Piala Dunia Antarklub 2025 menjadi sorotan hangat di kalangan pecinta sepak bola dunia. Dengan format baru yang lebih besar dan ambisius, turnamen ini diharapkan mempertemukan klub-klub terbaik dari seluruh penjuru bumi. Namun, satu nama besar yang absen justru memicu banyak pertanyaan: FC Barcelona. Kenapa klub raksasa asal Spanyol ini tidak ikut serta dalam ajang bergengsi tersebut?
Jika Anda penasaran mengapa Barcelona tidak tampil di Piala Dunia Klub edisi perdana dengan format baru ini, artikel ini akan mengulas tuntas alasannya. Kami akan menjelaskan secara gamblang aturan main FIFA, kriteria kualifikasi, hingga reaksi dari internal klub. Jadi, mari kita pahami bersama duduk perkaranya.
Mengenal Format Baru Piala Dunia Klub 2025
FIFA telah merombak total format Piala Dunia Antarklub mulai edisi 2025. Jika sebelumnya hanya diikuti 6-7 tim setiap tahun, kini turnamen ini akan diikuti oleh 32 tim dan diselenggarakan setiap empat tahun sekali, mirip Piala Dunia antar negara. Edisi perdana dengan format baru ini digelar di Amerika Serikat, mulai 14 Juni hingga 13 Juli 2025.
Menurut Presiden FIFA Gianni Infantino, tujuan dari format baru ini adalah untuk menentukan siapa “klub terbaik di dunia.” Namun, keputusan terkait peserta turnamen ini menuai berbagai tanggapan, terutama karena absennya beberapa klub top Eropa, termasuk Barcelona, Liverpool, dan Napoli.
Aturan Kualifikasi dari UEFA yang Ketat
Konfederasi sepak bola Eropa (UEFA) mendapatkan jatah paling banyak, yaitu 12 slot untuk berlaga di Piala Dunia Antarklub 2025. Penentuan tim dari UEFA didasarkan pada dua kriteria utama:
- Juara Liga Champions: Klub yang berhasil menjuarai Liga Champions UEFA dari musim 2020/2021 hingga 2023/2024 otomatis lolos.
- Peringkat Koefisien Klub UEFA: Sisa slot diisi berdasarkan peringkat koefisien klub UEFA yang dihitung dari capaian mereka di Liga Champions selama empat musim terakhir (2020/2021 hingga 2023/2024).
Beberapa klub yang sudah mengamankan tempatnya sebagai juara Liga Champions adalah:
- Chelsea (Juara Liga Champions 2020/2021)
- Real Madrid (Juara Liga Champions 2021/2022 dan 2023/2024)
- Manchester City (Juara Liga Champions 2022/2023)
Batasan Dua Klub Per Negara Jadi Penentu Utama
Inilah poin krusial yang membuat Barcelona gagal lolos. FIFA menerapkan aturan ketat bahwa satu liga hanya berhak mengirim maksimal dua wakil, kecuali jika ada lebih dari dua klub dari negara yang sama memenangkan Liga Champions dalam periode yang ditentukan.
Untuk kasus Spanyol:
- Real Madrid sudah otomatis lolos sebagai juara Liga Champions (dua kali).
- Atletico Madrid berhasil mengamankan slot kedua dari Spanyol. Mengapa? Karena Atletico memiliki peringkat koefisien klub UEFA yang lebih tinggi dibandingkan Barcelona dalam empat musim terakhir.
