneo, adalah rumah bagi hutan tertua di dunia yang diperkirakan berusia sekitar 130 juta tahun. Bahkan, hutan tropis dataran rendah di pulau ini diperkirakan telah ada sejak 140 juta tahun lalu.

Kondisi geografis di sabuk khatulistiwa dengan limpahan sinar matahari dan hujan membuat hutan Kalimantan menjadi surga keanekaragaman hayati. Bayangkan saja:

  • 10.000 hingga 15.000 spesies tanaman berbunga.
  • 3.000 jenis pohon berkayu, dengan 58% di antaranya adalah endemik (hanya ditemukan di Kalimantan).
  • 2.000 spesies anggrek dan 1.000 spesies pakis.
  • Menjadi pusat distribusi tanaman karnivora seperti kantung semar (Nepenthes).

Tingkat endemisitas yang sangat tinggi ini berarti banyak spesies flora yang jika hilang dari Kalimantan, tidak akan bisa ditemukan di tempat lain di dunia. Selama ribuan tahun, manusia purba seperti kelompok Punan hidup bersimbiosis dengan alam di hutan ini, berburu dan meramu tanpa merusak keseimbangan ekosistem.

Pelajaran dari Masa Lalu: Ancaman Hutan di Masa Kini

Mempelajari bagaimana hutan meluas subur juta tahun lalu memberikan kita wawasan berharga tentang kemampuan adaptasi Bumi dan peran penting hutan dalam menjaga iklim global. Namun, sejarah juga mengajarkan kita bahwa perubahan dapat terjadi secara drastis. Jika di masa lalu perubahan iklim terjadi secara alami, kini ulah manusia menjadi pemicu utama kerusakan hutan.

Peningkatan Kebakaran Hutan dan Deforestasi

Data terbaru menunjukkan tren yang mengkhawatirkan:

  • Kebakaran hutan global meningkat sekitar 5,4% per tahun antara 2001-2023.
  • Pada tahun 2023 saja, hampir 12 juta hektare hutan terbakar, area yang kira-kira seukuran Nikaragua.
  • Perubahan iklim menjadi pendorong utama, dengan gelombang panas ekstrem dan kekeringan yang menciptakan kondisi sempurna bagi api untuk menyebar lebih luas dan sering.
  • Di hutan tropis, hampir 99% kebakaran dipicu oleh aktivitas manusia, seringkali terkait dengan deforestasi dan degradasi hutan untuk pembukaan lahan pertanian atau perkebunan.

Ancaman di Hutan Gambut Indonesia

Kasus di Indonesia, khususnya di Sumatra dan Kalimantan, sangat relevan. Hutan gambut, yang secara alami basah dan sulit terbakar, kini sangat rentan karena degradasi dan pengeringan lahan. Penelitian menunjukkan bahwa laju kebakaran di lahan gambut bisa lima kali lebih cepat dibandingkan lahan lainnya. Ini berarti, jika laju kebakaran tidak diturunkan, hutan primer di lahan gambut Sumatra dan Kalimantan mungkin hanya tersisa sekitar 50 tahun lagi.

Kerusakan hutan bukan hanya masalah hilangnya pepohonan, tetapi juga mengancam keanekaragaman hayati, menyebabkan kepunahan spesies, serta memperburuk perubahan iklim karena pelepasan karbon yang tersimpan di hutan.

Kesimpulan

Kisah tentang bagaimana hutan meluas subur juta tahun lalu di Antartika, Amazon, dan Kalimantan adalah pengingat betapa dinamisnya planet kita dan betapa luar biasanya ekosistem hutan dalam beradaptasi. Dari benua es yang pernah berhutan lebat hingga hutan tropis purba yang masih bertahan, hutan adalah salah satu aset terbesar Bumi.

Namun, sejarah juga mengajarkan kita bahwa tidak ada yang abadi jika tidak dijaga. Ancaman deforestasi, kebakaran hutan, dan perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia kini menempatkan hutan-hutan di seluruh dunia dalam bahaya besar. Memahami masa lalu adalah kunci untuk melindungi masa depan. Mari kita bersama-sama menjadi penjaga hutan, memastikan bahwa keindahan dan keberlangsungan ekosistem ini dapat dinikmati oleh generasi mendatang, seperti halnya hutan-hutan purba yang berjaya jutaan tahun lalu.

FAQ

Tanya: Kapan Antartika pernah memiliki hutan hujan yang subur?
Jawab: Antartika pernah memiliki hutan hujan yang subur sekitar 90 juta tahun lalu, pada Periode Kapur.

Tanya: Bukti apa yang menunjukkan Antartika pernah memiliki hutan?
Jawab: Bukti ditemukan dari inti sedimen dasar Laut Amundsen yang berisi serbuk sari tanaman, spora, dan jaringan tumbuhan purba.

Tanya: Mengapa Antartika bisa memiliki hutan hujan di masa lalu?
Jawab: Antartika memiliki iklim yang jauh lebih hangat pada Periode Kapur, memungkinkan pertumbuhan hutan hujan.