Yogyakarta, zekriansyah.com – Dunia sepak bola Asia sedang hangat-hangatnya. Belum juga tiba hari pertandingan, tensi antara Timnas Indonesia dan Timnas Irak sudah meninggi. Kali ini, bukan soal strategi di lapangan, melainkan drama di balik meja Federasi Sepak Bola Asia (AFC). Kabar terbaru menyebutkan bahwa Federasi Sepak Bola Irak (IFA) melayangkan protes keras kepada AFC. Kira-kira, ada apa ya? Apa sih alasan Irak protes AFC jelang lawan Timnas Indonesia di babak krusial Kualifikasi Piala Dunia 2026 ini? Yuk, kita bedah tuntas agar kamu tidak ketinggalan informasinya!
Federasi Sepak Bola Irak Ajukan Protes ke AFC Terkait Perubahan Jadwal Laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Melawan Indonesia, Diduga Mengganggu Waktu Pemulihan Pemain.
Awal Mula Drama: Perubahan Jadwal yang Mengagetkan
Semua bermula dari jadwal pertandingan yang sejatinya sudah ditetapkan. Laga antara Irak dan Timnas Indonesia pada putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, Grup B, awalnya dijadwalkan berlangsung pada Sabtu, 11 Oktober 2025, pukul 18.00 waktu setempat. Pertandingan penting ini akan digelar di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, Arab Saudi.
Namun, angin berubah setelah PSSI, sebagai federasi sepak bola Timnas Indonesia, mengajukan permintaan khusus kepada AFC. PSSI beralasan bahwa skuad Garuda butuh waktu pemulihan yang lebih panjang. Mengapa? Karena sebelumnya, Timnas Indonesia harus menghadapi tuan rumah Arab Saudi pada 8 Oktober 2025. Waktu istirahat yang mepet dikhawatirkan bisa mengganggu performa para pemain.
AFC kemudian mengabulkan permintaan PSSI. Alhasil, waktu kick-off laga Irak vs Indonesia pun dimundurkan secara signifikan menjadi pukul 22.30 waktu setempat, atau sekitar pukul 02.30 WIB dini hari pada 12 Oktober 2025. Nah, keputusan inilah yang memicu reaksi keras dari kubu Irak.
Mengapa Irak Merasa Dirugikan? Fokus pada Waktu Pemulihan Pemain
Perubahan jadwal yang terkesan sepele ini ternyata punya dampak besar bagi Irak. Federasi Sepak Bola Irak (IFA) merasa sangat dirugikan dengan jadwal baru tersebut. Presiden IFA, Adnan Dirjal, bahkan langsung angkat bicara dan melayangkan protes resmi.
Alasan utamanya jelas: pemulihan pemain! Dengan kick-off yang terlalu malam, waktu istirahat para pemain Irak menjadi jauh lebih singkat. Padahal, mereka sudah ditunggu lawan berat berikutnya, Arab Saudi, pada 14 atau 15 Oktober 2025. Itu artinya, hanya ada jeda sekitar tiga sampai empat hari saja!
Waktu istirahat yang terpangkas ini dikhawatirkan akan sangat memengaruhi kondisi fisik dan kesiapan mental para pemain berjuluk Singa Mesopotamia. Mereka menilai keputusan AFC tidak mempertimbangkan kepentingan dan persiapan tim mereka sama sekali.
Adnan Dirjal menjelaskan secara gamblang keluh kesahnya:
“Terkait play-off Asia, Asosiasi Sepak Bola Irak awalnya keberatan dengan waktu pertandingan melawan Indonesia. AFC memutuskan pertandingan dimulai pukul 18.00, dan kami keberatan dengan hal itu. Tim nasional Indonesia meminta agar pertandingan dilaksanakan pukul 22.30, dan kami keberatan dengan waktu tersebut karena berdampak negatif terhadap waktu istirahat tim Irak sebelum menghadapi Arab Saudi.”
Jelas sekali, kekhawatiran terbesar Irak adalah potensi kelelahan yang bisa menjadi bumerang di laga-laga krusial.
Usulan Kompromi dari Singa Mesopotamia
Melihat kondisi ini, Irak tidak hanya protes. Mereka juga mengajukan solusi. Melalui Adnan Dirjal, IFA mengusulkan agar semua pertandingan, termasuk duel melawan Timnas Indonesia, digelar pada pukul 20.00 waktu setempat.
Menurut Irak, jadwal pukul 20.00 merupakan titik tengah yang adil dan bisa menjunjung tinggi asas kesetaraan bagi semua tim yang berkompetisi. Ini menunjukkan bahwa Irak tidak hanya ingin menang sendiri, tetapi juga mencari solusi yang bisa diterima bersama demi integritas kompetisi.
Sampai artikel ini ditulis, AFC belum memberikan pernyataan resmi terkait respons mereka terhadap usulan kompromi dari Irak ini. Pihak Indonesia sendiri, melalui Ketua PSSI Erick Thohir, sebelumnya memang telah menjelaskan bahwa perubahan jadwal adalah untuk waktu pemulihan tim, terutama karena perjalanan jauh dan perbedaan waktu.
Pertaruhan Besar di Grup Neraka Kualifikasi Piala Dunia 2026
Laga ini memang sangat penting, tidak hanya bagi Indonesia dan Irak, tetapi juga Arab Saudi. Grup B pada putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia ini bisa dibilang “grup neraka” karena persaingan ketat memperebutkan satu tiket otomatis menuju Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.
Sistem kualifikasi menyatakan bahwa hanya juara grup yang berhak melaju otomatis. Jika hanya finis di posisi runner-up, tim harus kembali berjuang melalui babak kelima kualifikasi, bahkan mungkin menghadapi tim dari benua lain. Sementara itu, tim yang finis sebagai juru kunci otomatis akan terhenti langkahnya.
Melihat betapa krusialnya pertandingan ini, tak heran jika Irak juga sudah mempersiapkan diri dengan matang. Mereka bahkan berencana menambah laga uji coba, termasuk tampil di King’s Cup Thailand pada awal September 2025 dan menjadwalkan tiga pertandingan persahabatan tambahan. Semua ini demi memastikan para pemain mereka berada dalam kondisi prima saat menghadapi lawan-lawan tangguh seperti Indonesia dan Arab Saudi.
Menanti Keputusan Adil AFC
Protes Irak ini menunjukkan betapa detail kecil seperti waktu kick-off bisa berdampak besar pada persiapan dan performa tim di level kompetisi tertinggi. Baik Indonesia maupun Irak sama-sama menginginkan kondisi terbaik untuk meraih hasil maksimal.
Kita tunggu saja bagaimana AFC akan menanggapi protes dan usulan kompromi dari Irak ini. Semoga ada keputusan yang adil dan bisa diterima oleh semua pihak, sehingga persaingan di lapangan bisa benar-benar murni menguji kemampuan, bukan terganggu oleh masalah non-teknis. Laga Timnas Indonesia vs Irak dipastikan akan menjadi sorotan utama di bulan Oktober nanti!