Mari kita lihat perbandingan peringkat koefisien klub UEFA (berdasarkan data yang relevan):
Posisi | Klub | Poin Koefisien |
---|---|---|
1 | Manchester City | 123 |
2 | Real Madrid | 119 |
3 | Bayern Munich | 108 |
4 | Paris Saint-Germain | 85 |
5 | Chelsea | 79 |
6 | Borussia Dortmund | 79 |
7 | Inter Milan | 76 |
8 | Liverpool | 76 |
9 | Porto | 68 |
10 | Atlético Madrid | 67 |
11 | RB Leipzig | 62 |
12 | Barcelona | 61 |
Meskipun Barcelona menjuarai La Liga pada musim 2022/2023 dan tampil kompetitif di musim lainnya, performa mereka di Liga Champions pada musim 2021/2022 dan 2022/2023 yang tersingkir di fase grup secara beruntun, sangat memengaruhi koefisien mereka. Alhasil, Real Madrid dan Atletico Madrid menjadi dua wakil Spanyol yang berhak tampil di Piala Dunia Klub 2025.
Nasib serupa juga dialami oleh klub besar lainnya seperti Liverpool (Liga Inggris) dan RB Leipzig (Liga Jerman). Liverpool, meski punya koefisien tinggi (peringkat 8), tidak bisa lolos karena dua slot Inggris sudah diisi oleh Manchester City dan Chelsea yang memiliki koefisien lebih baik dan/atau status juara Liga Champions.
Permohonan Barcelona Ditolak FIFA
Peluang bagi Barcelona sempat terbuka setelah Club Leon, salah satu wakil Meksiko yang semula lolos, didiskualifikasi. Klub tersebut dicoret dari daftar peserta karena melanggar aturan kepemilikan ganda FIFA (Club Leon dan Pachuca dimiliki entitas yang sama).
Melihat adanya slot kosong, Barcelona dikabarkan sempat mengajukan permohonan resmi kepada FIFA untuk mengisi posisi tersebut. Namun, permohonan ini ditolak mentah-mentah. FIFA bersikukuh pada regulasi yang berlaku, yaitu aturan koefisien dan jatah berdasarkan konfederasi.
“Soalnya kita cuma izinkan dua tim dari setiap negara, dan dua tim itu yang paling top di peringkat. Barcelona dalam empat tahun terakhir tidak masuk dua besar dari Spanyol,” ucap Presiden FIFA Gianni Infantino menjelaskan.
Akhirnya, slot kosong tersebut diberikan kepada Los Angeles FC, wakil dari Major League Soccer (MLS) Amerika Serikat, setelah mereka memenangkan laga kualifikasi kontra Club America.
Reaksi Pemain Barcelona: Pentingnya Liburan bagi Raphinha
Absennya Barcelona dari turnamen ini juga memicu komentar dari para pemainnya. Winger Barcelona, Raphinha, menyoroti padatnya jadwal para pemain yang harus tampil di Piala Dunia Klub 2025, terutama setelah musim yang panjang di Eropa.
“Jika berbicara secara khusus sebagai seseorang yang bermain untuk tim Eropa, kami (saat ini) sedang berlibur,” kata Raphinha. “Mengorbankan liburan kami secara paksa sangat pelik karena itu hak kami sebagai pemain. Semua orang berhak mendapat setidaknya sebulan waktu untuk berlibur, mungkin tiga minggu.”
Raphinha juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap pemain dari tim seperti Paris Saint-Germain yang baru saja menjuarai Liga Champions namun langsung harus bergabung dengan tim nasional dan kemudian bermain di Piala Dunia Klub, tanpa jeda istirahat yang cukup.
Kesimpulan
Tidak ikutnya Barcelona di Piala Dunia Klub 2025 bukanlah karena mereka tidak mampu secara kualitas, melainkan karena terbentur aturan ketat FIFA. Regulasi yang membatasi dua klub per negara dan perhitungan koefisien performa di Liga Champions selama empat musim terakhir menjadi penyebab utamanya. Real Madrid dan Atletico Madrid berhasil mengungguli Barcelona dalam sistem kualifikasi ini.
Ini menjadi pengingat bahwa di era sepak bola modern, konsistensi di level Eropa menjadi kunci utama untuk bersaing di panggung global. Bagi Barcelona, kegagalan ini bisa menjadi motivasi untuk kembali tampil dominan di Liga Champions agar bisa mengamankan tempat di edisi Piala Dunia Klub berikutnya.