Kaltim Buktikan Efektivitas Vaksinasi DBD: Langkah Revolusioner Tekan Kasus dan Kematian!

Dipublikasikan 21 Juli 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.comPendahuluan
Siapa yang tidak khawatir dengan Demam Berdarah Dengue (DBD)? Penyakit yang disebarkan nyamuk Aedes aegypti ini seringkali menjadi momok, terutama saat musim hujan tiba. Kabar baiknya, ada secercah harapan dari Kalimantan Timur (Kaltim)! Provinsi ini bukan hanya berani menjadi pelopor, tetapi juga sukses membuktikan efektivitas program vaksinasi DBD secara regional. Keberhasilan vaksinasi DBD Kaltim ini tak hanya menjadi kebanggaan nasional, tapi juga menarik perhatian dunia internasional. Mari kita selami bagaimana Kaltim berhasil mencetak sejarah dan menjadi percontohan dalam upaya memerangi DBD.

Kaltim Buktikan Efektivitas Vaksinasi DBD: Langkah Revolusioner Tekan Kasus dan Kematian!

Ilustrasi menunjukkan antusiasme siswa menyambut program vaksinasi demam berdarah yang efektif di Kaltim, sebuah langkah revolusioner yang menekan kasus dan kematian.

Kaltim: Pelopor Vaksinasi DBD di Indonesia

Kaltim dengan bangga mencatat namanya sebagai provinsi pertama di Indonesia yang menginisiasi program vaksinasi dengue secara regional. Langkah berani ini dimulai melalui proyek percontohan yang digulirkan di Kota Balikpapan dan Samarinda. Program ini digagas oleh Dinas Kesehatan Kaltim dengan dukungan penuh dari Kementerian Kesehatan RI dan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI). Vaksin yang digunakan adalah Qdenga, vaksin dengue tetravalent yang telah disetujui BPOM dan terbukti efektif melawan keempat serotipe virus dengue. Inilah terobosan besar dalam upaya pengendalian penyakit DBD di Tanah Air!

Jejak Langkah Program di Balikpapan dan Samarinda

Pilot project vaksinasi DBD ini pertama kali bergulir di Kota Balikpapan pada November 2023. Sasaran utamanya adalah anak-anak sekolah dasar kelas 1 hingga 6, dengan prioritas pada siswa kelas 3, 4, dan 6. Total ada sekitar 9.800 anak yang menjadi target awal, dan pada tahun 2025, cakupannya diperluas lagi hingga 887 anak di 93 SD/MI. Vaksinasi ini diberikan dalam dua dosis, dengan dosis kedua diberikan tiga bulan setelah dosis pertama.

Bagaimana hasilnya? Dari hampir 9.800 anak yang menerima dosis pertama dan 8.913 anak yang menerima dosis kedua di Balikpapan, hanya ada 74 laporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) ringan. Kebanyakan berupa demam (27 laporan), nyeri di lokasi suntikan (26), atau pusing (6). Di Samarinda, program serupa menyasar 2.750 anak sekolah dasar, dengan cakupan dosis pertama 100% dan dosis kedua 61%. Yang paling menggembirakan:

“Belum ada kejadian terobosan dengue di antara anak-anak yang telah divaksinasi tersebut,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Jaya Mualimin.

Ini menunjukkan efektivitas vaksin DBD yang sangat menjanjikan.

Efektivitas yang Terbukti Nyata: Angka Kasus Menurun Drastis

Keberhasilan program vaksinasi DBD Kaltim ini bukan sekadar klaim, tapi terbukti dari angka-angka yang berbicara. Di Balikpapan, lokasi pilot proyek, program ini telah berhasil menurunkan angka insiden dan kematian akibat DBD secara signifikan.

“Jika sebelumnya kita mencatat 7-8 kasus insiden, kini hanya tersisa satu kejadian yang dilaporkan,” ujar Jaya Mualimin.

