Yogyakarta, zekriansyah.com – Bayangkan, dari sepuluh teman atau tetangga yang Anda kenal, ada satu di antaranya yang mungkin sedang berjuang melawan diabetes. Angka ini bukan sekadar statistik, melainkan gambaran nyata kondisi kesehatan masyarakat kita saat ini. Data terbaru dari Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang digagas pemerintah menunjukkan bahwa prevalensi diabetes di Indonesia mencapai angka yang mengkhawatirkan. Lebih mirisnya lagi, sebagian besar dari mereka bahkan tidak menyadari bahwa tubuhnya sedang diserang penyakit gula ini. Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa diabetes menjadi ancaman serius, bagaimana hasil CKG mengungkap fakta mengejutkan ini, dan apa yang bisa kita lakukan untuk menghadapinya.
Hasil Cek Gula Darah Gratis Ungkap, 1 dari 10 Warga Indonesia Derita Diabetes, Mayoritas Tak Sadar akan Kondisinya.
Angka Nyata dari Cek Kesehatan Gratis (CKG): Seberapa Banyak Orang Indonesia Terkena Diabetes?
Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang telah menjangkau jutaan masyarakat Indonesia menunjukkan hasil yang perlu kita waspadai. Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengungkapkan bahwa prevalensi penderita diabetes di Indonesia saat ini mencapai 11 persen. Ini berarti, secara nasional, 1 dari 10 orang Indonesia menderita diabetes.
Lebih lanjut, hasil pemeriksaan di wilayah Jakarta bahkan menunjukkan angka yang lebih tinggi, yaitu 12,8 persen. Artinya, di ibu kota, 1 dari 8 orang memiliki diabetes. Yang paling mengkhawatirkan adalah fakta bahwa hanya sebagian kecil dari penderita ini yang mengetahui kondisinya. Dari 12,8 persen penderita di Jakarta, hanya 3 persen yang sudah terdeteksi sebelumnya. Sisanya, 9,8 persen tidak menyadari bahwa mereka mengidap diabetes. Secara nasional, dari 11 persen penderita, tiga perempat di antaranya tidak tahu bahwa mereka mengidap penyakit ini.
Hingga pertengahan Agustus 2025, program CKG ini sudah diikuti oleh sekitar 19,7 juta orang. Selain diabetes, CKG juga menemukan masalah kesehatan lain yang dominan, seperti masalah kebugaran (96% tidak bugar), hipertensi, dan masalah gigi.
Mengapa Diabetes Menjadi Ancaman Serius?
Diabetes melitus atau penyakit gula bukan sekadar tentang kadar gula darah tinggi. Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, diabetes adalah “ibu dari segala penyakit” (mother of all diseases). Jika tidak dikelola dengan baik, komplikasi diabetes bisa sangat fatal, termasuk:
- Penyakit jantung dan stroke: Ini adalah dua penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
- Gagal ginjal: Seringkali berujung pada cuci darah seumur hidup.
- Gangguan saraf tepi: Dapat menyebabkan mati rasa atau nyeri kronis.
- Gangguan penglihatan: Bahkan bisa menyebabkan kebutaan.
- Amputasi: Akibat luka yang sulit sembuh pada kaki.
Indonesia sendiri menduduki peringkat kelima dunia dengan jumlah penderita diabetes terbanyak. Data menunjukkan peningkatan signifikan: dari 10,7 juta penderita pada 2019, melonjak menjadi 19,5 juta pada 2021. Jumlah ini diprediksi akan terus naik hingga mencapai 28,6 juta pada tahun 2045.
Yang lebih memprihatinkan, diabetes tidak lagi hanya menyerang lansia. Banyak kasus diabetes di usia muda mulai bermunculan. Contohnya adalah kisah Panji Petualang, yang sempat mengidap diabetes dengan gula darah mencapai 500 mg/dL akibat gaya hidup tidak sehat dan faktor genetik. Ia bahkan mengalami penurunan berat badan drastis dan stres berat.
Kenali Gejala Diabetes: Jangan Sampai Terlambat!
Salah satu alasan mengapa banyak penderita diabetes tidak menyadari kondisinya adalah karena gejala awalnya seringkali samar atau diabaikan. Padahal, mengenali tanda-tanda ini sejak dini sangatlah penting. Ahli Penyakit Dalam UGM, dr. R. Bowo Pramono, Sp.PD.KEMD(K), menjelaskan adanya tiga gejala klasik diabetes yang dikenal dengan istilah 3P:
- Poliuri: Sering buang air kecil, terutama di malam hari.
