Yogyakarta, zekriansyah.com – Kabar mengejutkan datang dari bursa transfer Liga Spanyol musim panas 2025. Barcelona, klub raksasa Catalan, dikabarkan telah mencapai kesepakatan untuk mendatangkan Marcus Rashford dari Manchester United. Yang bikin banyak orang mengernyitkan dahi adalah, Rashford saat ini justru sedang “terbuang” dari skuad utama Setan Merah.
Barcelona Dikabarkan Tertarik Rekrut Marcus Rashford dari Manchester United untuk Perkuat Lini Serang Kiri.
Pakar transfer kondang, Fabrizio Romano, sampai mengonfirmasi transfer ini dengan kata-kata khasnya, “Here We Go!” Ini bukan sekadar gosip, melainkan sinyal kuat bahwa kesepakatan sudah di depan mata. Nah, jadi pertanyaan besarnya adalah: kenapa sih Barcelona mau merekrut pemain yang justru tak lagi diinginkan di Old Trafford? Mari kita bedah alasan-alasan di baliknya!
Dari Terbuang di Old Trafford Hingga Jadi Incaran Camp Nou
Kita semua tahu, beberapa musim terakhir performa Marcus Rashford di Manchester United memang cenderung menurun. Setelah musim gemilang 2022/2023, ia seolah kehilangan sentuhannya. Sejak akhir 2024, namanya bahkan sudah tidak masuk dalam rencana pelatih Ruben Amorim.
Buktinya, ia sempat dipinjamkan ke Aston Villa pada Januari, dan setelah kembali ke Old Trafford, Rashford diminta berlatih terpisah. Ia bahkan termasuk dalam daftar lima pemain yang dipersilakan mencari klub baru. Simon Stone, kepala reporter sepak bola BBC Sport, bahkan menyebut bahwa Rashford hanya terlihat “penuh motivasi, fokus, dan tekad” selama satu musim penuh sejak 2021. Jadi, wajar jika muncul pertanyaan mengapa Barcelona begitu tertarik pada pemain yang kondisinya seperti ini.
Kebutuhan Mendesak di Lini Serang Kiri Barcelona
Meski musim lalu Barcelona tampil cukup produktif dengan mencetak banyak gol di La Liga dan Liga Champions, mereka punya satu titik lemah yang ingin segera diperbaiki: sisi kiri lini serang. Sejak kepergian Neymar ke PSG delapan tahun lalu, posisi ini belum benar-benar terisi dengan pemain yang konsisten.
Manajemen Barcelona sebenarnya sudah punya incaran utama. Nama Nico Williams dari Athletic Bilbao dan Luis Diaz dari Liverpool menjadi prioritas. Sayangnya, upaya mendatangkan keduanya kandas. Nico Williams memilih memperpanjang kontrak di klubnya, sementara tawaran untuk Luis Diaz ditolak mentah-mentah.
Di sinilah Marcus Rashford masuk daftar. Andy West, penulis sepak bola Spanyol, menjelaskan bahwa memperkuat sayap kiri adalah prioritas sepanjang musim panas ini. Kegagalan mendapatkan target utama membuat Barcelona harus putar otak, dan Rashford muncul sebagai alternatif yang menarik.
Fleksibilitas Posisi Rashford: Jawab Kebutuhan Hansi Flick
Salah satu daya tarik utama Marcus Rashford bagi Barcelona adalah fleksibilitas posisinya. Rashford bisa bermain di sayap kiri maupun sebagai penyerang tengah. Ini nilai tambah yang besar, terutama di bawah asuhan pelatih baru Hansi Flick.
Dalam skema Flick, Raphinha kini lebih sering dimainkan sebagai playmaker di tengah. Sementara itu, Dani Olmo dan Ferran Torres dinilai kurang optimal di posisi sayap kiri. Ditambah lagi, Robert Lewandowski yang akan berusia 37 tahun bulan depan, tentu tidak bisa diandalkan menjadi starter di setiap pertandingan. Kemampuan Rashford untuk mengisi berbagai peran ofensif ini sangat cocok dengan kebutuhan taktis Hansi Flick.
