Yogyakarta, zekriansyah.com – Pernahkah Anda merasakan mata perih, gatal, atau seperti ada pasir di dalamnya? Keluhan mata kering memang sangat umum, apalagi di era digital ini di mana kita terpapar layar gawai berjam-jam. Banyak dari kita mungkin menganggapnya sepele, cukup dengan tetes mata biasa. Namun, tahukah Anda bahwa di balik ketidaknyamanan ringan ini, bisa jadi ada sinyal serius dari tubuh? Ya, mata kering ternyata bisa menjadi tanda awal dari kondisi kesehatan sistemik yang lebih kompleks, seperti penyakit autoimun, khususnya Sindrom Sjögren.
Waspadai mata kering yang berkepanjangan, gejala ini bisa jadi pertanda awal penyakit autoimun Sindrom Sjögren yang memerlukan perhatian medis.
Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa Anda tidak boleh lagi meremehkan mata kering, bagaimana hubungannya dengan sindrom autoimun, dan langkah apa yang harus diambil untuk menjaga kesehatan mata dan tubuh Anda secara keseluruhan. Mari kita selami lebih dalam!
Mengapa Mata Kering Tak Boleh Disepelekan?
Mata kering adalah kondisi yang lebih dari sekadar iritasi. Menurut Dr. Niluh Archi, seorang Dokter Spesialis Mata Kering dan Lensa Kontak dari JEC Eye Hospitals and Clinics, keluhan ini bisa mencerminkan adanya masalah kesehatan sistemik yang perlu ditangani sedini mungkin. Ini bukan isapan jempol belaka. Studi menunjukkan bahwa antara 10% hingga 95% pasien yang memiliki gangguan sistem imun juga mengalami mata kering.
Lebih lanjut, American Academy of Ophthalmology mengungkapkan bahwa sekitar 10% pasien dengan mata kering didiagnosis mengidap Sindrom Sjögren. Ironisnya, dua pertiga dari kasus ini seringkali tidak terdeteksi. Bayangkan, tanpa penanganan yang tepat dan dini, kondisi ini berpotensi menimbulkan komplikasi serius seperti luka pada kornea, infeksi, bahkan gangguan penglihatan permanen. Di Indonesia sendiri, prevalensi mata kering cukup tinggi, mencapai 27,5% hingga 30,6%, namun kesadaran akan hubungannya dengan penyakit autoimun masih minim.
Mengenal Lebih Dekat Sindrom Sjögren: Ketika Sistem Imun Menyerang Diri Sendiri
Apa itu autoimun? Sederhananya, autoimun adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh Anda, yang seharusnya melindungi dari serangan kuman dan penyakit, justru keliru menyerang sel-sel dan jaringan sehat dalam tubuh Anda sendiri. Ketika ini terjadi pada kelenjar eksokrin, seperti kelenjar air mata atau kelenjar air liur, peradangan kronis dapat terjadi dan produksi cairan esensial berkurang drastis.
Sindrom Sjögren adalah salah satu contoh paling umum dari penyakit autoimun yang menyerang kelenjar penghasil air mata dan air liur. Akibatnya, penderitanya tidak hanya mengalami mata kering yang parah, tetapi juga mulut kering secara bersamaan.
Selain Sindrom Sjögren, beberapa penyakit autoimun lain yang juga dapat memicu mata kering antara lain:
- Lupus: Penyakit kronis yang menyerang jaringan tubuh sehat secara tidak sengaja.
- Rheumatoid Arthritis (RA): Peradangan jangka panjang pada sendi akibat serangan sistem kekebalan tubuh.
- Scleroderma: Kondisi yang menyebabkan pengerasan dan pengetatan kulit serta jaringan ikat.
Penting untuk diketahui bahwa Sindrom Sjögren bisa bersifat primer (muncul tanpa penyakit autoimun lain) atau sekunder (muncul bersamaan dengan penyakit autoimun lain seperti lupus atau RA).
