Awal Mula Bocah 2 Tahun Kena Stroke Tiba-tiba: Wajah Turun Sebelah, Ini Tanda-Tanda yang Perlu Diwaspadai!

Dipublikasikan 7 September 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Mendengar kata “stroke”, pikiran kita mungkin langsung tertuju pada orang dewasa atau lansia. Namun, tahukah Anda bahwa kondisi serius ini juga bisa menyerang anak-anak, bahkan balita? Kisah awal mula bocah 2 tahun kena stroke tiba-tiba bernama Carter Bayley dari Inggris menjadi pengingat penting bagi kita semua. Memahami tanda-tanda awal dan pemicunya bisa menjadi kunci untuk menyelamatkan si kecil dari dampak jangka panjang.

Awal Mula Bocah 2 Tahun Kena Stroke Tiba-tiba: Wajah Turun Sebelah, Ini Tanda-Tanda yang Perlu Diwaspadai!

Ilustrasi kasus langka bocah 2 tahun terserang stroke mendadak, mengingatkan pentingnya mengenali gejala seperti wajah turun sebelah pada anak.

Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa stroke pada anak bisa terjadi, bagaimana gejala awalnya muncul, dan langkah apa yang harus segera diambil. Mari kita simak bersama agar kita lebih siap dan waspada.

Kisah Pilu Carter: Wajah Miring, Pertanda Stroke pada Usia Balita

Semuanya berawal saat Elise, ibu dari Carter Bayley, melihat perubahan aneh pada putranya yang baru berusia 2 tahun. Ketika sedang mandi, Elise terkejut melihat wajah sisi kanan Carter tiba-tiba menurun. Awalnya, ia mengira itu hanya reaksi alergi biasa dan mencoba memberinya obat. Wajah Carter sempat kembali normal, namun tak lama kemudian, gejala serupa muncul lagi.

Melihat kondisi yang tak biasa ini, Elise dan suaminya, Lawrence, mulai merasa ada yang tidak beres. Mereka segera melarikan Carter ke rumah sakit. Di sana, dokter mendiagnosis Carter mengidap stroke iskemik arteri, sebuah bentuk stroke yang sangat langka dan biasanya hanya menyerang kurang dari 100 anak per tahun di Inggris. Ini adalah momen yang sangat berat bagi orang tua Carter, apalagi dokter meminta mereka untuk bersiap menghadapi kemungkinan terburuk.

Bukan Sekadar Alergi: Kenapa Bocah Bisa Kena Stroke?

Pengalaman Elise yang sempat mengira gejala Carter sebagai alergi adalah hal wajar. Banyak orang tua tidak menyangka bahwa stroke bisa menyerang anak balita. Elise sendiri teringat akan iklan layanan masyarakat tentang stroke yang biasanya menampilkan orang dewasa. Namun, ketika melihat wajah Carter, ia menyadari kesamaan gejalanya dan tahu harus segera mencari pertolongan medis.

Faktanya, stroke pada anak merupakan kondisi serius yang membutuhkan penanganan cepat. Ini bahkan termasuk dalam 10 penyebab utama kematian pada anak. Jika tidak segera ditangani, anak yang mengalami stroke berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan jangka panjang, termasuk kecacatan.

Mengapa Stroke Bisa Menyerang Anak-Anak? Pahami Jenis dan Pemicunya

Stroke terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu. Pada anak-anak, kondisi ini dapat dikategorikan menjadi dua jenis utama:

Dua Jenis Stroke pada Anak yang Penting Diketahui

  1. Stroke Iskemik: Terjadi ketika aliran darah di otak terhambat karena adanya sumbatan pada pembuluh darah otak. Ini adalah jenis stroke yang dialami Carter.
  2. Stroke Hemoragik: Disebabkan oleh pendarahan atau pecahnya pembuluh darah di otak.

Pemicu Stroke Iskemik pada Anak

Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan stroke iskemik pada anak meliputi:

  • Kelainan jantung, seperti gangguan irama jantung (aritmia) dan penyakit jantung bawaan.
  • Kelainan genetik tertentu.
  • Infeksi berat, seperti meningitis dan sepsis, yang dapat menyebabkan peradangan.
  • Kelainan darah yang membuat darah mudah membeku, seperti penyakit sel sabit.
  • Dehidrasi parah.
  • Kelainan asam basa darah, seperti asidosis dan alkalosis.
  • Anak yang lahir dari ibu dengan riwayat masalah kesehatan saat hamil, seperti kekurangan oksigen selama persalinan, ketuban pecah dini, preeklamsia, atau diabetes gestasional.

