Galaxy Fold Pamer AI, iPhone Cuma Diam? Intip Sengitnya Perang Iklan Samsung vs Apple!

Dipublikasikan 26 Agustus 2025 oleh admin
Teknologi Dan Gadget

Yogyakarta, zekriansyah.com – Dunia teknologi memang tak pernah sepi drama, apalagi kalau sudah menyangkut dua raksasa: Samsung dan Apple. Baru-baru ini, Samsung kembali membuat gaduh dengan iklan terbarunya yang sukses mencuri perhatian sekaligus memancing senyum. Bukan cuma pamer teknologi canggih, tapi juga dengan gaya yang “menyentil” sang rival abadi, Apple.

Galaxy Fold Pamer AI, iPhone Cuma Diam? Intip Sengitnya Perang Iklan Samsung vs Apple!

Samsung Galaxy Fold unggulkan kecerdasan buatan dalam iklan terbarunya, memicu perdebatan sengit dengan Apple di tengah perang pemasaran teknologi.

Iklan bertajuk “The Real Upgrade” ini menampilkan Galaxy Z Fold 7 yang sedang unjuk gigi fitur AI-nya, sementara di sebelahnya, sebuah iPhone tampak “diam” tak berkutik. Pertanyaannya, apakah memang benar iPhone cuma bisa diam? Mari kita selami lebih dalam sengitnya persaingan antara Samsung Galaxy Fold dan iPhone dalam arena inovasi dan iklan.

Ketika Samsung ’Nge-Troll’ Apple: Bukan Sekadar Iklan Biasa

Samsung memang jagonya dalam menciptakan iklan yang provokatif namun menghibur. Iklan “The Real Upgrade” adalah bukti terbaru.

Iklan “The Real Upgrade” dan Galaxy AI di Galaxy Z Fold 7

Dalam video yang viral di media sosial, Galaxy Z Fold 7 dipasangkan langsung dengan iPhone. Fokus utamanya? Fitur AI canggih milik Samsung, terutama kemampuan AI image generation yang belum dimiliki secara penuh oleh iPhone. Di akhir video, kita melihat karakter pengguna iPhone tampak kecewa dan menyimpan ponselnya dengan pasrah, diiringi pertanyaan ikonik: “Can your phone do that?”

Ini adalah cara Samsung menegaskan bahwa mereka sudah selangkah lebih maju dalam mengintegrasikan Galaxy AI berbasis Gemini ke dalam perangkatnya, sementara Apple masih bergulat dengan Siri dan baru memperkenalkan Apple Intelligence yang bahkan belum rilis penuh. Rumor yang beredar bahkan menyebut Apple sedang mempertimbangkan kerja sama dengan Google untuk mengusung Gemini – sebuah ironi yang menarik, bukan?

Sejarah ‘Perang Dingin’ Iklan Samsung-Apple: Trolling Jadi Tradisi

Menyindir Apple sudah seperti olahraga rutin bagi Samsung. Ini bukan kali pertama mereka melakukannya:

  • 2011: Samsung mengejek antrean panjang di Apple Store.
  • 2014 (Galaxy S5): Penggemar Apple dijuluki “wall huggers” karena baterai iPhone dianggap boros.
  • 2023 (Iklan “UnCrush” untuk Galaxy Tab S9): Ini adalah sindiran langsung terhadap iklan kontroversial Apple untuk iPad Pro yang menghancurkan alat seni dengan mesin press. Samsung dengan cerdik membalasnya dengan pesan bahwa “Kreativitas Tak Bisa Dihancurkan” dan menonjolkan fitur Galaxy AI di tabletnya.

Pendekatan ini mungkin dianggap “murahan” oleh sebagian orang, tapi di tengah gempuran iklan yang monoton, sindiran ringan semacam ini seringkali sukses menarik perhatian dan menjadi bahan obrolan hangat di kalangan netizen.

Diam-Diam iPhone Juga Punya Strategi, Tapi…

Meski Samsung gencar “pamer” di iklan, Apple juga punya caranya sendiri dalam berkompetisi, meskipun seringkali dengan pendekatan yang lebih kalem atau bahkan terkesan “diam”.

Inovasi Warna dan Estetika: Fokus Utama iPhone?

Apple seringkali dianggap sebagai maestro ilusi. Mereka mengemas stagnasi sebagai estetika dan membungkus pengulangan dengan kemewahan. Terkadang, pembaharuan visual seperti pilihan warna baru menjadi satu-satunya “inovasi” yang paling konsisten mereka tonjolkan. Ambil contoh iPhone 16 tahun lalu, yang narasi kamera barunya ternyata hanya sebatas pergeseran lensa dua milimeter dan warna yang “lebih kalem”.

Memang, desain itu penting, tapi ponsel bukan sekadar aksesori mode. Di balik parade warna, seringkali tidak ada peningkatan fitur besar atau lompatan teknologi baru yang revolusioner.

Kecerdasan Buatan (AI) di iPhone: Masih Abu-Abu?

