Yogyakarta, zekriansyah.com – Kabar mengejutkan mengguncang jagat sepak bola akhir-akhir ini. Isu mengenai gelar juara dunia Liverpool dan Manchester City dicabut oleh FIFA telah menyebar luas, menimbulkan banyak pertanyaan dan kebingungan di kalangan penggemar. Apakah ini benar-benar terjadi? Atau ada kesalahpahaman di balik berita yang begitu heboh ini?
FIFA Ganti Terminologi Juara Dunia Klub, Liverpool dan Man City Kini Bergelar “Intercontinental Champions”.
Tenang, mari kita bedah tuntas apa yang sebenarnya terjadi. Ternyata, ada dua isu besar yang seringkali tercampur aduk, dan keduanya memiliki implikasi yang berbeda bagi klub-klub raksasa ini. Mari kita selami lebih dalam agar tidak ada lagi kebingungan.
Mengapa Gelar Juara Dunia Klub Tiba-tiba “Direklasifikasi” FIFA?
Pertama, mari kita bahas tentang Piala Dunia Antarklub (FIFA Club World Cup). FIFA memang baru-baru ini membuat gebrakan yang cukup kontroversial. Mereka memutuskan untuk merombak sejarah dan format turnamen ini secara signifikan. Tujuannya jelas: menaikkan gengsi turnamen yang selama ini kerap dipandang sebelah mata, terutama oleh klub-klub top Eropa.
Sebagai bagian dari perombakan ini, FIFA kini hanya mengakui Chelsea sebagai “juara dunia pertama” dalam format baru Piala Dunia Antarklub, setelah kemenangan telak mereka atas Paris Saint-Germain di final terbaru. Ini bukan berarti gelar juara dunia Liverpool dan Manchester City dicabut dalam artian hukuman, melainkan lebih kepada reklasifikasi status.
Simak ulasan lengkapnya dalam artikel terkait: chelsea dan ukir
Para pemenang terdahulu, termasuk Manchester United (2008), Liverpool (2019), dan Manchester City (2023), serta raksasa lain seperti Real Madrid dan Barcelona, kini tidak lagi diakui sebagai “juara dunia” dalam pengertian format terkini. Gelar mereka kini diklasifikasikan sebagai “FIFA Intercontinental Champions.” Ini mirip seperti dulu Piala Champions yang bertransformasi menjadi Liga Champions pada tahun 1992, di mana format dan pengakuan atas prestasi masa lalu mengalami penyesuaian. Jadi, mereka tetap juara, hanya saja dengan label yang berbeda sesuai definisi baru FIFA.
Manchester City dan Drama FFP: Ancaman Nyata Pencabutan Gelar Premier League
Nah, ini dia bagian kedua yang jauh lebih serius dan berpotensi menyebabkan pencabutan gelar dalam artian hukuman. Manchester City sedang menghadapi masalah hukum yang pelik dengan Premier League. Klub asuhan Pep Guardiola ini dituduh melakukan 115 pelanggaran aturan Financial Fair Play (FFP). Dugaan pelanggaran ini mencakup periode panjang, mulai dari musim 2009/10 hingga 2017/18, dan bahkan bisa meluas.
Investigasi ini dilakukan secara rahasia oleh komisi independen, dan keputusannya sangat dinanti-nantikan. Jika Manchester City akhirnya dinyatakan bersalah, sanksi yang mungkin mereka terima tidak main-main: mulai dari denda finansial, pengurangan poin, degradasi, hingga yang paling heboh, pencabutan gelar Premier League yang pernah mereka raih.
Mantan manajer Liverpool, Jürgen Klopp, bahkan sempat melontarkan candaan yang menggambarkan situasi ini. Saat ditanya bagaimana reaksinya jika gelar City dicabut, Klopp dengan santai menjawab, “Pesan tiket ke Mallorca. Saya akan beli bir! Kami akan mengadakan parade kami sendiri di taman saya.” Ini menunjukkan betapa besar dampak potensial dari kasus ini bagi rival-rival City.
