Bojan Hodak dan Start Tak Mengesankan: Pola Lama yang Bikin Bobotoh Resah, tapi Penuh Harapan Menurut Simamaung.com

Dipublikasikan 25 Agustus 2025 oleh admin
Olahraga

Yogyakarta, zekriansyah.com – Bobotoh, para suporter setia Persib Bandung, sedang merasakan gejolak di hati. Awal musim ini, perjalanan Maung Bandung di bawah arahan Bojan Hodak memang belum mulus. Empat poin dari tiga pertandingan, ditambah dua kali hasil imbang melawan tim promosi, membuat banyak pertanyaan bermunculan. Apakah racikan Hodak masih relevan? Mengapa Bojan Hodak start tak mengesankan lagi? Jangan panik dulu! Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa pola “start lambat” ini justru bisa menjadi sinyal positif, sebagaimana diulas oleh Simamaung.com.

Bojan Hodak dan Start Tak Mengesankan: Pola Lama yang Bikin Bobotoh Resah, tapi Penuh Harapan Menurut Simamaung.com

Start lambat Persib di bawah Bojan Hodak jadi sorotan, pola lama yang buat Bobotoh resah namun Simamaung.com melihatnya sebagai strategi penuh harapan.

Awal Musim yang Penuh Tanda Tanya bagi Persib

Tiga pertandingan awal Super League 2025/2026 telah berlalu, dan hasilnya membuat Bobotoh gigit jari. Imbang 1-1 melawan Persijap Jepara, lalu kembali imbang 1-1 saat bertandang ke markas PSIM Yogyakarta, membuat Persib tertahan di peringkat ketujuh klasemen sementara. Bukan hanya hasil imbang, tetapi juga cara bermain yang dirasa belum maksimal memicu keresahan.

Puncak kekecewaan terjadi saat laga melawan PSIM. Dua kesempatan emas dari titik penalti gagal dimanfaatkan oleh Uilliam Barros dan Marc Klok. Pelatih Bojan Hodak pun sampai geleng-geleng kepala dan mengaku frustrasi. “Saya tidak tahu harus berkata apa. Ketika melewatkan dua penalti dalam satu pertandingan,” ujarnya seperti dikutip dari sumber. Lini depan yang kurang kreatif dan penyelesaian akhir yang bermasalah menjadi sorotan utama.

Pola yang Tak Asing: Strategi “Start Lambat” Bojan Hodak

Namun, bagi Anda yang mengikuti perjalanan Bojan Hodak di kancah sepak bola Indonesia, start tak mengesankan di awal musim ini mungkin terasa seperti déjà vu. Ini bukan kali pertama. Bahkan, ini adalah pola konsisten yang kerap terjadi:

  • PSM Makassar (Musim 2019/20):
    • Menang 2-1 atas PSS
    • Imbang 1-1 vs Persita
    • Imbang 1-1 vs Barito
  • Persib Bandung (Musim 2022/23 – saat baru masuk):
    • Imbang 0-0 vs Bali United
    • Kalah 1-2 dari Persis
    • Imbang 1-1 vs Barito
  • Persib Bandung (Musim 2023/24 – dengan format liga baru):
    • Menang 4-1 vs PSBS
    • Imbang 2-2 vs Dewa United
    • Imbang 1-1 vs Arema

Ajaibnya, dari awal yang diragukan, Bojan Hodak justru berhasil membawa tim-timnya bangkit. Musim Liga 1 2023/24 menjadi bukti nyata. Setelah pekan keempat, Persib tak hanya bangkit, mereka melaju dengan 14 laga tanpa kekalahan dan akhirnya juara Liga 1. Musim berikutnya, meski tak langsung nyaman di papan atas, Hodak memimpin tim dengan 18 pertandingan tak terkalahkan dan kembali mengangkat trofi. Dua musim, dua gelar, tanpa start gemilang. Ini menunjukkan bahwa Hodak adalah peracik yang sabar, membangun fondasi kuat secara bertahap untuk mencapai letupan di saat yang tepat.

Tekanan Berlipat: Misi Sejarah dan Wajah Baru Maung Bandung

Musim ini jauh lebih rumit dan penuh tekanan bagi Persib Bandung dan Bojan Hodak. Status mereka bukan lagi sekadar tim yang ingin bangkit, melainkan pemegang mahkota dua musim beruntun. Persib adalah juara bertahan dua kali, dan kini mengemban misi sejarah yang belum pernah diraih klub mana pun di era Liga 1: menjadi tim pertama yang meraih gelar juara tiga kali berturut-turut.

Setiap lawan akan berusaha sekuat tenaga untuk menghentikan catatan bersejarah ini. Tekanan ini semakin kompleks karena 80 persen lebih skuad Persib musim ini diisi oleh wajah-wajah baru. Artinya, Bojan Hodak tidak hanya mengawal misi penciptaan sejarah, tetapi juga sedang membentuk ulang identitas tim dari nol. Tentu, di Bandung, tekanan dari Bobotoh selalu lebih berat, dan kritik yang mengalir deras adalah bagian dari cinta mereka.

Kesabaran Adalah Kunci: Menanti Letupan Sang Arsitek

Melihat rekam jejak Bojan Hodak yang konsisten, mungkin saat ini belum waktunya kita tersenyum bangga di puncak klasemen. Namun, jika pola ini benar-benar terulang, kita tahu bahwa Hodak bukanlah pelatih yang mencuri perhatian di tiga pekan pertama, melainkan yang mencuri poin demi poin di tengah badai.

Liga adalah maraton, bukan sprint pendek 100 meter. Meskipun tiga langkah pertama Persib belum mengguncang, jalan panjang masih terbentang. Masih ada waktu, masih ada ruang, dan masih ada harapan bagi Bojan Hodak untuk membawa Maung Bandung kembali ke jalur yang benar. Kuncinya adalah kesabaran dan keyakinan bahwa hal baik sedang dibangun, meski belum terlihat sempurna. Pertandingan berikutnya melawan pemuncak klasemen Borneo FC akan menjadi ujian berat sekaligus kesempatan untuk menunjukkan kebangkitan.

Kesimpulan

Jadi, meskipun Bojan Hodak start tak mengesankan di awal musim ini, ini bukanlah hal baru bagi sang pelatih. Sejarah menunjukkan bahwa pendekatannya yang sabar dalam membangun tim seringkali berbuah manis dengan gelar juara. Dengan tekanan sebagai juara bertahan dan skuad yang banyak diisi wajah baru, tantangan memang lebih besar. Namun, seperti yang diulas Simamaung.com, Bobotoh diharapkan tetap memberikan dukungan dan kesabaran, karena Bojan Hodak mungkin sedang meracik strategi untuk letupan yang lebih besar di kemudian hari. Mari kita nantikan bersama perjalanan Persib Bandung di musim ini!