Gejala Khas Mata Kering Akibat Autoimun
Meskipun mata kering biasa bisa disebabkan oleh faktor lingkungan atau penggunaan gawai berlebihan, mata kering yang disebabkan oleh autoimun cenderung lebih parah dan sering disertai gejala lain. Berikut adalah beberapa keluhan yang mungkin Anda rasakan jika mata kering Anda merupakan tanda awal autoimun sindrom:
- Sensasi menyengat, terbakar, atau gatal yang persisten di mata.
- Mata terasa seperti ada sesuatu (berpasir atau mengganjal).
- Mata merah dan sensitif terhadap cahaya.
- Muncul lendir berserabut di dalam atau sekitar mata.
- Kesulitan memakai lensa kontak.
- Penglihatan kabur atau mata terasa sangat lelah.
- Mata berair secara berlebihan (ini adalah respons tubuh terhadap iritasi mata kering).
- Kesulitan mengemudi di malam hari.
Selain gejala pada mata, penderita Sindrom Sjögren juga sering mengalami mulut kering yang parah, yang ditandai dengan:
- Bibir kering dan pecah-pecah.
- Sulit menelan makanan kering atau berbicara.
- Perubahan rasa pada lidah.
- Peningkatan risiko kerusakan gigi dan infeksi gusi.
Karena Sindrom Sjögren adalah penyakit sistemik, gejala lain di luar mata dan mulut juga bisa muncul, seperti pembesaran kelenjar parotis (di pipi), kulit kering, batuk kering, nyeri sendi dan otot, hingga kelelahan ekstrem.
Pentingnya Deteksi Dini dan Kolaborasi Medis
Dr. Laurentius Aswin Pramono, Dokter Penyakit Dalam di JEC Eye Hospitals and Clinics, menegaskan bahwa mata kering bisa menjadi “pintu masuk” bagi deteksi penyakit lain, termasuk autoimun. Seringkali, gejala awal penyakit autoimun tidak spesifik, dan mata kering bisa menjadi petunjuk penting.
Oleh karena itu, kolaborasi multidisiplin antara dokter mata, dokter penyakit dalam, dan ahli reumatologi menjadi sangat krusial. Melalui pemeriksaan mata yang teliti dan menyeluruh, pasien bisa diarahkan untuk evaluasi lebih lanjut yang mungkin dapat menyelamatkan organ lain dari kerusakan permanen. JEC sendiri telah menghadirkan JEC Dry Eye Service sejak 2017, layanan terpadu yang menawarkan berbagai pemeriksaan canggih untuk mendiagnosis dry eye, seperti:
- Dry Eye Questionnaire
- Schirmer Test (untuk menilai volume air mata)
- Tear Break Up Time/TBUT (untuk menilai stabilitas air mata)
- Ocular Surface Staining (untuk menilai derajat peradangan)
- Meibography (untuk menilai kondisi kelenjar Meibom di kelopak mata)
- TearLab® Osmometer (untuk menilai kadar osmolaritas air mata)
Perbedaan Mata Kering Biasa dan Mata Kering Autoimun
Agar lebih jelas, mari kita lihat perbandingan antara mata kering biasa dan mata kering autoimun:
Fitur | Mata Kering Biasa (Sindrom Dry Eye) | Mata Kering Autoimun (misal: Sindrom Sjögren) |
---|---|---|
Penyebab Utama | Lingkungan (debu, asap), penggunaan gawai berlebihan, usia, obat-obatan tertentu. | Sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar air mata, inflamasi sistemik. |
Tingkat Keparahan | Ringan hingga sedang, bisa membaik dengan penanganan sederhana. | Lebih parah dan persisten, sulit sembuh hanya dengan obat tetes mata. |
Gejala Lain | Umumnya hanya pada mata. | Sering disertai mulut kering, nyeri sendi, kelelahan, dan gejala sistemik lainnya. |
Penanganan | Tetes mata pelembap biasa, istirahat mata. | Memerlukan pendekatan holistik, obat-obatan penekan imun, dan kolaborasi medis. |
Langkah Penanganan dan Kapan Harus ke Dokter
Sayangnya, belum ada obat yang dapat menyembuhkan Sindrom Sjögren secara total. Namun, dokter dapat memberikan pengobatan untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi. Penanganan bisa meliputi:
- Pemberian Obat-obatan:
- Air mata buatan dan salep mata pelembap.