- Polifagi: Sering merasa lapar, meskipun sudah makan.
- Polidipsi: Sering merasa haus berlebihan.
Selain itu, gejala lain yang patut diwaspadai meliputi:
- Penurunan berat badan drastis tanpa sebab yang jelas.
- Kelelahan terus-menerus meskipun sudah cukup istirahat.
- Kulit dan mulut kering.
- Penglihatan buram.
- Luka yang lambat sembuh.
- Gatal-gatal di sekitar alat kelamin.
Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, jangan tunda untuk segera memeriksakan diri. Deteksi dini adalah kunci untuk mencegah komplikasi serius dan menjaga kualitas hidup.
Gaya Hidup Sehat: Kunci Pencegahan Diabetes
Meskipun faktor genetik berperan, sebagian besar kasus diabetes tipe 2 disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat. Beberapa pemicu utamanya meliputi:
- Asupan energi berlebih: Terlalu banyak kalori dari makanan dan minuman.
- Kebiasaan makan tidak sehat: Tinggi lemak dan gula, kurang serat.
- Jadwal makan tidak teratur: Sering melewatkan sarapan, sering mengemil.
- Teknik pengolahan makanan yang salah: Banyak menggunakan minyak, gula, dan santan kental.
- Kurangnya aktivitas fisik: Gaya hidup sedentari atau malas bergerak.
- Obesitas: Kelebihan berat badan, terutama obesitas sentral (lemak perut).
- Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol.
Kementerian Kesehatan RI gencar mengimbau masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat sebagai langkah utama dalam pencegahan diabetes. Berikut adalah beberapa langkah penting yang bisa kita lakukan:
- Berhenti merokok dan menghindari alkohol: Kedua kebiasaan ini meningkatkan risiko diabetes dan komplikasi lainnya.
- Menjaga berat badan ideal: Atur pola makan bergizi seimbang dan batasi asupan karbohidrat.
- Melakukan aktivitas fisik secara teratur: Minimal 30 menit per hari, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau senam aerobik.
- Mengonsumsi makanan sehat: Perbanyak buah dan sayuran (3-5 porsi per hari), serta batasi konsumsi gula, garam, dan lemak jenuh.
- Rutin memeriksa kadar gula darah: Skrining setahun sekali sangat dianjurkan untuk deteksi dini.
- Mengelola stres dengan baik: Stres berkepanjangan dapat memengaruhi keseimbangan hormon dan meningkatkan risiko diabetes.
Pemerintah melalui program Cek Kesehatan Gratis di puskesmas-puskesmas terdekat adalah upaya nyata untuk membantu masyarakat melakukan deteksi dini dan mendapatkan edukasi kesehatan. Manfaatkan kesempatan ini, baik melalui kunjungan langsung ke puskesmas atau mendaftar melalui aplikasi Satu Sehat Mobile.
Fakta bahwa hasil CKG mengungkap orang Indonesia derita diabetes dalam jumlah besar, dan banyak yang tidak menyadarinya, adalah alarm bagi kita semua. Diabetes bukan lagi penyakit orang tua, melainkan ancaman nyata bagi segala usia. Namun, kabar baiknya adalah penyakit ini bisa dicegah dan dikelola. Dengan memanfaatkan program Cek Kesehatan Gratis, mengenali gejala dini, serta berkomitmen pada gaya hidup sehat, kita bisa melindungi diri dan keluarga dari komplikasi serius. Mari jadikan kesehatan sebagai investasi utama, demi Indonesia yang lebih bugar dan produktif.
FAQ
Tanya: Apa itu Cek Kesehatan Gratis (CKG) dan bagaimana kaitannya dengan data diabetes di Indonesia?
Jawab: Cek Kesehatan Gratis (CKG) adalah program pemerintah yang menjangkau jutaan masyarakat untuk mendeteksi kondisi kesehatan, termasuk diabetes, dan hasilnya mengungkap prevalensi diabetes yang tinggi di Indonesia.
Tanya: Berapa prevalensi diabetes di Indonesia berdasarkan hasil CKG?
Jawab: Berdasarkan hasil CKG, prevalensi diabetes di Indonesia mencapai 11 persen, yang berarti 1 dari 10 orang Indonesia menderita diabetes.
Tanya: Mengapa banyak penderita diabetes di Indonesia tidak menyadari kondisinya?
Jawab: Banyak penderita diabetes tidak menyadari kondisinya karena penyakit ini seringkali tidak menunjukkan gejala yang jelas di tahap awal.