Cegah Campak, Imunisasi Lengkap: Pemerintah Ajak Orang Tua Lindungi Masa Depan Anak!

Dipublikasikan 5 September 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Pernahkah Anda khawatir dengan berbagai penyakit yang mengintai si kecil? Salah satunya adalah campak, penyakit menular yang masih sering muncul dan bisa berdampak serius pada kesehatan anak. Kabar baiknya, ada perisai ampuh untuk melindungi buah hati kita: imunisasi campak.

Melihat peningkatan kasus campak di berbagai daerah, pemerintah tak henti-hentinya mengajak orang tua di seluruh Indonesia untuk memastikan anak-anak mendapatkan imunisasi campak tepat waktu dan lengkap. Artikel ini akan membahas mengapa imunisasi campak sangat penting, apa saja bahayanya jika diabaikan, dan bagaimana pemerintah memfasilitasi perlindungan ini agar orang tua tidak perlu ragu lagi.

Mengapa Campak Masih Jadi Ancaman Serius?

Mungkin banyak yang mengira campak sudah tidak ada lagi di Indonesia. Namun, kenyataannya, penyakit ini masih menjadi ancaman nyata, terutama bagi anak-anak yang belum diimunisasi.

Mengenal Campak: Gejala dan Penularan

Campak adalah penyakit infeksi saluran pernapasan yang sangat menular, disebabkan oleh virus. Penularannya sangat cepat, bisa melalui percikan air liur saat penderita batuk atau bersin, atau kontak langsung. Gejala campak biasanya muncul sekitar 7 hingga 14 hari setelah terpapar virus dan meliputi:

  • Demam tinggi, bahkan bisa mencapai 40 derajat Celsius.
  • Batuk dan pilek disertai sakit tenggorokan.
  • Mata merah, mudah berair, dan sensitif terhadap cahaya (konjungtivitis).
  • Bintik-bintik putih kecil (bintik Koplik) di bagian dalam mulut.
  • Ruam kemerahan khas yang muncul 3-5 hari setelah gejala pertama, dimulai dari area kepala (wajah dan telinga), lalu menyebar ke seluruh tubuh, dan bisa menyatu.

Komplikasi Campak yang Perlu Diwaspadai

Meskipun terlihat seperti ruam biasa, komplikasi campak bisa sangat berbahaya, terutama pada anak di bawah usia lima tahun. Penyakit ini dapat menimbulkan masalah kesehatan serius seperti:

  • Pneumonia (radang paru-paru)
  • Diare berat
  • Radang otak (ensefalitis)
  • Otitis (radang telinga)
  • Penyakit saraf fatal (SSPE – Subacute Sclerosing Panencephalitis)
  • Meningitis

Komplikasi ini tidak hanya menyebabkan penderitaan yang hebat, tetapi juga bisa berujung pada kecacatan permanen atau bahkan kematian. Oleh karena itu, pencegahan melalui imunisasi adalah langkah paling bijak.

Peran Penting Imunisasi dalam Mencegah Campak

Tidak ada obat khusus untuk campak dan rubella, sehingga imunisasi menjadi satu-satunya langkah pencegahan yang paling efektif dan terbukti aman.

Vaksin MR: Perisai Utama Melawan Campak dan Rubella

Imunisasi campak yang diberikan saat ini adalah vaksin MR (Measles-Rubella), yang melindungi anak dari campak dan rubella sekaligus. Ada juga vaksin MMR (Measles-Mumps-Rubella) yang mencakup gondongan. Vaksin ini bekerja dengan membentuk kekebalan tubuh anak terhadap virus penyebab penyakit tersebut.

Jadwal Imunisasi Campak yang Wajib Diketahui Orang Tua

Untuk perlindungan optimal, imunisasi campak-rubella (MR) harus diberikan sesuai jadwal yang direkomendasikan:

  • Dosis pertama: Usia 9 bulan.
  • Dosis kedua (booster): Usia 18 bulan.
  • Dosis tambahan: Saat anak kelas 1 SD (usia 5-6 tahun) melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).

Penting bagi orang tua untuk memastikan anak mendapatkan dosis ini tepat waktu. Jika ada dosis yang terlewat, segera lengkapi tanpa menunggu adanya kasus campak di sekitar Anda.

Imunisasi Gratis dari Pemerintah: Kesempatan Emas untuk Anak

Pemerintah Indonesia sangat serius dalam upaya mencegah campak. Melalui Kementerian Kesehatan, imunisasi campak ini disediakan secara gratis di berbagai fasilitas kesehatan. Ini adalah kesempatan emas bagi setiap orang tua untuk memberikan perlindungan terbaik bagi anak-anak mereka tanpa beban biaya.

Pemerintah Ajak Orang Tua: Jangan Tunda Imunisasi Anak!

Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, dan jajarannya terus-menerus mengajak orang tua untuk aktif berpartisipasi dalam program imunisasi anak.

Menkes Budi: Imunisasi adalah Tindakan Preventif Terbaik

“Imunisasi merupakan upaya pencegahan yang aman, berbiaya rendah dan berdampak besar dalam melindungi masyarakat dari berbagai penyakit menular berbahaya,” tegas Menkes Budi Gunadi Sadikin. Beliau juga menambahkan, “Jangan lupa bapak/ibu anak-anaknya untuk divaksinasi supaya anak sehat.” Pernyataan ini menegaskan bahwa imunisasi adalah tindakan preventif yang paling efektif untuk menjaga kesehatan anak.