- Obat untuk meningkatkan produksi air liur dan air mata.
- Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) untuk nyeri sendi.
- Obat penekan sistem imun seperti hydroxychloroquine atau methotrexate.
- Obat antijamur jika ada infeksi mulut.
- Prosedur Medis: Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan operasi kecil untuk menutup saluran air mata agar air mata lebih banyak tersimpan di mata.
- Perubahan Gaya Hidup:
- Gunakan pelembap udara (humidifier) di rumah.
- Hindari paparan angin langsung atau asap rokok.
- Kenakan kacamata pelindung saat di luar ruangan.
- Batasi waktu menatap layar gawai dan berikan istirahat pada mata.
- Untuk mulut kering: banyak minum air putih, hindari kafein/alkohol, sikat gigi rutin, kunyah permen karet bebas gula.
Kapan harus ke dokter? Jika keluhan mata kering atau mulut kering terasa parah, berbeda dari biasanya, atau disertai gejala lain yang mencurigakan (seperti yang disebutkan di atas), segera periksakan diri ke dokter. Jangan tunda, terutama jika muncul kesulitan menelan atau bernapas. Deteksi dini adalah kunci untuk mencegah komplikasi serius dan memastikan Anda mendapatkan penanganan yang tepat.
Komplikasi yang Mengintai Jika Diabaikan
Mengabaikan mata kering yang merupakan tanda awal autoimun sindrom bisa berakibat fatal. Komplikasi yang mungkin timbul meliputi:
- Kerusakan mata permanen hingga kebutaan.
- Infeksi pada mata, mulut, atau saluran pernapasan.
- Masalah paru-paru seperti bronkiektasis (pelebaran dinding bronkus) atau jaringan parut.
- Limfoma non-Hodgkin (jenis kanker kelenjar getah bening).
- Kekurangan hormon tiroid (hipotiroidisme).
- Penyakit ginjal, seperti radang ginjal atau batu ginjal.
- Neuropati perifer (kerusakan saraf).
- Fenomena Raynaud (penurunan aliran darah ke jari tangan dan kaki).
- Gangguan psikologis seperti kecemasan dan depresi.
Kesimpulan
Mata kering memang seringkali dianggap remeh, namun artikel ini menegaskan bahwa ia bisa menjadi tanda awal autoimun sindrom yang serius, seperti Sindrom Sjögren. Penting bagi kita untuk lebih peka terhadap sinyal yang diberikan tubuh. Jangan biarkan ketidaknyamanan kecil berkembang menjadi komplikasi serius yang dapat memengaruhi kualitas hidup.
Jika Anda mengalami mata kering yang persisten, disertai mulut kering, atau gejala lain yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter mata dan dokter penyakit dalam. Melalui deteksi dini dan penanganan yang komprehensif, Anda dapat mengelola kondisi ini dengan lebih baik dan menjaga kesehatan Anda secara menyeluruh. Ingat, kesehatan adalah investasi terbaik Anda!
FAQ
Tanya: Apa saja gejala umum mata kering yang perlu diwaspadai selain rasa perih atau seperti ada pasir?
Jawab: Gejala lain yang perlu diwaspadai termasuk mata merah, sensitif terhadap cahaya, penglihatan kabur, dan rasa terbakar.
Tanya: Bagaimana mata kering bisa menjadi tanda awal Sindrom Sjögren?
Jawab: Mata kering pada Sindrom Sjögren disebabkan oleh gangguan pada kelenjar lakrimal yang memproduksi air mata akibat serangan sistem imun pada tubuh sendiri.
Tanya: Siapa saja yang berisiko mengalami mata kering sebagai tanda awal Sindrom Sjögren?
Jawab: Orang dengan riwayat penyakit autoimun lain, wanita, dan mereka yang berusia di atas 40 tahun memiliki risiko lebih tinggi.