Namun, perlu diingat bahwa peluang hukuman pencabutan gelar secara retrospektif (mengacu ke masa lalu) oleh Premier League masih dianggap kecil oleh beberapa jurnalis Inggris, seperti Miguel Delaney dari The Independent. Meski begitu, kasus ini digambarkan sebagai “belum pernah terjadi sebelumnya,” yang berarti segalanya masih mungkin terjadi.
Siapa yang Diuntungkan Jika Gelar City Dicabut?
Jika skenario terburuk bagi Manchester City ini benar-benar terjadi, yaitu pencabutan gelar Premier League, maka akan ada beberapa klub yang ketiban durian runtuh. Premier League berpotensi mengikuti jejak Serie A dalam kasus Calciopoli yang menimpa Juventus, di mana gelar juara dicabut dan diberikan kepada runner-up.
Berikut adalah potensi gelar Liga Inggris yang bisa dialihkan jika Manchester City terbukti bersalah dan gelarnya dicabut, berdasarkan posisi runner-up di musim-musim tersebut:
Musim Liga Inggris | Juara Awal (Man City) | Runner-up (Potensi Penerima Gelar) |
---|---|---|
2011/2012 | Manchester City | Manchester United |
2013/2014 | Manchester City | Liverpool |
2017/2018 | Manchester City | Manchester United |
2018/2019 | Manchester City | Liverpool |
2020/2021 | Manchester City | Manchester United |
2021/2022 | Manchester City | Liverpool |
Catatan: Tiga musim pertama (2011/12, 2013/14, 2017/18) adalah yang pertama kali diselidiki, sementara tiga musim berikutnya (2018/19, 2020/21, 2021/22) akan diselidiki jika pelanggaran terbukti pada periode awal.
Kesimpulan: Dua Cerita, Dua Situasi Berbeda
Jadi, ketika kita mendengar tentang gelar juara dunia Liverpool dan Manchester City dicabut, penting untuk membedakan dua situasi yang sangat berbeda:
- Perubahan Status FIFA Club World Cup: Ini adalah reklasifikasi oleh FIFA untuk tujuan merombak turnamen dan meningkatkan gengsi format baru. Gelar-gelar masa lalu tidak “dicabut” sebagai hukuman, melainkan diberi label baru sebagai “FIFA Intercontinental Champions.”
- Kasus FFP Manchester City di Premier League: Ini adalah ancaman pencabutan gelar sebagai sanksi atas dugaan pelanggaran aturan keuangan. Keputusannya masih menunggu hasil investigasi komisi independen.
Kedua isu ini tentu saja menciptakan dinamika menarik di dunia sepak bola. Bagi penggemar Liverpool dan Manchester United, kasus FFP City bisa menjadi harapan untuk menambah koleksi trofi Liga Inggris mereka. Sementara itu, penggemar Chelsea bisa berbangga dengan status “juara dunia pertama” versi FIFA yang baru.
Bagaimanapun, semua mata kini tertuju pada keputusan akhir. Bagaimana nasib gelar-gelar bersejarah ini, dan bagaimana dampaknya bagi klub-klub yang terlibat? Waktu yang akan menjawabnya.
FAQ
Tanya: Apakah gelar juara dunia Liverpool dan Manchester City benar-benar dicabut oleh FIFA?
Jawab: Tidak, gelar juara dunia mereka tidak dicabut sebagai hukuman, melainkan ada reklasifikasi status terkait format baru Piala Dunia Antarklub.
Tanya: Mengapa FIFA melakukan reklasifikasi status juara dunia klub?
Jawab: FIFA merombak sejarah dan format Piala Dunia Antarklub untuk menaikkan gengsi turnamen tersebut.
Tanya: Siapa yang diakui FIFA sebagai juara dunia pertama dalam format baru Piala Dunia Antarklub?
Jawab: FIFA kini hanya mengakui Chelsea sebagai “juara dunia pertama” dalam format baru Piala Dunia Antarklub.