Yogyakarta, zekriansyah.com – Kesehatan masyarakat adalah prioritas utama, dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Barat terus menunjukkan komitmennya dengan menyiapkan langkah konkret tingkatkan cakupan layanan di berbagai sektor. Dari upaya masif peningkatan imunisasi hingga pelayanan prima bagi jemaah haji, semua bergerak menuju satu tujuan: mewujudkan masyarakat Kalbar yang lebih sehat dan terlindungi.
Dinkes Kalbar serius tingkatkan cakupan imunisasi dan layanan kesehatan demi kesejahteraan masyarakat.
Artikel ini akan mengupas tuntas inisiatif Dinkes Kalbar dalam memperluas jangkauan dan kualitas layanan kesehatan, memastikan setiap warga mendapatkan haknya untuk hidup sehat. Mari kita selami lebih dalam!
Imunisasi: Kunci Perlindungan Anak dari Ancaman Penyakit
Salah satu fokus utama Dinkes Kalbar saat ini adalah meningkatkan cakupan imunisasi, khususnya untuk campak/rubella. Data menunjukkan bahwa hingga Juli 2025, cakupan imunisasi campak/rubella di Kalimantan Barat baru mencapai 33,6%. Angka ini tentu menjadi “pekerjaan rumah” besar yang serius dibenahi.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, dr. Erna Yulianti, menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan langkah konkret tingkatkan kepercayaan masyarakat terhadap imunisasi. Upaya ini mencakup:
- Edukasi Masif dan Transparansi Informasi: Menyampaikan informasi yang akurat dan mudah dipahami tentang manfaat imunisasi.
- Keterlibatan Lintas Sektor: Menggandeng tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga kader TP PKK untuk sosialisasi langsung. Ini penting untuk melawan hoaks dan membangun kembali kepercayaan.
- Penguatan Kapasitas Tenaga Kesehatan: Melakukan pelatihan dan pendampingan bagi pengelola program imunisasi di semua tingkatan, dari provinsi hingga puskesmas.
- Promosi Kesehatan Inovatif: Memanfaatkan kanal media sosial seperti Instagram, Facebook, YouTube, bahkan talk show “Rotikab” (Obrolan Terkini Seputar Kesehatan di Kalimantan Barat) untuk menyebarkan informasi.
Tantangan yang Dihadapi dan Solusinya
Evaluasi Dinkes Kalbar menemukan beberapa pemicu rendahnya cakupan imunisasi, seperti:
- Rendahnya kesadaran orang tua akan pentingnya imunisasi dasar lengkap.
- Maraknya berita hoaks seputar vaksin yang memengaruhi kepercayaan masyarakat.
- Faktor budaya patriarki dan trauma ringan pasca-imunisasi yang membuat sebagian orang tua enggan.
Untuk mengatasi ini, Dinkes Kalbar fokus pada tiga wilayah dengan kasus campak/rubella tertinggi: Kota Pontianak, Kabupaten Mempawah, dan Kabupaten Kubu Raya. Strategi “jemput bola” dan “inisiatif kejar” juga diterapkan, bahkan melibatkan MUI untuk menjawab isu halal-haram vaksin.
Kabar baiknya, ketersediaan vaksin campak/rubella di Kalbar masih tercukupi. “Untuk vaksin MR untuk campak/rubella masih cukup. Kita masih ada 3.640 vial, yang siap disalurkan ke Kabupaten/Kota sesuai dengan permintaan dan sasaran di tiap daerah,” pungkas dr. Erna.
Semangat para kader Posyandu, seperti di Posyandu Beringin Pontianak, menjadi inspirasi. Mereka tidak hanya menunggu, tetapi aktif mendatangi warga, berdiskusi santai, dan menyisipkan pesan imunisasi dalam kegiatan sehari-hari. Pendekatan humanis dan sentuhan hati terbukti efektif dalam meningkatkan cakupan partisipasi.
Layanan Kesehatan Optimal untuk Jemaah Haji 2025
Dinkes Kalbar siapkan langkah konkret tingkatkan cakupan layanan kesehatan tidak hanya untuk warga di dalam provinsi, tetapi juga bagi mereka yang akan menunaikan ibadah haji. Untuk memastikan kelancaran dan kenyamanan pelaksanaan ibadah haji tahun 2025, berbagai layanan kesehatan telah disiapkan:
- Posko Pelayanan Kesehatan 24 Jam: Didirikan di Asrama Haji Pontianak, lengkap dengan dokter dan tenaga kesehatan untuk pemeriksaan dan konsultasi.