Ini adalah penurunan kasus DBD Kaltim yang sangat mencolok!

Tak hanya itu, data Dinas Kesehatan Kaltim menunjukkan penurunan kasus DBD secara keseluruhan di awal tahun 2025.

“Data yang masuk hingga awal Februari menunjukkan baru sekitar 200-an kasus DBD. Tahun lalu, pada periode yang sama, jumlahnya sudah mencapai 1.500-an kasus,” terang Adi Permana, Ketua Tim Kerja Surveilans dan Imunisasi Diskes Kaltim.

Penurunan hingga 85% ini mengindikasikan bahwa vaksinasi DBD berperan besar, di samping faktor lain seperti kesadaran masyarakat akan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Efektivitas vaksin yang mencapai lebih dari 60% menjadi kunci utama keberhasilan ini.

Diakui Dunia: Kaltim Jadi Inspirasi Internasional

Kisah sukses vaksinasi DBD Kaltim tak hanya bergema di dalam negeri, tapi juga menarik perhatian global. Program ini telah menuai apresiasi dari empat negara Asia: Singapura, Malaysia, Thailand, dan Jepang. Mereka bahkan mengundang tim dari Kaltim untuk berbagi pengalaman dan strategi yang telah diterapkan. Sebuah delegasi dari Negara Bagian Selangor, Malaysia, juga melakukan studi banding langsung ke Kaltim pada Desember 2024 untuk memahami strategi vaksinasi DBD dan penerimaan masyarakatnya.

Menurut Jaya Mualimin, keberhasilan ini sangat terlihat.

“Dengan adanya vaksinasi ini, kita bisa mengurangi angka hospitalisasi akibat DBD. Selama hampir dua tahun berjalan, mereka yang sudah divaksinasi tidak pernah lagi terserang DBD, menandakan program ini berjalan efektif,” jelasnya.

Ini membuktikan bahwa pendekatan vaksinasi yang diambil Kaltim terbukti lebih ampuh dibandingkan metode lain seperti teknologi Wolbachia yang diterapkan di Singapura, yang dinilai kurang efektif dalam menekan angka kasus.

Melangkah Maju: Perluasan Program dan Harapan ke Depan

Melihat hasil yang menggembirakan, Kaltim berkomitmen untuk terus melanjutkan dan memperluas program vaksinasi DBD. Setelah sukses di Balikpapan dan Samarinda, program ini akan diperluas ke kabupaten/kota lain seperti Kutai Kartanegara, Kutai Timur, dan area Ibu Kota Nusantara (IKN). Pemantauan dan evaluasi berkelanjutan akan terus dilakukan untuk mengukur efektivitas program dan menjadi landasan kebijakan di masa mendatang.

Dinas Kesehatan Kaltim juga mendorong keterlibatan sektor swasta melalui pembiayaan dan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) untuk mendukung perluasan akses vaksin. Dengan target ambisius “nol kematian akibat dengue pada 2030” dari Kementerian Kesehatan, Kaltim buktikan efektivitas vaksinasi DBD sebagai langkah krusial. Kolaborasi lintas sektor dan inovasi seperti ini diharapkan dapat memberikan perlindungan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat dari ancaman penyakit yang mematikan ini.

Kesimpulan
Kalimantan Timur telah menunjukkan jalan terang dalam penanggulangan Demam Berdarah Dengue. Melalui program vaksinasi DBD yang inovatif dan terbukti efektif, angka kasus dan kematian berhasil ditekan secara signifikan. Keberhasilan ini tidak hanya menjadi kebanggaan nasional, tetapi juga inspirasi bagi negara-negara lain. Ini adalah bukti nyata bahwa dengan komitmen, kolaborasi, dan inovasi, kita bisa menciptakan masa depan yang lebih sehat dan bebas dari ancaman DBD. Mari terus dukung upaya pencegahan dan jadikan kesehatan sebagai prioritas bersama!