DBD Bukan Penyakit Musiman: Mari Waspada Sepanjang Tahun Lindungi Keluarga!

Dipublikasikan 27 Juli 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Seringkali kita mengira Demam Berdarah Dengue (DBD) hanya “musimnya” saat hujan tiba. Begitu kemarau, seolah ancaman DBD ikut surut. Padahal, anggapan ini keliru besar! Para ahli dan data terbaru dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menegaskan bahwa DBD bukan penyakit musiman lagi. Virus dengue kini mengintai sepanjang tahun dan bisa menyerang siapa saja, kapan saja. Ini artinya, kewaspadaan harus terus kita jaga tanpa kenal musim.

DBD Bukan Penyakit Musiman: Mari Waspada Sepanjang Tahun Lindungi Keluarga!

DBD mengancam sepanjang tahun, Kementerian Kesehatan ingatkan masyarakat untuk terus waspada dan melindungi keluarga dari gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa kita perlu mengubah persepsi tentang DBD dan langkah-langkah apa yang bisa kita ambil untuk melindungi diri dan keluarga dari ancaman penyakit ini.

Mengapa DBD Bukan Penyakit Musiman Lagi?

Persepsi bahwa DBD hanya penyakit musiman sudah tidak relevan. Nyamuk Aedes aegypti, si pembawa virus dengue, ternyata bisa berkembang biak dan aktif kapan saja, bukan hanya saat musim hujan. Indonesia dengan iklim tropisnya yang hangat dan lembap adalah “rumah” yang nyaman bagi nyamuk ini. Bahkan genangan air sekecil tutup botol pun bisa menjadi sarang nyamuk!

Faktor perubahan iklim juga mempercepat penyebaran DBD. Suhu udara yang meningkat membuat siklus hidup nyamuk jadi lebih cepat, dan virus dengue pun berkembang lebih pesat di dalam tubuh nyamuk. Pola hujan yang tidak menentu bisa menciptakan lebih banyak genangan air, sementara di musim kemarau, masyarakat sering menampung air di wadah terbuka yang justru jadi tempat ideal nyamuk bertelur. Jadi, ancaman DBD hadir terus-menerus.

Ancaman yang Terus Meningkat: Data Kasus DBD di Indonesia

Data Kemenkes RI menunjukkan peningkatan signifikan pada kasus dan kematian akibat DBD. Ini bukan lagi sekadar lonjakan, melainkan tren yang mengkhawatirkan.

Tahun Jumlah Kasus DBD Jumlah Kematian
2023 (Kumulatif) 114.720 894
2024 (s.d. Minggu ke-43) 210.644 1.239

Catatan: Data tahun 2024 hingga minggu ke-43 saja sudah melampaui total kasus dan kematian di tahun 2023.

Penyebaran DBD juga meluas. Pada 2024, tercatat 482 kabupaten/kota terjangkit DBD, naik dari 478 kabupaten/kota di tahun sebelumnya. Tren kenaikan kasus DBD juga semakin memendek, dari yang sebelumnya setiap 10 tahun kini menjadi setiap 3 tahun atau bahkan kurang. Ini menunjukkan bahwa demam berdarah dengue adalah masalah serius yang membutuhkan perhatian sepanjang tahun.

Gejala DBD yang Sering Terlewat dan Bahayanya

Salah satu tantangan terbesar dalam penanganan DBD adalah gejalanya yang seringkali mirip dengan flu biasa. Demam tinggi mendadak, sakit kepala, nyeri otot, mual, hingga ruam kulit sering diabaikan. Akibatnya, banyak pasien terlambat mencari pertolongan medis.

Padahal, DBD bisa berkembang cepat menjadi kondisi serius seperti dengue shock syndrome atau perdarahan hebat yang mengancam nyawa, terutama pada anak-anak. Penting untuk diingat, virus dengue memiliki empat serotipe. Artinya, seseorang bisa terinfeksi lebih dari satu kali, dan infeksi kedua justru bisa lebih parah dari yang pertama. Oleh karena itu, jangan pernah menganggap remeh demam tinggi yang tidak jelas penyebabnya.

Kunci Pencegahan DBD Sepanjang Tahun: Bukan Hanya saat Musim Hujan

Mengingat DBD bukan penyakit musiman, pencegahan harus menjadi prioritas utama keluarga kita sepanjang tahun. Tidak ada obat khusus untuk menyembuhkan DBD, sehingga pencegahan adalah kunci.

Berikut adalah langkah-langkah yang bisa kita lakukan:

  • Lakukan 3M Plus secara Konsisten:
    • Menguras dan menyikat tempat penampungan air (bak mandi, drum air, vas bunga) secara rutin.
    • Menutup rapat tempat penampungan air.
    • Mendaur ulang atau memanfaatkan barang bekas yang bisa menampung air.
    • Plus, gunakan kelambu saat tidur, oleskan losion anti-nyamuk, tanam tanaman pengusir nyamuk, dan perbaiki saluran air yang tersumbat.
  • Optimalkan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J): Libatkan setiap anggota keluarga untuk menjadi juru pemantau jentik di rumah masing-masing.
  • Vaksinasi DBD: Saat ini, vaksin dengue sudah tersedia dan direkomendasikan untuk anak-anak dan dewasa, baik yang sudah maupun belum pernah terinfeksi. Vaksin ini menjadi lapisan perlindungan tambahan yang penting.
  • Edukasi Berkelanjutan: Tingkatkan pemahaman tentang demam berdarah dengue dan gejala-gejala bahayanya. Jangan ragu segera periksa ke fasilitas kesehatan jika ada anggota keluarga yang mengalami demam tinggi lebih dari tiga hari tanpa penyebab jelas.

Peran Kita Bersama dalam Mewujudkan Indonesia Bebas DBD

Pemerintah melalui Kemenkes RI telah memiliki Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025 dengan target besar “Nol Kematian Akibat Dengue pada Tahun 2030”, sejalan dengan program eliminasi penyakit tropis terabaikan (NTD) WHO. Namun, upaya ini tidak bisa dilakukan sendiri. Diperlukan kolaborasi lintas sektor dan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat.

Seperti yang disampaikan oleh Tasya Kamila, seorang public figure sekaligus ibu dua anak, “Dengue bukan cuma soal penyakit, ini soal keselamatan anak-anak kita. Kita nggak tahu kapan virusnya datang. Karena itu, pencegahan harus jadi prioritas utama keluarga.”

Kesadaran bahwa DBD bukan penyakit musiman harus tertanam kuat. Dengan meningkatkan kewaspadaan, disiplin melakukan pencegahan, dan memanfaatkan inovasi seperti vaksinasi, kita bisa bersama-sama mengurangi risiko demam berdarah dan mewujudkan Indonesia yang lebih sehat.

Kesimpulan

Mitos bahwa DBD hanya penyakit musiman sudah saatnya kita kubur dalam-dalam. Faktanya, ancaman demam berdarah dengue ada sepanjang tahun, diperparah oleh perubahan iklim dan mobilitas penduduk. Kasus dan kematian akibat DBD terus meningkat, menjadikan penyakit ini salah satu masalah kesehatan serius di Indonesia.

Namun, kita tidak perlu panik. Dengan pemahaman yang benar dan tindakan pencegahan yang konsisten, seperti menjalankan 3M Plus dan mempertimbangkan vaksinasi DBD, kita bisa melindungi diri dan orang-orang terkasih dari bahaya ini. Mari bersama-sama menjadi agen perubahan, tingkatkan kewaspadaan sepanjang tahun, dan wujudkan masa depan yang bebas dari ancaman DBD. Lindungi keluarga, selamatkan masa depan!