- Ambulans Siaga: Disiagakan untuk penanganan rujukan darurat ke rumah sakit.
- Layanan Porter Kursi Roda: Membantu jemaah lansia atau dengan keterbatasan mobilitas agar proses keberangkatan lebih lancar.
- Program Food Security: Petugas kesehatan melakukan inspeksi ketat terhadap menu dan bahan makanan, termasuk uji laboratorium, untuk mencegah risiko keracunan.
- Tim Kesehatan Khusus di Embarkasi Batam: Melakukan pendampingan, membantu kelancaran administrasi, dan memantau kelayakan kesehatan jemaah sebelum menuju Tanah Suci.
“Kesehatan jamaah adalah prioritas utama. Kami ingin memastikan bahwa seluruh proses, mulai dari keberangkatan hingga kembali ke Tanah Air, dapat berjalan lancar dan aman dari aspek kesehatan,” ujar dr. Erna Yulianti.
Membangun Tata Kelola Pelayanan Kesehatan yang Lebih Baik
Selain imunisasi dan haji, Dinkes Kalbar siapkan langkah konkret tingkatkan cakupan pelayanan melalui penguatan infrastruktur dan tata kelola. Salah satunya adalah dukungan penuh terhadap pelatihan geotagging fasilitas kesehatan.
dr. Purwitasari Aquarini Prehnansy, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat yang mewakili Kepala Dinkes Kalbar, menjelaskan bahwa penerapan geotagging (pemetaan berbasis lokasi) adalah langkah strategis.
“Penerapan geotagging bisa menjadi langkah strategis dan relevan dalam mewujudkan tata kelola pelayanan kesehatan yang lebih baik,” katanya.
Dengan geotagging, pemetaan keberadaan fasilitas kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, hingga klinik menjadi lebih akurat. Informasi ini menjadi dasar kuat untuk perencanaan, pengawasan, dan pengambilan keputusan, memastikan akses layanan kesehatan yang merata di seluruh Provinsi Kalimantan Barat.
Tidak hanya itu, Dinkes Kalbar juga gencar menguatkan kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak, terutama dalam menekan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) yang sempat meningkat. Ini dilakukan melalui peningkatan kualitas layanan, perluasan program, dan sosialisasi intensif.
Kesimpulan
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat tidak tinggal diam. Dengan menyiapkan langkah konkret tingkatkan cakupan pelayanan, mulai dari gencar melakukan edukasi dan sosialisasi imunisasi untuk anak-anak, memastikan kesehatan optimal bagi jemaah haji, hingga memperkuat infrastruktur data fasilitas kesehatan, komitmen terhadap kesehatan masyarakat sangatlah nyata.
Meski tantangan berupa hoaks dan kurangnya kesadaran masih ada, semangat para tenaga kesehatan dan kolaborasi lintas sektor menjadi kunci. Ini adalah investasi penting untuk masa depan yang lebih sehat, mewujudkan generasi emas Kalimantan Barat yang kuat dan terlindungi. Mari bersama-sama mendukung setiap upaya Dinkes Kalbar demi kesehatan kita semua!
FAQ
Tanya: Berapa target cakupan imunisasi campak/rubella yang ingin dicapai oleh Dinkes Kalbar?
Jawab: Artikel ini tidak menyebutkan target spesifik, namun fokusnya adalah meningkatkan cakupan yang saat ini baru mencapai 33,6% hingga Juli 2025.
Tanya: Mengapa cakupan imunisasi campak/rubella di Kalbar masih rendah?
Jawab: Artikel menyebutkan bahwa rendahnya cakupan ini menjadi “pekerjaan rumah” besar yang serius dibenahi, namun tidak merinci penyebab spesifiknya.
Tanya: Siapa saja yang dilibatkan oleh Dinkes Kalbar untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap imunisasi?
Jawab: Dinkes Kalbar melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan kader TP PKK untuk melakukan sosialisasi langsung dan melawan hoaks.