Saat Samsung sudah lantang memamerkan Galaxy AI di perangkatnya, Apple masih terkesan “diam” atau malu-malu soal AI. Mereka memang telah memperkenalkan Apple Intelligence, namun implementasinya belum sepenuhnya dirilis. Ini membuat mereka sedikit tertinggal dalam perlombaan AI yang kini menjadi fitur kunci di banyak smartphone premium.

Bahkan, Google sendiri sudah memperkenalkan jajaran ponsel Pixel 10 series yang ditenagai chipset Tensor G5 terbaru dengan fokus kuat pada fitur AI, menunjukkan betapa pesatnya perkembangan di ranah ini.

Masa Depan Ponsel Lipat: Siapa Unggul dalam Inovasi Layar?

Pertarungan Samsung dan Apple juga merambah ke pasar ponsel lipat yang semakin menarik. Samsung adalah pelopor, tapi Apple sedang menyiapkan kejutan.

Samsung Mont Flex: Penentu Arah Baru Layar Lipat

Samsung Display, divisi layar Samsung, telah menggebrak panggung teknologi dengan memperkenalkan Mont Flex, teknologi layar lipat terbarunya. Nama “Mont” sendiri melambangkan puncak pencapaian inovasi layar lipat, dengan setiap huruf memiliki makna mendalam:

  • M (Mechanical durability): Daya tahan mekanis luar biasa, mampu bertahan hingga 500.000 kali lipat.
  • O (Opto-mechanically flat): Upaya mengurangi lipatan (crease) agar layar lebih mulus dan jernih.
  • N (Narrow bezel): Bezel tipis untuk pengalaman visual yang imersif.
  • T (Thin and light design): Komitmen menciptakan perangkat lipat yang lebih tipis dan ringan.

Teknologi ini digadang-gadang akan menjadi fondasi bagi generasi terbaru perangkat lipat, termasuk Galaxy Z Fold 8 dan bahkan berpotensi menjadi standar baru bagi produsen lain, termasuk Apple.

iPhone Lipat: Menggoda dengan Layar Canggih Samsung?

Yang paling mengejutkan adalah bocoran bahwa Apple tampaknya siap menjungkirbalikkan pasar ponsel lipat dengan iPhone lipat yang akan menggunakan panel layar revolusioner hasil pengembangan Samsung sendiri! Layar jenis baru ini, dengan teknologi in-cell touch, diklaim mampu mengurangi ketebalan layar hingga 19%, memberikan respons sentuhan lebih cepat, dan yang paling penting, lipatan yang “hampir tidak terlihat”.

Ironisnya, teknologi layar canggih yang kemungkinan akan disematkan pada iPhone Fold ini bahkan disebut lebih mutakhir dari yang saat ini ada di Galaxy Z Fold 7. Ini menunjukkan bahwa meski Samsung adalah pionir dan aktif “pamer”, Apple bergerak dengan strateginya sendiri, mungkin dengan menunggu teknologi terbaik siap sebelum meluncurkan produknya.

Jadi, Siapa yang Sebenarnya “Pamer” dan Siapa yang “Diam”?

Dalam persaingan Samsung vs Apple, istilah “pamer” dan “diam” bisa diartikan dalam berbagai konteks.

Samsung jelas lebih aktif “pamer” inovasi melalui iklan langsung dan agresif, menyoroti fitur-fitur seperti Galaxy AI dan keunggulan desain lipatnya. Mereka berani mengambil risiko dengan pendekatan yang lebih frontal.

Di sisi lain, Apple cenderung lebih “diam” dalam perang iklan langsung, tetapi inovasinya bergerak di balik layar. Mereka mungkin tidak membuat iklan sindiran, namun mereka terus mengembangkan produknya, bahkan dengan memanfaatkan teknologi layar canggih dari rivalnya untuk iPhone Fold masa depan.

Pada akhirnya, persaingan sengit antara Galaxy Fold dan iPhone ini justru menguntungkan kita sebagai konsumen. Dorongan untuk terus berinovasi menghasilkan teknologi yang semakin canggih, desain yang lebih menarik, dan pengalaman pengguna yang lebih baik. Pilihan kembali ke tangan Anda, mana yang paling sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup digital Anda.

FAQ

Tanya: Apa fitur utama yang dipamerkan Samsung dalam iklan “The Real Upgrade” untuk Galaxy Z Fold 7?
Jawab: Samsung memamerkan fitur AI canggih, khususnya kemampuan AI image generation, pada Galaxy Z Fold 7 dalam iklan tersebut.

Tanya: Mengapa iklan Samsung tersebut dianggap menyentil Apple?
Jawab: Iklan tersebut menampilkan iPhone yang tampak “diam” dan tidak bisa melakukan fitur AI yang dimiliki Galaxy Z Fold 7, menyiratkan Apple tertinggal dalam inovasi AI.

Tanya: Apakah iPhone benar-benar tidak memiliki fitur AI sama sekali?
Jawab: Artikel ini menyoroti bahwa iPhone belum memiliki fitur AI generation yang sama seperti yang dipamerkan Samsung, namun tidak menyatakan iPhone tidak memiliki fitur AI lainnya.