Solusi Cerdas di Tengah Krisis Keuangan Blaugrana
Kita semua tahu, Barcelona masih bergulat dengan masalah finansial yang cukup pelik. Klub ini perlu menjual beberapa pemain untuk bisa mendaftarkan pemain baru, termasuk Marcus Rashford dan kiper baru Joan Garcia. Rencana melepas Marc-Andre ter Stegen saja kandas karena kiper tersebut harus menjalani operasi punggung.
Skema Pinjaman Minim Risiko, Opsi Pembelian Fleksibel
Di sinilah skema transfer Marcus Rashford menjadi sangat masuk akal bagi Barcelona. Kesepakatan awal hanya berupa pinjaman dengan opsi pembelian permanen. Simon Stone dari BBC Sport menegaskan: “Jika ini memang kesepakatan pinjaman dengan opsi pembelian seperti yang diperkirakan, Barcelona tidak akan rugi.”
Ini adalah strategi minim risiko yang cerdas. Barcelona bisa melihat dulu bagaimana performa Rashford beradaptasi di La Liga dan skema Hansi Flick tanpa harus langsung mengeluarkan biaya besar. Jika tidak cocok, mereka tidak terikat kewajiban untuk membeli. Sebaliknya, jika Rashford bersinar, mereka punya opsi untuk mempermanenkannya dengan harga yang sudah disepakati, yang diperkirakan antara 30-35 juta euro.
Pengorbanan Rashford: Rela Potong Gaji Demi Barcelona
Tak hanya skema pinjaman yang menguntungkan, Marcus Rashford juga menunjukkan komitmennya untuk bergabung dengan Barcelona. Menurut laporan SPORT, Rashford rela memangkas sekitar 30 persen dari gajinya demi mewujudkan kepindahan ke Camp Nou. Dari gaji awal sekitar 18 juta euro per musim di Manchester United, ia hanya akan menerima 10 juta euro di Barcelona.
Pengorbanan finansial ini sangat penting agar Blaugrana bisa mendaftarkannya di La Liga. Ini juga menjadi jalan keluar yang menguntungkan bagi Manchester United yang ingin memangkas beban gaji pemain di skuad mereka.
Restu Hansi Flick dan Impian Lama Rashford
Kepindahan Marcus Rashford ke Barcelona juga tak lepas dari restu pelatih baru Hansi Flick dan direktur olahraga, Deco. Keduanya disebut sudah memberikan lampu hijau untuk kedatangan Rashford. Bahkan, sejak Mei lalu, Flick sudah memberikan sinyal positif tentang ketertarikannya pada Rashford.
Yang tak kalah penting, Marcus Rashford sendiri sudah lama mendambakan pindah ke Camp Nou. Ia bahkan secara terbuka menyatakan keinginannya untuk bermain bersama Lamine Yamal. Kabar ini semakin kuat setelah agen sekaligus kakak Rashford dilaporkan terbang ke Spanyol untuk berbicara langsung dengan pihak Barcelona. Rashford disebut hanya menginginkan Barcelona, menunjukkan tekad kuatnya untuk memulai babak baru di Spanyol.
Kesimpulan
Jadi, alasan Barcelona merekrut Marcus Rashford yang ‘terbuang’ dari Manchester United ini bukan tanpa dasar. Ada kombinasi antara kebutuhan taktis mendesak di lini serang kiri, strategi finansial yang cerdas melalui skema pinjaman dengan opsi pembelian, serta keinginan kuat dari sang pemain dan restu dari pelatih Hansi Flick.
Barcelona memang mengambil sedikit risiko, tapi di usia 27 tahun, Marcus Rashford diyakini masih memiliki potensi besar untuk bersinar di La Liga dan Liga Champions. Apakah kepindahannya ke Camp Nou akan menjadi babak baru yang sukses dan mengembalikan performa terbaiknya? Hanya waktu yang akan menjawabnya. Kita tunggu saja kiprah Marcus Rashford di tanah Spanyol!