Mengejar Kesenjangan Imunitas Pasca-Pandemi

Selama pandemi COVID-19, cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi sempat menurun drastis. Akibatnya, terjadi kesenjangan imunitas yang membuat jutaan anak rentan terhadap penyakit seperti campak, rubella, dan difteri. Data menunjukkan ada lebih dari 1,7 juta bayi di Indonesia yang belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap antara tahun 2019-2021.

Kesenjangan ini berpotensi memicu peningkatan kasus dan Kejadian Luar Biasa (KLB) campak di beberapa wilayah, seperti yang terjadi di Sumenep, Madura, dan Surabaya. Oleh karena itu, pemerintah gencar melakukan upaya pengejaran cakupan imunisasi, termasuk melalui program seperti Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) yang menyasar anak usia 9 bulan hingga 59 bulan.

Imunisasi di Berbagai Fasilitas Kesehatan: Mudah dan Terjangkau

Untuk memudahkan orang tua, imunisasi campak-rubella (MR) dapat diperoleh secara gratis di:

  • Puskesmas
  • Posyandu
  • Rumah Sakit (terutama yang di bawah naungan pemerintah)
  • Klinik kesehatan yang bekerja sama dengan pemerintah
  • Sekolah (pada program BIAS)

Dengan akses yang mudah dan tanpa biaya, tidak ada alasan lagi bagi orang tua untuk menunda pemberian imunisasi kepada anak.

Sinergi Semua Pihak Kunci Sukses Pencegahan Campak

Pencegahan campak bukan hanya tugas pemerintah atau tenaga kesehatan, tetapi juga tanggung jawab bersama seluruh lapisan masyarakat.

Dukungan Masyarakat untuk Kekebalan Kelompok

Ketika sebagian besar masyarakat terlindungi oleh imunisasi, maka terbentuklah kekebalan kelompok (herd immunity). Ini berarti orang-orang yang tidak bisa diimunisasi (misalnya karena alasan medis) juga ikut terlindungi karena virus sulit menyebar.

Sayangnya, masih ada sebagian kecil orang tua yang menolak imunisasi karena misinformasi atau stigma. Padahal, vaksin terbukti aman dan efektif. Pengalaman pahit seperti yang dialami Lola Susana dan Ruaida Fitri dari Aceh, yang anak-anaknya menderita campak dengan komplikasi berat karena tidak mendapatkan imunisasi lengkap di masa pandemi, seharusnya menjadi pengingat bagi kita semua.

Lola Susana, ibu dari empat anak, membagikan pengalamannya: “Empat hari yang lalu, anak keempat saya menderita demam tinggi, batuk berat dan muncul bercak-bercak merah di seluruh tubuh. Dokter mengatakan anak saya menderita penyakit campak yang bisa menyebabkan komplikasi berat seperti radang paru dan otak.”

Hal serupa juga dialami Ruaida Fitri: “Anak ketiga dan keempat saya tidak diberi imunisasi lengkap karena takut ke Puskesmas di masa Covid-19 lalu. Sehingga pada bulan Maret kemarin anak saya menderita demam tinggi, batuk, muntah, diare dan rewel.”

Kisah-kisah ini menunjukkan betapa pentingnya peran imunisasi dalam melindungi anak dari ancaman penyakit yang sebenarnya bisa dicegah.

Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai Pelengkap

Selain imunisasi, penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) juga menjadi pelengkap penting dalam mencegah penularan campak. Hal ini termasuk:

  • Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
  • Memakai masker saat sakit.
  • Menutup mulut/hidung saat batuk/bersin.
  • Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan.

Kesimpulan

Imunisasi campak adalah investasi kesehatan terbaik untuk anak. Penyakit ini bukan hanya sekadar ruam biasa, tetapi bisa menyebabkan komplikasi serius yang mengancam jiwa. Pemerintah Indonesia telah menyediakan vaksin MR secara gratis dan mudah diakses di berbagai fasilitas kesehatan sebagai upaya serius mencegah campak dan melindungi generasi penerus.

Mari, para orang tua, sambut ajakan pemerintah ini dengan langkah nyata. Jangan tunda lagi, pastikan anak Anda mendapatkan imunisasi campak lengkap sesuai jadwal. Dengan imunisasi yang kuat, kita tidak hanya melindungi anak sendiri, tetapi juga membangun kekebalan kelompok yang tangguh, menciptakan generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan bebas dari ancaman penyakit yang sebenarnya bisa dicegah.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai IDAI Minta Orang Tua Lengkapi Imunisasi Anak: Kunci Masa Depan Sehat Bebas Penyakit Berbahaya, kunjungi: IDAI Minta Orang Tua Lengkapi Imunisasi Anak: Kunci Masa Depan Sehat Bebas Penyakit Berbahaya.

FAQ

Tanya: Apa saja gejala utama penyakit campak pada anak?
Jawab: Gejala campak meliputi demam tinggi (hingga 40°C), batuk, pilek, sakit tenggorokan, serta mata merah yang mudah berair dan sensitif terhadap cahaya.

Tanya: Bagaimana cara penularan virus campak?
Jawab: Campak sangat menular dan menyebar melalui percikan air liur penderita saat batuk atau bersin, serta kontak langsung.

Tanya: Mengapa imunisasi campak penting meskipun campak sudah jarang terdengar?
Jawab: Campak masih menjadi ancaman serius bagi anak yang belum divaksinasi dan dapat menyebabkan dampak kesehatan yang parah.