Faktor Pemicu Stroke Hemoragik pada Anak

Sementara itu, stroke hemoragik pada anak bisa diakibatkan oleh:

  • Cedera kepala berat yang menyebabkan pecahnya pembuluh darah otak.
  • Kelainan pada pembuluh darah otak, seperti malformasi arteri vena atau aneurisma (cacat bawaan).
  • Kelainan pembekuan darah, misalnya hemofilia.
  • Penyakit sel sabit yang juga dapat melemahkan pembuluh darah.

Tanda-Tanda Stroke pada Anak yang Wajib Orang Tua Waspadai

Gejala stroke pada anak bisa berbeda-beda tergantung usia dan jenis strokenya. Penting bagi orang tua untuk mengenali tanda-tanda ini:

Gejala Stroke Perinatal (Bayi dalam Kandungan hingga 1 Bulan)

Ini adalah jenis stroke yang paling umum pada bayi. Gejalanya meliputi:

  • Kejang yang berulang.
  • Sesak napas.
  • Tidak mau menyusu atau kesulitan menelan.
  • Jarang bergerak atau hanya salah satu bagian tubuh yang bergerak.

Gejala Stroke pada Anak (Usia 1 Bulan hingga 18 Tahun)

Pada anak usia ini, gejala stroke bisa lebih mirip dengan orang dewasa, namun tetap ada kekhasan:

  • Wajah tampak tidak simetris atau sulit digerakkan (seperti kasus Carter yang wajahnya turun sebelah).
  • Tungkai dan lengan lunglai atau lemah tiba-tiba pada satu sisi tubuh.
  • Susah berbicara atau cadel secara tiba-tiba, atau susah memahami ucapan orang lain.
  • Sakit kepala berat yang muncul tiba-tiba dan diikuti muntah serta mengantuk.
  • Salah satu sisi tubuh lemah atau lumpuh.
  • Masalah penglihatan tiba-tiba, seperti pandangan kabur atau ganda pada salah satu atau kedua mata.
  • Tiba-tiba susah berjalan atau kehilangan keseimbangan tubuh.
  • Kejang.
  • Kesulitan menelan.
  • Hilang ingatan atau perubahan suasana hati/perilaku yang drastis.
  • Tumbuh kembang terhambat.

Untuk memudahkan mengingat tanda-tanda stroke, Anda bisa menggunakan akronim “SeGeRa Ke RS”:

  • Senyum tidak simetris (miring ke satu sisi).
  • Gerak separuh anggota tubuh melemah secara tiba-tiba.
  • BicaRa tidak nyambung atau pelo.
  • Kebas atau kesemutan di separuh tubuh.
  • Rabun pada satu mata secara tiba-tiba.
  • Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba.

Pentingnya Penanganan Cepat untuk Pemulihan Optimal

Jika Anda mendapati anak mengalami gejala awal mula bocah tahun kena stroke tiba-tiba seperti di atas, jangan tunda! Segera bawa ke unit gawat darurat terdekat. Waktu adalah kunci dalam penanganan stroke. Ada “periode emas” kurang dari 4,5 jam sejak gejala pertama muncul, di mana penanganan cepat dapat meminimalkan kerusakan otak dan mengurangi risiko komplikasi fatal atau kecacatan permanen.

Setelah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit, anak juga akan membutuhkan program rehabilitasi stroke yang berkelanjutan. Contohnya Carter, yang setelah sadar dari koma, mengalami kesulitan komunikasi dan gerak. Namun, berkat rehabilitasi intensif yang menggunakan pendekatan bermain, ia menunjukkan kemajuan luar biasa. Dokter bahkan terkejut dengan cepatnya perkembangan Carter yang kini kembali ceria, tertawa, dan bermain.

Kesimpulan

Kisah awal mula bocah 2 tahun kena stroke tiba-tiba adalah pengingat bahwa stroke bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak. Penting bagi setiap orang tua untuk memahami bahwa gejala stroke pada anak bisa bervariasi dan tidak selalu sama dengan orang dewasa. Dengan kewaspadaan dan penanganan medis yang cepat, peluang pemulihan anak bisa sangat besar, seperti yang dialami Carter. Jangan ragu untuk segera mencari bantuan profesional jika Anda mencurigai adanya tanda-tanda stroke pada si kecil. Kesehatan anak adalah prioritas utama kita.